Category: Penyakit

  • Progeria: Penyakit Langka yang Mengakibatkan Penuaan Dini pada Anak, Bisakah Sembuh?

    Progeria,Sammy Basso,Sammy Basso Progeria,Profil Sammy Basso,Progeria Adalah,Penyakit Langka,Penyakit,Penyakit Progeria,Penyebab Penuaan Dini,Penyakit,Kesehatan,Progeria Syndrome,Progeria Sindrom,Hutchinson Gilford Progeria,Progeria Syndrome Adalah,Progeria Disease,Sindrom Progeria,Penyebab Progeria,Sindrome de Progeria,Progeria Disorder,Genetic Disease Progeria,What is Progeria,Symptoms for Progeria,Anak
    Meski menderita progeria sejak kecil, Sammy Basso menunjukkan semangat luar biasa. Dedikasinya dalam penelitian memberi harapan bagi banyak orang yang terkena penyakit ini. (doc: The Progeria Research Foundation)
    SAFAHAD Technology – Progeria merupakan kondisi genetik langka yang menyebabkan penuaan dini pada anak-anak. Apa saja penyebab dan gejalanya? Yuk, kita bahas di sini!

    Penyakit langka ini, dikenal sebagai sindrom penuaan dini, menarik perhatian dunia melalui sosok inspiratif seperti Sammy Basso. Baru-baru ini, dunia berduka atas wafatnya di usia 28 tahun. Kondisi ini tidak hanya merenggut nyawa tetapi juga meninggalkan kisah perjuangan yang menginspirasi jutaan orang.

    Apa Itu Penyakit Progeria?

    Progeria, atau Sindrom Progeria Hutchinson-Gilford, adalah penyakit genetik langka yang memicu terjadinya penuaan dini pada anak-anak. Menurut Cleveland Clinic, anak-anak dengan kondisi ini terlihat sehat pada awalnya namun mulai menunjukkan gejala penuaan antara usia satu hingga dua tahun. Tanda-tanda khas meliputi kerontokan rambut, kulit keriput, mata menonjol, serta pertumbuhan yang terhambat.




    Sayangnya, progeria juga dapat menyebabkan pengerasan arteri yang meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke di usia muda—seperti dilansir oleh MedlinePlus pada 9 Oktober 2024.

    Apa Penyebab Penyakit Progeria?

    Kondisi ini disebabkan oleh mutasi genetik dalam gen LMNA yang mempengaruhi struktur protein lamin A. Mutasi tersebut menghasilkan protein abnormal bernama progerin yang merusak sel-sel tubuh dan mempercepat proses penuaan. Menariknya lagi, mutasi ini hampir selalu terjadi secara spontan tanpa adanya riwayat keluarga penderita progeria sebelumnya.

    Dapatkah Penyakit Progeria Disembuhkan?

    Sayangnya, progeria adalah kondisi fatal dengan rata-rata harapan hidup sekitar 14.5 tahun. Komplikasi dari aterosklerosis seperti gagal jantung dan serangan jantung menjadi penyebab utama kematian penderita penyakit ini.

    Baca Selengkapnya, Apakah Progeria Bersifat Genetik?

    Meskipun begitu, beberapa individu yang mengidap penyakit ini dapat bertahan hingga awal 20-an, memberikan secercah harapan bagi keluarga yang berjuang.

    Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan di bidang penelitian telah menunjukkan perkembangan positif dalam mencari terapi yang bisa memperlambat proses penuaan dini. Meski demikian, saat ini belum ada obat definitif untuk progeria.

    Apakah Progeria Bersifat Genetik?

    Progeria adalah penyakit langka yang menyebabkan penuaan dini pada anak-anak dan sering memunculkan pertanyaan di kalangan orang tua serta masyarakat umum. Salah satu pertanyaan paling umum adalah: Apakah progeria dapat diturunkan?

    Penyakit ini disebabkan oleh perubahan genetik yang sangat jarang dan umumnya tidak diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Kemungkinan keseluruhan untuk memiliki anak dengan progeria sekitar 1 dari 4 juta.

    Dengan kata lain, kondisi tersebut lebih sering muncul akibat mutasi acak daripada faktor genetik yang diperoleh melalui warisan. Namun, setelah seseorang memiliki satu anak penderita progeria, peluang mereka untuk mendapatkan anak selanjutnya dengan kondisi serupa meningkat sebesar 2 hingga 3 persen.

    Mengapa hal itu terjadi? Ini berkaitan dengan suatu keadaan bernama mosaikisme. Mosaikisme merujuk pada situasi di mana sejumlah kecil sel dari orang tua membawa mutasi genetik penyebab progeria meskipun mereka sendiri tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut. Pada kasus seperti ini, kemungkinan mutasi itu dapat diteruskan kepada keturunannya ada.

    Baca Selengkapnya, Bagaimana Cara Mencegah Progeria?

    Bagaimana Cara Mencegah Progeria?

    Progeria timbul akibat mutasi genetik acak. Inilah salah satu alasan utama mengapa upaya pencegahan terhadap penyakit ini dianggap sulit dilakukan.

    Mutasi ini umumnya tidak diwariskan dari orang tua kepada anak, sehingga sulit untuk diprediksi. Banyak anak yang lahir dengan progeria terlihat sehat saat dilahirkan dan mulai menunjukkan gejala antara usia satu hingga dua tahun.

    Walaupun progeria biasanya tidak tidak memiliki riwayat keluarga, jika Anda telah memiliki seorang anak dengan kondisi ini, kemungkinan untuk memiliki anak lain dengan penyakit serupa sedikit meningkat.

    Meskipun hal ini mungkin menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua, penting untuk diingat bahwa peningkatan risiko tersebut tetap sangat rendah.

    Editor: Abdul Hamid

    Referensi:

  • https://www.liputan6.com/health/read/5743701/progeria-adalah-penyakit-langka-yang-menyebabkan-penuaan-dini-pada-anak-apakah-bisa-sembuh
  • Apa Itu Virus Oropouche yang Mewabah di Brasil? Berikut Gejala yang Perlu Diketahui

    Virus Oropouche,Wabah,Virus,Brasil,Penyakit,Lalat,Nyamuk,Kesehatan,Health Tips,Healthy Lifestyle Tips,Brasil,International,Apa Itu Virus Oropouche yang Mewabah di Brasil,Gejala Virus Oropouche
    Foto: REUTERS/Josue Decavele/Virus Oropouche bisa ditularkan ke manusia dari lalat dan nyamuk yang terinfeksi
    SAFAHAD TechnologyVirus Oropouche kini menjadi perhatian publik setelah Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan kasus kematian pertama terkait virus ini. Virus Oropouche dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan lalat dan nyamuk yang terinfeksi.

    Kematian akibat virus ini dilaporkan terjadi pada dua wanita di negara bagian Bahia, Timur Laut Brasil. Menurut pernyataan kementerian, “(Para wanita tersebut) berusia di bawah 30 tahun, tanpa penyakit penyerta, namun memiliki tanda dan gejala yang mirip dengan kasus demam berdarah yang parah,” seperti dikutip dari Al Arabiya News.

    Pada tahun 2024, lebih dari 7.000 kasus virus Oropouche telah dicatat oleh Kementerian Kesehatan Brasil. Sebagian besar laporan mengenai virus ini berasal dari dua wilayah utama: negara bagian Amazonas dan Rondonia.

    Sejarah Penemuan Virus Oropouche

    Meskipun belum banyak dikenal luas, virus Oropouche pertama kali teridentifikasi pada tahun 1955.




    Penemuan ini bermula ketika seorang pekerja hutan mengalami demam di suatu desa di Trinidad dan Tobago bernama Vega de Oropouche, dekat Sungai Oropouche.

    Berdasarkan informasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), wabah virus Oropouche telah tercatat terjadi di Brasil, Panama, dan Peru sebelum tahun 2000.

    Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, infeksi juga telah ditemukan di sejumlah negara lain di kawasan Amazon termasuk Bolivia, Kolombia, Ekuador, Guyana Prancis, Panama, dan Peru. serta Haiti; dimana satu anak dilaporkan terinfeksi pada tahun 2014.

    Pada akhir tahun 2023, virus Oropouche telah teridentifikasi sebagai penyebab wabah besar di daerah endemik serta wilayah baru di Amerika Selatan. Pada bulan Juni 2024, Kuba melaporkan kasus pertama yang dikonfirmasi dari infeksi virus Oropouche.

    Baca Selengkapnya, Gejala yang Ditimbulkan oleh Virus Oropouche Mirip dengan Demam Berdarah

    Gejala yang Ditimbulkan oleh Virus Oropouche Mirip dengan Demam Berdarah

    Gejala infeksi virus Oropouche memiliki kesamaan dengan gejala demam berdarah (DBD), chikungunya, Zika, dan malaria.

    Masa inkubasi untuk penyakit ini diperkirakan berlangsung antara 3 hingga 10 hari. Umumnya, infeksi dimulai dengan demam mendadak berkisar antara 38-40°C disertai sakit kepala yang sering kali parah, menggigil, mialgia, dan artralgia.

    Kemudian akan muncul tanda dan gejala lain seperti fotofobia (sensitivitas mata terhadap cahaya), pusing, nyeri retroorbital atau di sekitar mata, mual serta muntah, atau ruam makulopapular yang biasanya dimulai dari area batang tubuh.

    Selain itu terdapat juga beberapa gejala kurang umum lainnya termasuk injeksi konjungtiva, diare, nyeri perut parah, serta gejala hemoragik seperti epistaksis, perdarahan gingiva, melena, menorrhagia, dan petechiae.

    Secara umum, durasi gejala akibat virus Oropouche cenderung berlangsung kurang dari satu minggu (antara 2 hingga 7 hari). Namun demikian pada sekitar 60% pasien dapat muncul kembali gejala beberapa hari atau bahkan beberapa minggu kemudian.

    Diagnosis awal untuk penyakit ini umumnya berdasarkan pada evaluasi klinis pasien sendiri ditambah informasi tentang lokasi potensial penularan infeksi—termasuk tempat dan tanggal perjalanan—serta aktivitas-aktivitas berisiko terkait paparan juga diperhatikan.

    Baca Selengkapnya, Kemungkinan Mewabahnya Virus Oropouche di Indonesia

    Selain itu bukti adanya virus dapat dideteksi dalam sampel serum selama minggu pertama infeksi. Virus ini relatif mudah dibiakkan pada beberapa hari pertama setelah terjadinya infeksi namun biasanya tidak lagi terdeteksi setelah hari kelima.

    Namun, perlu dicatat bahwa RNA virus dapat terdeteksi selama beberapa hari setelah keberadaan virus tersebut telah hilang. Menjelang akhir minggu pertama penyakit, tubuh mulai memproduksi antibodi IgM yang kemudian diikuti oleh pembentukan antibodi IgG.

    Kemungkinan Mewabahnya Virus Oropouche di Indonesia

    Dicky Budiman, seorang pakar epidemiologi dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Griffith Australia, menyatakan bahwa virus Oropouche memiliki potensi untuk mewabah di Indonesia.

    Dia menjelaskan bahwa kemungkinan wabah ini juga ada di negara-negara tropis lainnya dalam kawasan ASEAN, terutama di area dengan populasi nyamuk liar yang tinggi. Meski demikian, ia menekankan bahwa risiko penyebaran luas hingga menjadi pandemi sangat kecil.

    “Potensi mewabah ini ada di negara-negara tropis lain di ASEAN dan Indonesia tentu ada, juga cukup besar. Namun ini umumnya masih di wilayah-wilayah yang dekat dengan habitat liar atau di hutan, perkampungan, daerah tinggi nyamuk,” ucapnya dalam detikHealth, dikutip Selasa (30/7/2024).

    “Ini penyakit yang ditularkan nyamuk. Jadi tidak ada penularan antar manusia. Potensi jadi pandemi kecil bahkan bisa dikatakan tidak ada,” imbuhnya.

    Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar individu mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari gigitan serangga dan nyamuk sebagai cara terbaik melindungi diri dari virus Oropouche, mengingat saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah penyakit tersebut.

  • Waspada Penyakit Ain Melalui Foto dan Video

    Hendaknya kita berhati-hati men-share foto atau video kita, keluarga kita atau anak kita di sosial media, karena penyakit ‘ain bisa terjadi melalui foto ataupun video.
    Ilustrasi Waspada Penyakit Ain Melalui Foto dan Video (Bing AI)
    SAFAHAD Technology – Hendaknya kita berhati-hati men-share foto atau video kita, keluarga kita atau anak kita di sosial media, karena penyakit ‘ain bisa terjadi melalui foto ataupun video.

    Meskipun tidak pasti setiap foto yang di-share terkena ‘ain tetapi lebih baik kita berhati-hati, karena sosial media akan dilihat oleh banyak orang.

    Penyakit ‘ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.

    Ibnul Atsir rahimahullah berkata,



    ﻳﻘﺎﻝ: ﺃﺻَﺎﺑَﺖ ﻓُﻼﻧﺎً ﻋﻴْﻦٌ ﺇﺫﺍ ﻧَﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﻋَﺪُﻭّ ﺃﻭ ﺣَﺴُﻮﺩ ﻓﺄﺛَّﺮﺕْ ﻓﻴﻪ ﻓﻤَﺮِﺽ ﺑِﺴَﺒﺒﻬﺎ


    “Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘ Ain , yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit” [1. An-Nihayah 3/332].


    Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺣﻖُُّ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺷﻲﺀ ﺳﺎﺑﻖ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻟﺴﺒﻘﺘﻪ ﺍﻟﻌﻴﻦ


    “Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya” [2. HR. Muslim].


    Selanjutnya, Contoh kasus penyakit ain:


    Contoh kasus penyakit ain:

  • Foto anak yang lucu dan imut diposting di sosial media, kemudian bisa saja terkena ‘ain. Anak tersebut tiba-tiba sakit, nangis terus dan tidak berhenti, padahal sudah diperiksakan ke dokter dan tidak ada penyakit.
  • Bisa juga gejalanya tiba-tiba tidak mau menyusui sehingga kurus kering tanpa ada sebab penyakit.
  • Hal ini terjadi karena ada pandangan hasad kepada gambar itu atau pandangan takjub dan PENTING diketahui bahwa penyakit ‘ain bisa muncul meskipun mata pelakunya tidak berniat membahayakannya (ia takjub dan kagum).

    Penyakit ‘ain bisa melalui gambar atau video

    Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,

    ﻭﻧﻔﺲ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺗﺄﺛﻴﺮﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ ، ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻋﻤﻰ ﻓﻴﻮﺻﻒ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻓﺘﺆﺛﺮ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺮﻩ ، ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﺋﻨﻴﻦ ﻳﺆﺛﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺭﺅﻳﺔ


    ”Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘ain tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘ain, hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung”[3. Zadul Ma’ad 4/149].

    Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,

    ﻭﺑﻬﺬﺍ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻗﺪ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻠﻔﺎﺯ ، ﻭﻗﺪ ﻳﺴﻤﻊ ﺃﻭﺻﺎﻓﻪ ﻓﻴﺼﻴﺒﻪ ﺑﻌﻴﻨﻪ ، ﻧﺴﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺴﻼﻣﺔ ﻭﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ


    “Oleh karena itu, jelaslah bahwa penyebab ‘ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ‘ain. Kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Allah.” [4. Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 122272].

    Demikian semoga bermanfaat.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

  • Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
  • Sumber: https://muslim.or.id/28858-penyakit-ain-melalui-foto-dan-video.html
  • Apa Itu Sifilis? Kenali Penyebab, Gejala dan Penanganannya

    SAFAHAD Technology - Apa itu sifilis? Sifilis merupakan penyakit akibat infeksi bakteri yang disebut Treponema Pallidum.
    Ilustrasi penyakit syphilis (Derneuemann/Pixabay)
    SAFAHAD Technology – Apa itu sifilis? Sifilis merupakan penyakit akibat infeksi bakteri yang disebut Treponema Pallidum. Penyebaran bakteri tersebut paling umum terjadi ketika terjadi kontak seksual dengan orang yang menderita sifilis.

    Penyakit sifilis biasanya menyerang alat kelamin, rektum, atau mulut. Penyebarannya terjadi dengan cara setelah berkontak, akan terjadi infeksi awal.

    Namun, kita harus hati-hati karena setelah berkontak dengan penderita sifilis, bakteri yang masuk ke tubuh kita bisa tidak aktif dalam tubuh selama beberapa dekade.

    Gejala



    Sifilis berkembang secara bertahap, dan gejala bervariasi dalam setiap tahapannya. Dalam kebanyakan kasus, tahapan gejala kemunculan sakit sifilis pada seseorang juga tumpang tindih. Bahkan, ada juga yang terinfeksi tanpa mengalami gejala sedikitpun selama bertahun-tahun.

    Penyebaran

    Proses penyebaran ifilis yang paling umum adalah melalui kontak dengan orang yang terinfeksi sakit selama aktivitas seksual. Bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit dan selaput lendir.

    Ada juga kemungkinan sifilis menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Hal ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan. Oleh karena itu, sifilis juga bisa diderita oleh bayi yang baru lahir.

    Halaman Selanjutnya…

    Kadang ada orang yang salah paham, sampai mengira sifilis bisa menular karena kita bertukar pakaian dengan si penderita. Nyatanya, sifilis tidak dapat menyebar hanya karena kamu menggunakan toilet, bak mandi, atau pakaian yang sama dengan orang yang mengalami sifilis.

    Bahkan, berenang bersama di kolam renang juga tidak dapat menularkan penyakit sifilis pada kita. Ingat poin di atas, penyakit sifilis terjadi karena adanya kontak seksual.

    Setelah sembuh, sifilis tidak kembali dengan sendirinya. Namun, Anda bisa terinfeksi ulang jika Anda berkontak dengan seseorang yang menderita sakit sifilis.

    Penanganan

    Sifilis dini dapat disembuhkan, dengan satu suntikan penisilin. Tanpa pengobatan, sifilis dapat membahayakan jantung, otak, organ vital lain sampai mengancam jiwa.

    Demikian itu penjelasan singkat tentang apa itu sifilis.[suara]