Notification

×

Iklan

Iklan

Jusuf Kalla Kritik Nadiem Makarim, Mendikbud Tak Pernah ke Daerah-Jarang Ngantor

Minggu, 08 September 2024 | Kali Dibaca Last Updated 2024-09-08T13:45:21Z
Advertisement

Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
Jusuf Kalla Kritik Nadiem Makarim,Pak JK,Jusuf Kalla,Pendidikan,Kemendikbud,Kemendikbudristek,Mendikbud,Nadiem Makarim
Jusuf Kalla (Foto: TV Parlemen)
SAFAHAD Technology - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), yang menjabat di pemerintahan ke-10 dan ke-12, telah menyuarakan keprihatinan mengenai kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. JK menyoroti bahwa Nadiem jarang mengunjungi daerah regional dan sering tidak hadir di kantornya.

Dalam diskusi tentang pendidikan yang ditayangkan melalui kanal YouTube TV Parlemen pada 8 September 2024, JK memulai dengan mengulas tokoh-tokoh berpengaruh dalam sejarah pendidikan Indonesia, menyebutkan nama-nama terkenal seperti Ki Hajar Dewantoro dan Soemantri.

"Ada orang, the man behind the gun. Kalau perusahaan, CEO. Dari daftar, siapa menteri pendidikan selama ini. Pak Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, mendirikan taman siswa. Itu cikal bakal dari prinsip pendidikan kita. Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Fuad, semua orang hebat di bidang pendidikan," ujar JK saat menjadi pembicara diskusi bertema pendidikan disiarkan di kanal YouTube TV Parlemen, dilihat Minggu (8/9/2024).
JK menyebutkan tokoh-tokoh itu memiliki latar belakang kuat di bidang pendidikan. Dia juga mengulas menteri pendidikan terakhir sebelum Nadiem, Anies Baswedan.

"Ada Pak Juwono, Abdul Malik Fadjar, semua ahli-ahli pendidikan. Ada Muhadjir, ada Pak Nuh Rektor ITS, ada Anies Rektor Universitas Paramadina," katanya.

JK menekankan bahwa tidak seperti pendahulunya, Nadiem kurang pengalaman di bidang pendidikan itu sendiri. Lebih lanjut, ia menggarisbawahi keprihatinan mengenai Nadiem yang tak pernah mengecek ke daerah hingga jarang ke kantor.

Baca Selengkapnya, Pages/Halaman 2
"Ada kemudian Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman guru, bidang pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor," ujarnya.

JK kemudian mengibaratkan struktur pemerintahan yang mirip dengan dinamika kepemimpinan perusahaan, di mana pimpinan atau CEO sebagai tonggaknya.

"Ini kementerian, (namanya) sekarang panjang, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi, luas sekali, banyak sekali, dipimpin orang yang jarang ke kantor," ujar JK.

"Minta maaf ya, karena saya minta ketemu tapi ketemu di apartemen. Saya katakan aja supaya yang ke depan jangan begitu pilih menteri. Karena bagaimana, berapa puluh anggaran dikasih kalau CEO-nya begini, bagaimana bisa jadi," imbuh dia.

Editor: Abdul Hamid

CLOSE