Category: Sholat Sunnah

  • Adakah Sholat Lailatul Qodar yang Dilakukan usai Tarawih dan Witir? Ini Kata Buya Yahya

    SAFAHAD Technology - Adakah shalat lailatul qadar yang dilakukan setelah shalat tarawih dan witir?. Lailatul qadar merupakan satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, yang dalam Al-Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
    Tangkapan layar kanal YouTube Al-Bahjah TV
    SAFAHAD Technology – Adakah shalat lailatul qadar yang dilakukan setelah shalat tarawih dan witir?. Lailatul qadar merupakan satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, yang dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

    Lailatul qadar menjadi malam spesial di bulan Ramadhan yang paling ditunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Lailatul qadar terjadi pada satu malam di sepuluh akhir Ramadhan.

    Di waktu ini, banyak masyarakat yang berlomba-lomba mengamalkan shalat sunnah agar mendapatkan lailatul qadar pada malam-malam tertentu. Lantas, adakah sholat lailatul qadar yang dilakukan setelah sholat tarawih dan witir?

    Dilansir dari Serambinews.com pada Jumat (14/4/2023) dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, pendakwah asal Cirebon sekaligus pengasuh pondok pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya menegaskan bahwa sholat lailatul qadar itu tidak ada.



    “Tidak ada shalat lailatul qadar, yang ada adalah shalatlah Anda agar dapat lailatul qadar. Perbanyaklah Anda sholat agar mendapatkan lailatul qadar,” jelas Buya Yahya.

    Buya Yahya juga mengatakan untuk memperbanyak shalat di malam-malam Ramadhan untuk mendapatkan kemuliaan lailatul qadar. “Tidak ada shalat lailatul qadar, yang ada hanyalah perbanyaklah anda shalat di malam-malam ramadhan agar anda dapat lailatul qadar,” tegasnya.

    Jika Anda sudah selesai shalat tarawih dan witir, dan jika anda ingin menambahkan shalat, shalatlah apa saja. Kata Buya, semoga dengan


    shalat sunnah itu anda bisa mendapatkan Lailatul Qadar.

    “Kalau anda tarawih sudah, witir sudah, kalau anda ingin menambahkan shalat, shalatlah apa saja. Semoga dengan itu anda mendapatkan lailatul qadar ,” sambungnya.

    Shalat- shalat sunnah apapun hendaknya bisa dilakukan, tetapi yang paling utama adalah shalat Isya dan sholat subuh berjamaah.

    “Tentunya yang paling utama adalah sholat Isya berjamaah, subuh berjamaah disusul tingkatan terbaiknya adalah shalat ba’diyah Isya, sholat qobliyah Subuh. Kemudian rangking selanjutnya adalah witir, witir satu tingkat dengan qobliyah subuh. Baru kemudian sholat-sholat tarawih dan witir tadi,” terang Buya Yahya.

    Ibadah-ibadah tersebut diharapkan untuk mendapatkan lailatul qadar, sebab lailatul qadar disembunyikan oleh Allah.

    “Lakukan itu semua untuk mendapatkan lailatul qadar, sebab lailatul qadar disembunyikan oleh Allah , jadi gak ada istilah shalat lailatul qadar tapi shalatlah anda untuk dapat lailatul qadar, Wallahualam Bissawab,” pungkasnya.

    Perbanyak Tahajud, Buya Yahya Ungkap Lakukan 3 Ibadah Ini InsyaAllah Bisa Gapai Malam Lailatul Qadar

    Buya Yahya mengungkap setidaknya ada tiga ibadah yang apabila rutin dilaksanakan pada malam hari, atas kehendak Allah SWT, nantinya orang tersebut mendapat Lailatul Qadar.

    Salah satu keistimewaan yang paling diharapkan oleh seluruh umat Muslim saat bulan suci Ramadhan adalah bisa meraih malam Lailatul Qadar. Malam Lailatur Qadar ini terjadi pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.

    Sejumlah umat Muslim pun memotivasi kembali semangat ibadahnya pada waktu-waktu tersebut dengan memperbanyak shalat malam, dzikir, serta doa bersama.

    Selain itu, masih banyak ibadah lainnya yang bisa anda kerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan untuk menggapai malam Lailatul Qadar. Menurut Buya Yahya, amalam ini memiliki kemungkinan besar mendapatkan malam seribu bulan tersebut.

    Sebagaimana dilansir dari Kanal YouTube Al-Bahjah TV Jumat (7/4/2023), Buya Yahya mengatakan, setidaknya ada tiga ibadah yang apabila rutin dilakukan pada malam hari bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.

    Ibadah pertama adalah tarawih, kedua tahajud dan ketiga membaca Al-Qur’an. Selain rutin melakukan ketiga ibadah tersebut, sebisa mungkin jauhkan diri anda dari hal-hal maksiat.

    Untuk menggapai malam Lailatul Qadar, seseorang tidak harus menunggu semalaman. Artinya, Anda diharuskan tidur dahulu setelah melaksankan shalat tarawih lalu bangun di sepertiga malam untuk melaksanakan shalat tahajud.

    Saat melaksanakan tahajud, lakukanlah sebanyak mungkin atau jumlah rakaat lebih banyak dari hari-hari biasanya. “Cara menghidupkan tidak anda harus semalam, suntuk. Paling tidak begini anda shalat tarawih, istirahat, anda bangun malam tahajud,” kata Buya.

    Sambung Buya, semakin rindu seseorang terhadap malam Lailatul Qadar dan ia ingin meraihnya, maka harus terus melakukan ibadah sebanyak mungkin. “Semakin rindu semakin banyak ( tahajudnya), di luar Ramadhan mungkin anda hanya 5 rakaat tahajudnya,” imbuh Buya.

    Selain itu, apabila seseorang setelah selesai melaksanakan shalat tarawih, hidupkan malam-malam tersebut dengan membaca Al-Qur’an sebelum ia pergi beristirahat dan melanjutkan tahajud nantinya.

    Apabila ketiga hal tersebut dilakukan, Buya mengatakan Anda akan mendapat Lailatul Qadar. “Tarawih selesai, karena Ramadhan saya akan tambah dengan sedikit baca Al-Qur’an, anda dapat Lailatul Qadar,” tegas Buya.

    Selain itu, kita juga harus menghindari sesuatu yang sekiranya dapat menjauhkan diri dengan rahmat Allah, salah satunya dengan tontonan. Mulailah untuk meninggalkan tontonan-tontonan yang berbau maksiat.

    “Dan hindari sesuatu yang menjauhkan Anda dari rahmat Allah, tontonan kita rubah, mungkin semuanya yang menjadikan maksiat kita tinggalkan, anda mendapat Lailatul Qadar. Kalau sudah Anda mendapatkan itu, mendapatkan lebih dari seribu bulan” imbuhnya.

    Terakhir Buya mengatakan, malam Lailatul Qadar itu disembunyikan oleh Allah, tidak ada satu manusai pun yang tahu kapan datangnya. Hanya saja kita bisa berusaha untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan penuh kerinduan dan menjaga malam Ramadhan dengan melakukan ibadah di setiapnya.

    “Jadi intinya Lailatul Qadar disembunyikan oleh Allah dan siapapun boleh mendapatkannya asalkan dia merindukan dengan rindu yang sesungguhnya kemudian dia menunggu Lailatul Qadar tersebut,”

    “Kalau kita disetiap malam menjaga Lailtaul Qadar, maka kita akan mendapatkannya, sungguh Allah maha kasih dengan hambanya,” pungkas Buya.[Tribunnews]

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • Gerhana Matahari 20 April 2023, Ini Tata Cara Sholat dan Niatnya

    SAFAHAD Technology - Salah satu fenomena langka gerhana matahari 2023 akan teramati di Indonesia pada 20 April 2023 mendatang.
    ilustrasi Shalat Gerhana
    SAFAHAD Technology – Salah satu fenomena langka gerhana matahari 2023 akan teramati di Indonesia pada 20 April 2023 mendatang. Bagi muslim dapat menunaikan salat gerhana matahari dengan tata cara berikut.

    Gerhana matahari yang akan teramati dalam waktu dekat adalah gerhana matahari hibrida. Gerhana jenis ini adalah fenomena langka yang biasanya terjadi hanya satu kali gerhana per dekade.

    Gerhana matahari hibrida bisa diamati di sebagian besar wilayah Indonesia, kecuali sebagian utara Provinsi Aceh. Nantinya, gerhana yang melewati Indonesia adalah gerhana matahari total dan gerhana matahari sebagian, seperti dilansir dari detikEdu, Rabu (12/4/2023).

    Dalam Islam, Rasulullah SAW menganjurkan amalan salat gerhana matahari ketika muslim dapat melihat fenomena langit tersebut secara langsung.

    فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ

    Artinya: “Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan salat.” (HR Bukhari)




    Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga menegaskan pengamalan salat gerhana untuk mengimani tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Hal ini diceritakan istri Rasulullah SAW yakni ‘Aisyah RA,

    إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

    Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat, dan bersedekahlah.” (HR Bukhari)

    Disebutkan dalam Kitab Fiqh Al-‘Ibadat, ‘Ilmiyyan ‘Ala Madzhabi Al-Imam Asy-Syafi’i karya Alauddin Za’tari, hukum salat gerhana adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan pengerjaannya. Dengan catatan, fenomena gerhana yang dijadikan acuan dapat disaksikan langsung oleh mata telanjang bukan melalui hasil hisab.

    “Rasulullah SAW mengaitkan perintah dengan sholat, doa, zikir, dan


    istigfar melalui penglihatan mata secara langsung bukan berdasarkan alat hisab atau perhitungan,” bunyi keterangan dari buku Panduan Sholat Rasulullah 2 oleh Imam Abu Wafa.

    Selanjutnya, Tata Cara Salat Gerhana Matahari dan Bacaan Niatnya

    Tata Cara Salat Gerhana Matahari dan Bacaan Niatnya

    1. Niat

    Salat gerhana matahari dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Bacaan niat yang dilafalkan yakni sebagai berikut,
    أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
    Bacaan latin: Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta’ala

    Artinya: “Saya niat salat sunnah gerhana matahari sebagai imam atau makmum karena Allah SWT.”
    2. Takbiratul ihram
    3. Membaca doa iftitah dan dilanjutkan dengan taawudz serta surah Al Fatihah dengan lantang
    4. Membaca surah Al-Baqarah atau surah lain dengan bacaan panjang yang sama dibaca dengan lantang
    5. Kemudian rukuk sambil memanjangkannya
    6. Kemudian bangkit dari rukuk (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd,”
    7. Setelah i’tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama yakni membaca surah Al-Fatihah dan surah Ali Imran
    8. Rukuk kembali yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya
    9. Bangkit dari rukuk dan i’tidal yang kedua
    10. Sujud yang panjangnya selama rukuk pertama
    11. Duduk di antara dua sujud
    12. Sujud kedua yang panjangnya selama rukuk kedua
    13. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Pada rakaat kedua dianjurkan membaca surah An-Nisa dan surah Al-Maidah
    14. Salam
    15. Dianjurkan mendengarkan 2 khotbah tausiyah

    Salat gerhana bisa dilakukan oleh pria ataupun wanita. Namun, ada kebolehan bagi wanita muslim untuk mengerjakan tata cara salat gerhana matahari sendirian di rumah seperti pendapat dari Fadhilatusy Syekh Muhammad ibnu Shalih al Utsaimin dalam Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin.[Detik.com]

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ