Category: Puasa Ramadhan

  • Penjelasan Buya Yahya Niat Puasa Senin Kamis Digabung dengan Qadha Ramadhan

    Niat Puasa Senin Kamis,Niat Puasa Kamis,Niat Puasa Qadha Ramadhan,Niat Puasa Sunnah Kamis,Niat Puasa Qadha,Ramadhan,Puasa Ramadhan,Puasa Ganti Ramadhan,Puasa,Islam,Niat Puasa Ganti Ramadhan,Puasa Ganti,Niat Puasa Ganti,Buya Yahya,Puasa Senin Kamis,Niat Mengganti Puasa Ramadhan dan Senin Kamis,Niat Puasa Senin Kamis dan Mengganti Puasa Ramadhan,Niat Puasa Ganti Sekaligus Puasa Senin Kamis,Niat Puasa Qadha Ramadhan dan Puasa Senin Kamis,Niat Puasa Qadha dan Senin Kamis,Niat Puasa Senin Kamis dan Ganti,Puasa Senin Kamis Niat
    Niat Puasa Ganti Ramadhan
    SAFAHAD Technology – Penceramah Buya Yahya membahas tentang hukum niat puasa Senin Kamis jika digabungkan dengan puasa yang diwajibkan, termasuk Qadha Puasa Ramadhan.

    Ia mengungkap bahwa menggabungkan niat puasa sunnah yang satu dan lainnya adalah diperbolehkan atau mubah. Namun, ia menegaskan bahwa untuk puasa wajib seperti utang Ramadhan dan puasa nazar, tidak bisa digabungkan dalam niatnya dengan puasa sunnah, termasuk Puasa Senin Kamis.

    Saat ini kita berada di bulan Rabiul Akhir 1446 Hijriyah, yang merupakan bulan keempat dalam kalender Islam. Seperti halnya bulan-bulan lain, Rabiul Akhir juga memiliki amalan sunnah yaitu Puasa Senin Kamis.




    Buya Yahya menjelaskan bahwa jika ada puasa sunnah lain yang jatuh pada hari Senin atau Kamis, maka boleh untuk menggabungkannya dengan Puasa Senin Kamis. Hal ini boleh karena digabung antara satu jenis sunah dan sunah lainnya diperkenankan.

    “Sunnah yang dikumpulkan dalam puasa boleh digabung, kalau sholat tidak. Namun kalau puasa sunnah digabung dengan puasa fardhu tidak boleh,” kata Buya Yahya sebagaimana dikutip SafahadTech.my.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

    Umat Islam yang menjalankan beberapa puasa sunnah sekaligus akan mendapatkan pahala ganda atau lebih tergantung jumlah puasa sunnah yang digabungkan.

    Baca Selengkapnya, Pages / Halaman 2

    Di sisi lain, mencampurkan niat antara puasa wajib dan puasa sunnah hukumnya harus tetap terpisah. Misalnya pada 10 Muharram ketika seseorang ingin menjalani kedua puasa Asyura serta qadha hutang Ramadhan secara bersamaan itu tidak diperbolehkan.

    “Namun, jika ada yang ingin qadha puasa Ramadhan pada tanggal 10 Muharram, bayar saja utang tanggal 10 itu dengan niat bayar utang Ramadhan, sah,” kata Buya Yahya.

    Dengan demikian, akan mendapatkan pahala atas qadha atau pelunasan puasa sekaligus memperoleh ganjaran dari puasa Asyura serta puasa Senin Kamis.

    Meski begitu, dalam pelaksanaannya tidak perlu menyertakan niat untuk puasa sunnah; cukup dengan niat qadha saja. Buya Yahya menjelaskan bahwa pengucapan niat puasa tidak harus dilakukan secara lisan menggunakan lafadz dalam Bahasa Arab.

    “Kalau Anda ucapkan boleh-boleh saja, dipermudah saja, gara-gara diajari niat Bahasa Arab lalu tidak hafal kemudian tidak puasa nanti. Yang penting sebut nama puasanya misal Ya Allah hamba ingin puasa Kamis nanti, Allah sudah paham,” jelasnya.

    Waktu untuk melaksanakan niat dimulai saat maghrib sehari sebelum hari berpuasa atau malam sebelumnya. Ini dikarenakan waktu maghrib menandai masuk waktu berikutnya dalam aturan Islam.

    Baca Selengkapnya, Niat Qadha Puasa Ramadhan dan Niat Puasa Senin Kamis

    Untuk berniat puasa Asyura, Buya Yahya memberikan contoh dengan langsung menyebutkan puasanya di dalam hati: “Aku niat Puasa Asyura”. Bagi yang terbiasa melafazkannya juga diperbolehkan mengucapkan sesuai lafadz yang ada pada artikel ini.

    Sementara itu, cara mencampurkan niat antara puasa sunnah. misalnya Puasa Asyura dan Puasa Senin Kamis cukup disebut satu per satu.

    Niat Qadha Puasa Ramadhan

    Bacaan Niat Qadha Puasana:

    نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى


    Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

    Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

    Niat Puasa Senin Kamis

    Niat Puasa Hari Senin:

    نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


    Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa’ala

    Artinya: “Saya berniat untuk berpuasa pada hari Senin, sunah karena Allah Ta’aalaa.”

    Niat Puasa Hari Kamis:

    نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


    Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta’ala

    Artinya: “Saya berniat untuk berpuasa pada hari Kamis, sunah karena Allah Ta’aalaa.”

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Editor: Abdul Hamid

  • Rekomendasi Waktu yang Cocok untuk Olahraga Saat Puasa

    Saat berpuasa, olahraga rutin tetap harus dilakukan agar menjaga kebugaran tubuh dan tetap sehat terutama selama menjalankan ibadah puasa.
    Ilustrasi Olahraga (SAFAHAD)
    SAFAHAD Technology – Saat berpuasa, olahraga rutin tetap harus dilakukan agar menjaga kebugaran tubuh dan tetap sehat terutama selama menjalankan ibadah puasa. Namun kapan waktu yang tepat berolahraga agar tidak kelelahan dan akhirnya tidak kuat puasa?

    Puasa bukan berarti waktunya bermalas-malasan dan tidur saja untuk menunggu jam berbuka puasa, namun olahraga yang tepat juga perlu dilakukan di jam yang tepat. Yaitu pada pagi hari setelah sahur hingga jam 6 pagi, paling tidak 30 menit digunakan untuk olahraga di antara waktu itu,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim, Nugroho Kuncoro Yudho, Sabtu 23 Maret 2024.

    Lanjutnya, bisa juga berolahraga jam 5 sore ketika menunggu waktu berbuka atau jam 9 malam setelah selesai sholat tarawih. “Olahraga juga barus dilakukan secara teratur yaitu 3 sampai 5 kali per minggu. Intensitas olahraga yaitu kategori ringan atau 40-60% dari Denyut Nadi Maksimal.




    Cara menghitungnya, pertama kurangi usia saat ini dengan angka 220. Misalnya jika kita berusia 20 tahun, maka, batas maksimal denyut nadi saat berolahraga adalah 200 kali per menit,”ucapnya.

    Kedua, hitung intensitas batas maksimal denyut nadi dikalikan dengan batas atas dan batas bawah denyut nadi maksimal, maka, hasilnya menjadi 80 kali per menit (0,4×200) dan 120 kali per menit (0,2×200).

    “Sehingga, jika berusia 20 tahun dan ingin berolahraga dengan intensitas ringan, batas denyut nadi saat olahraga adalah 100-140 kali per menit. Olahraga yang bisa dilakukan jalan santai, joging, bersepeda, atau jika terlatih bisa melakukan renang, senam, aerobik, basket, bulutangkis, sepakbola dan jenis olahraga lainnya yang menggunakan alat,” bebernya.

    Sumber:

  • https://www.matakalteng.com/kesehatan/2024/03/23/ini-waktu-yang-pas-untuk-olahraga-saat-puasa
  • Niat Puasa Ganti Ramadhan dan Persiapan yang Harus Diperhatikan

    Bulan suci Ramadhan sudah dekat dan sebagai umat Islam, kita harus mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan ini.
    Niat Puasa Ganti Ramadhan
    SAFAHAD Technology – Bulan suci Ramadhan sudah dekat dan sebagai umat Islam, kita harus mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan ini. Salah satu kewajiban yang perlu diperhatikan adalah membayar hutang puasa Ramadhan. Bagi mereka yang tidak dapat menyelesaikan puasanya, menggantinya adalah amalan yang dianjurkan bahkan diwajibkan.

    Puasa Ramadan sebagai Rukun Islam

    Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dipatuhi oleh setiap umat Islam. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

    Niat Puasa Ganti Ramadan

    Penting bagi mereka yang ingin menggantikan puasa Ramadhan untuk sangat berhati-hati. Menurut Mazhab Syafi’i, orang yang mengganti puasa Ramadhan hendaknya menyebutkan niatnya untuk berpuasa pengganti Ramadhan di malam hari.

    Bacaan niat tersebut berbunyi: “Nawaitu shauma ghadin ‘an qadh’I fardhi syahri Ramadhna lillhi ta’l,” yang artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”



    Tips untuk Berpuasa dengan Aman

    Selain puasa yang benar, kesehatan fisik juga harus diperhatikan agar puasa berjalan tanpa masalah. Berikut beberapa tip untuk membantu Anda berpuasa dengan aman:

    1. Makan Sedikit-sedikit: Pilih makanan ringan namun bergizi. Hindari makan berlebihan saat berbuka puasa dan sahur.

    2. Jaga pola minum: Perbanyak minum air putih di saat sahur dan berbuka puasa. Hindari minuman yang mengandung banyak kafein dan gula.

    3. Makan cukup protein: Pilihlah sumber protein yang baik untuk menjaga energi dan stamina selama berpuasa.

    4. Lakukan olahraga ringan: Jaga kesehatan tubuh dengan melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau bersepeda.

    5. Jangan makan berlebihan saat buka puasa: Hindari makan berlebihan dan pilihlah makanan sehat yang memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

    Mengganti puasa Ramadhan merupakan suatu kewajiban agama, dan baik untuk menjaga kesehatan. Dengan niat yang tulus dan persiapan yang baik, umat Islam dapat mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat. Semoga Allah Ta’ala menerima puasa kita.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • Manfaat Berpuasa untuk Kesehatan Menurut Islam

    SAFAHAD Technology - Puasa tidak hanya menahan rasa haus dan lapar, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh Anda.
    ilustrasi Manfaat Berpuasa untuk Kesehatan Menurut Islam
    SAFAHAD TechnologyPuasa tidak hanya menahan rasa haus dan lapar, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh Anda.

    Dikutip dari buku Qur’an vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik, karya Ramadhani dkk menjelaskan, Ada banyak manfaat puasa yang mungkin belum banyak diketahui orang. Ternyata puasa bisa menyembuhkan penyakit tertentu, salah satunya radang sendi.

    Selain itu, ibadah puasa juga dapat membantu orang yang sakit cepat sembuh dan pulih. Khusus untuk penyakit tertentu, seperti diabetes yang sudah ketergantungan insulin, jelas tidak bisa berpuasa karena harus menggunakan insulin secara teratur.




    Namun, puasa dapat menghidupkan kembali insulin dalam tubuh. Untuk penyakit seperti seperti tuberkulosis, radang sendi, pencernaan, lupus, dan penyakit kulit, puasa akan membantu proses penyembuhan.

    Dikutip dari laman Health Line, puasa juga dapat membantu mengurangi peradangan, puasa juga dapat membantu mencegah gangguan neurodegeneratif.

    Secara khusus, penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa puasa dapat melindungi dan meningkatkan hasil untuk kondisi seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson, sehingga puasa telah terbukti memiliki


    banyak manfaat kesehatan, mulai dari penurunan berat badan hingga peningkatan fungsi otak.[AbdulHamidInfo]

  • Doa Berbuka Puasa serta Dalilnya

    SAFAHAD Technology - Pada saat memulai aktivitas dianjurkan membaca basmalah. Dalam beberapa amalan tertentu, terdapat doa yang telah diajarkan Rasulullah.

    ilustrasi Doa Berbuka Puasa serta Dalilnya

    SAFAHAD Technology – Pada saat memulai aktivitas dianjurkan membaca basmalah. Dalam beberapa amalan tertentu, terdapat doa yang telah diajarkan Rasulullah. Hal ini disampaikan dari riwayat hadits, termasuk doa buka puasa.

    Namun ada lebih dari satu versi terkait doa buka puasa yang ada dimasyarakat. Hal ini terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama. Ada banyak kemungkinan. Salah satu kemungkinan Rasulullah pada satu amalan tertentu mengucapkan doa yang berbeda. kemudian diriwayatkan dengan jalur periwayatan yang berbeda.

    Jika demikian, status kekuatan riwayat masing-masing diverifikasi terlebih dahulu. Jika status kekuatan riwayat tersebut sama shahihnya, boleh memilih mana yang ingin diamalkan.




    Namun apabila terdapat hadist dengan status shahih dan yang lain dhaif, maka pilihan yang terbaik yang akan diamalkan berdasarkan hadits yang memiliki riwayat shahih.

    Di Indonesia, masyarakat lebih populer dengan lafadz doa buka puasa berdasarkan riwayat Muadz bin Zuhrah, menyebutkan lafadz yang diucapkan Rasulullah ketika berbuka,

    اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
    “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan atas rizki-Mu aku berbuka.” (HR. Abu Daud, no. 2358)

    Doa ini selalu diajarkan di sekolah umum, di taman pendidikan al-Quran hampir di tiap masjid, dan berbagai majelis ilmu serta pengajian.

    Ada lagi lafadz doa buka puasa yang mirip namun redaksinya agak sedikit berbeda. Hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata ketika Rasulullah berbuka puasa mengucapkan,

    اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
    “Ya Allah, untuk-Mu kami berpuasa, dan atas rizki-Mu kami berbuka, maka terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (HR. Ath-Thabarani dalam kitab Mu’jamul Kabir, Ibnu Sunni dalam kitab Amalul Yaumi wal Lailati, 1/430, Ad-Daruquthi dalam kitab as-Sunan, 2/18)

    Dalam riwayat hadits tersebut terdapat nama Abdul Mulk bin Harus sebagai perawi. perawi ini dinilai para ulama, sebagai perawi yang Matruk, Muttaham bil kidzbi dan Wadh’ul hadits. dan status hadits diatas dinilai dha’if.

    Ada satu lagi lafadz doa buka puasa selain yang telah disebutkan diatas dan memiliki riwayat hadits yang lebih kuat. Begini bunyi lafadz nya

    ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إن شَاءَ الله

    Artinya: “Telah hilang rasa dahaga, telah basah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.” Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Umar radhyallahu ‘anhuma dan dikeluarkan oleh Abu Daud (no. 2357) An-Nasa-i (Sunan al-Kubra, 1/66) Ad-Daruquthni (no. 240) Al-Hakim (1/422) dan al-Baihaqi (4/239)

    Syaikh Nashiruddin al-Albani menilai hadits ini hasan (Misykatul Mashabih, 1/621, Shahih Abu Daud, 7/124, Irwa-ul Ghalil, 4/39, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, 2/855)

    Lalu, bagaimana dengan menggunakan lafadz doa buka puasa dari hadits yang lemah?
    Ranah ini sebenarnya memang ranah ikhtilaf, dimana seseorang boleh memilih pendapat yang diyakininya memiliki argumentasi paling kuat yang disertakan dengan hadits yang menyebutkan keutamaan doa orang yang berpuasa hingga ia berbuka.

    Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
    “Tiga doa yang tidak tertolak; (1) Doa pemimpin yang adil; (2) Doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka; (3) Doa orang yang terzalimi.” (HR. Ibnu Majah no. 1752, Tirmidzi no. 3595. Hadits ini anggap shahih oleh Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya no. 2408 dan dianggap hasan oleh Ibnu Hajar. Zaadul Ma’ad, 2/50).

    Ada juga hadits yang sejalan dari Abdullah bin Amru ia berkata, Rasulullah bersabda,

    إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
    “Sesungguhnya pada orang yang berpuasa ada doa yang tak tertolak.” (HR. Ibnu Majah no. 1753. Hadits ini dikuatkan dengan hadits sebelumnya yang telah disebutkan. Zaadul Ma’ad, 2/49-50).

    Berdasarkan hadist keutamaan doa orang yang berpuasa hingga ia berbuka, seorang Muslim diperbolehkan berdoa dengan lafadz apapun sesuai dengan hajat dunia & akhirat yang diminta kepada Allah Ta’ala.

    Mungkin ini jadi dasar penggunaan lafadz doa buka puasa dari hadist yang dhaif, yang diperbolehkan sebagian kalangan. selain itu, dilansir dari laman dakwah.id menyebutkan terkait doa buka puasa ini, beberapa ulama membolehkan penggunaan hadits dhaif ini.(fatwa.islamweb.net)

    Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanyakan terkait kedua lafadz doa buka puasa yang popular di tengah masyarakat. beliau mengakui salah satu doa tersebut memiliki dasar hadist dengan status dhaif. dan beliau berpendapat,

    وعلى كل حال فإذا دعوت بذلك أو بغيره عند الإفطار فإنه موطن إجابة

    “Walau bagaimanapun, jika engkau berdoa dengan lafal itu atau dengan lafal lainnya pada saat buka puasa, maka itulah tempat doa yang diijabahi.” (Majmu’ Fatawa wa Rasa-il, Syaikh Ibnu Utsaimin, 19/no. 341)

    Tampaknya Syaikh Ibnu Utsaimin lebih mengedepankan urgensi waktu mustajab untuk berdoa daripada polemik keshahihan riwayat lafal doa buka puasa. Meski demikian, mengamalkan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah dengan akurasi riwayat yang lebih kuat tentu itu lebih utama dan lebih mendekat kepada kebenaran.[Source]

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • Cara Mengatasi Kekurangan Cairan Tubuh saat Berpuasa

    SAFAHAD Technology - Meski berpuasa, cairan tubuh tetap harus tercukupi agar bisa beraktivitas seperti biasa.

    ilustrasi Tips agar Kebutuhan Cairan Mencukupi saat Berpuasa

    SAFAHAD Technology – Meski berpuasa, cairan tubuh tetap harus tercukupi agar bisa beraktivitas seperti biasa. Kekurangan 2% cairan tubuh dapat menyebabkan gangguan fungsi otak pada manusia, seperti berkurangnya konsentrasi dan kemampuan berpikir.

    Namun, bagaimana Anda memenuhi kebutuhan cairan Anda ketika Anda tidak makan atau minum selama hampir 14 jam? Berikut adalah tips untuk tetap terhidrasi selama puasa Ramadhan.
    1. Buka Puasa dengan air putih Saat tiba waktu berbuka
    Minumlah segelas air putih sebelum makan atau minum apapun. Dalam kondisi normal atau basal, tubuh kita membutuhkan 2 liter cairan per hari, atau setara dengan 8 gelas air per hari. Jika tidak keberatan, Anda bisa mengatur pola minum secara teratur, mulai dari buka puasa hingga sahur.
    Salah satu pola menjaga air saat puasa adalah dengan menerapkan konsep 242, 2 gelas saat buka puasa, 4 gelas saat malam, dan terakhir 2 gelas saat sahur.



    2. Hindari minuman manis yang berlebihan
    Minuman manis adalah salah satu penyebab utama dehidrasi. Tips selanjutnya untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi saat berpuasa adalah dengan menghindari konsumsi minuman manis yang berlebihan. Minuman manis dan dingin dapat membuat Anda merasa segar, tetapi juga dapat meningkatkan rasa haus, membuat Anda merasa kembung dan akhirnya dehidrasi.

    3. Kurangi kafein

    Perlu diketahui bahwa kafein dapat mengganggu jadwal tidur Anda. Selain itu, minuman berkafein juga bisa membuat Anda haus. Jadi, ganti teh atau kopi biasa dengan alternatif yang lebih sehat, seperti teh hijau atau herbal.
    4. Tingkatkan asupan buah dan sayuran

    Buah dan sayuran dikenal kaya akan nutrisi dan dapat membantu Anda tetap berenergi selama puasa Ramadhan. Cobalah berbuka puasa dengan sedikit buah dan sayuran segar setelah minum air putih. Ini akan membantu Anda merasa kenyang tanpa khawatir kembung.

    5. Pilih makanan yang tinggi kandungan air

    Makanan seperti mentimun, paprika, tomat, semangka, stroberi, apel, dan bayam membantu Anda tetap terhidrasi karena mengandung banyak air. Jadi saat buka puasa, buat salad dengan tomat, mentimun, dan paprika. Buat smoothie sahur dengan bahan menghidrasi seperti semangka atau stroberi.[Abdul Hamid Info]

  • Dahsyatnya Doa Sebelum Buka Puasa

    SAFAHAD Technology - Menjelang berbuka puasa merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Bahkan Allah Ta'ala tidak menolak doa tersebut.
    ilustrasi Berdoa
    SAFAHAD Technology – Menjelang berbuka puasa merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Bahkan Allah Ta’ala tidak menolak doa tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
    إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
    “Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah no. 1753)

    Juga hadits yang lain:
    عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ »
    Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga do’a yang tidak tertolak: Do’a pemimpin yang adil, do’a orang yang berpuasa sampai ia berbuka, do’a orang yang terzholimi.” (HR.Tirmidzi no. 3595, Ibnu Majah no. 1752. Ibnu Hibban mensahihkan hadist ini dalam shahihnya no. 2408 dan dihasankan oleh Ibnu Hajar. (Lihat catatan kaki Zaadul Ma’ad, 2: 50).
    Namun sangat disayangkan kebanyakan muslim tidak mengetahui. bahkan hanya memanfaatkan waktu menjelang berbuka puasa dengan ngabuburit.




    Satu jam menjelang azan maghrib, penduduk di Mekkah & Madinah sudah menjadi kebiasaan untuk berdoa mengharapkan kemudahan segala hajat dunia & akhirat. berdoa dengan syahdu dan penuh keyakinan hingga meneteskan air mata.

    Ya, berdoa meminta kepada Allah yang Maha Kaya…

    Sebaiknya kita bisa memanfaat waktu di bulan ramadhan semaksimalkan mungkin. minimal 10-15 menit menjelang azdan maghrib bahkan lebih, mulailah berdoa mengharapkan ridho-Nya dan segala kebaikan-Nya. Namun sebelum memulai, ada adab dalam berdoa yaitu puji-pujian kepada Allah Ta’ala (Dzikir) & bershalawat kepada Nabi.

    Karena Allah Ta’ala menggaransi bahwa doa-doa tersebut akan dikabulkan.


    Gunakanlah sebaik-baiknya dengan maksimal waktu kita di bulan ramadan ini saudara seiman.

    Kebenaran hanya milik-Nya, kekeliruan dan kesalahan datangnya dari mimin yang fakir ilmu. Silahkan share semoga artikel ini bermanfaat, jadi amal jariah dan diamalkan. Khususnya bagi mimin sendiri.[Abdul Hamid Info]


    والله أعلمُ

    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ