Category: Newsletter Adalah

  • Artifact, Aplikasi Berita Buatan Pendiri Instagram Hadir di Indonesia

    SAFAHAD Technology - Setelah diumumkan awal Februari lalu, aplikasi agregator berita Artifact kini sudah bisa diunduh (download) dan dicoba oleh pengguna, termasuk di Indonesia.
    Setelah diumumkan awal Februari lalu, aplikasi pengumpul berita Artifact buatan duo pendiri Instagram itu kini sudah bisa didownload di Indonesia.
    SAFAHAD Technology – Setelah diumumkan awal Februari lalu, aplikasi agregator berita Artifact kini sudah bisa diunduh (download) dan dicoba oleh pengguna, termasuk di Indonesia. Artifact ini dibikin oleh duo pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger.

    Berbeda dari agregator berita lainnya, Artifact menawarkan News Feed (umpan berita) yang berbasis pada kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Jadi, nantinya, pengguna bisa membaca artikel berita yang dipersonalisasi sesuai dengan minatnya.

    Pantauan KompasTekno, pengguna di Indonesia sudah bisa men-download Artifact, baik di toko aplikasi Google Play Store (Android) dan Apple App Store (iOS).Berikut link download Artifact:



    Perlu dicatat, saat ini, aplikasi Artifact hadir dalam versi Early Access. Artinya, pengguna diberi kesempatan untuk menjajal aplikasi lebih awal sebelum resmi dirilis. Menurut keterangan di Google Play Store, Artifact dikembangkan oleh pengembang Nokto.

    Aplikasi ini dapat berjalan di ponsel yang menjalankan sistem operasi Android 6.0 (Marshmallow) atau yang lebih baru. Saat berita ini ditulis, aplikasi News Feed Artifact bikinan pendiri Instagram ini sudah di-download sebanyak lebih dari 10.000 kali di Play Store.

    Tampilan News Feed Artifact

    Sepengalaman KompasTekno, saat pertama kali menggunakan Artifact, pengguna diminta untuk memilih 10 atau lebih topik berita yang diminati. Hal ini bertujuan untuk mempersonalisasi News Feed pengguna.

    Selanjutnya, bila pengguna memiliki langganan di outlet media seperti The New York Times, Washington Post, Financial Time atau media lainnya, pengguna bisa memilihnya. Dengan begitu, Artifact akan memprioritaskan berita-berita dari media tersebut di News Feed pengguna.

    Pengguna juga bisa mengaktifkan fitur “alert” untuk mendapatkan berita sela (breaking news) dan berita lain sesuai minat pengguna.[KompasTekno]

  • WhatsApp Siapkan Fitur Berlangganan Berita alias Newsletter

    SAFAHAD Technology - WhatsApp (WA) dikabarkan sedang menyiapkan fitur berlangganan berita atau newsletter. Fitur ini masih dalam tahap pengembangan dan belum memiliki nama resmi.
    Fungsi fitur newsletter WhatsApp untuk menyampaikan informasi dari individu atau organisasi ke orang secara luas.
    SAFAHAD TechnologyWhatsApp (WA) dikabarkan sedang menyiapkan fitur berlangganan berita atau newsletter. Fitur ini masih dalam tahap pengembangan dan belum memiliki nama resmi.

    Akan tetapi, fungsi fitur ini bakal mirip dengan newsletter pada umumnya, yaitu untuk menyampaikan informasi dari individu atau organisasi ke orang secara luas. Fitur ini lazim digunakan perusahaan untuk berbagi informasi terkait perusahaan tersebut.

    Fitur newsletter WhatsApp ini pertama kali diungkap WABetaInfo setelah mempelajari baris kode WhatsApp versi 2.23.5.3 yang baru saja dirilis. Meskipun sudah ada bocorannya, fitur komunikasi tersebut belum dapat diuji coba oleh pengguna WhatsApp Beta.

    Nantinya pengguna bakal bisa memilih ingin mendapatkan kiriman berita dari siapa, dan bergabung di akun newsletter dengan mencari username WhatsApp akun yang bersangkutan. Fitur newsletter WhatsApp ini akan ditempatkan dalam tab khusus yang terpisah.




    Sifatnya pun opsional. Perlu dicatat, fitur newsletter disebut tidak dilindungi enkripsi ujung ke ujung (End-to-End Encryption/E2EE) seperti percakapan di WhatsApp. Sebab, fitur ini pada dasarnya merupakan bentuk komunikasi satu arah, sehingga pengguna tidak akan mendapatkan keuntungan apapun dari perlindungan tersebut.

    Meskipun begitu, pengguna tidak perlu takut karena buletin atau newsletter ini diklaim terpisah dari obrolan pribadi dan tidak akan memengaruhi enkripsi ujung ke ujung yang dimiliki fitur pesan pribadi.

    Artinya, tidak ada pihak yang dapat membaca pesan pribadi atau mendengar panggilan telepon pribadi selain pengguna itu sendiri. Masih terkait privasi, nantinya hanya pengguna yang dapat melihat newsletter yang mereka ikuti.

    Ketika membuat atau bergabung dengan newsletter, data-data pribadi pengguna seperti nomor telepon akan disembunyikan secara default. Pantauan KompasTekno dari WABetaInfo pada Kamis (23/2/2023), fitur baru WhatsApp ini kabarnya tidak memiliki iklan.

    Tidak hanya itu, newsletter juga tidak disisipkan fitur rekomendasi berbasis algoritma, yang umumnya menyarankan hal-hal yang relevan dengan riwayat penjelajahan pengguna.

    Pengguna pun tidak dipaksakan untuk melihat konten yang tidak ingin mereka lihat. Setiap konten newsletter akan ditampilkan secara kronologis layaknya chat WhatsApp biasanya.

    Modifikasi fitur Broadcast?

    Sebelum fitur newsletter terkuak, sebenarnya WhatsApp sudah memiliki fitur komunikasi dari satu pihak ke banyak pihak, yakni fitur broadcast. Broadcast adalah fitur yang digunakan untuk mengirim pesan ke banyak kontak sekaligus.

    Tujuannya tentu tidak lain dari penghematan waktu dan tenaga. Fitur ini biasanya digunakan oleh pemilik bisnis atau komunitas untuk sejumlah aktivitas, seperti menyiarkan pesan promosi dan informasi bisnis yang penting.

    Kemungkinan WhatsApp membuat newsletter sebagai modifikasi dari fitur Broadcast ini. Adapun fitur Broadcast sudah tersedia dan dapat digunakan termasuk di Indonesia. Untuk mengirim Broadcast WhatsApp, pengguna dapat membuka aplikasi layanan pesan instan tersebut dan menekan ikon titik tiga di pojok kanan atas.

    Setelah itu, tekan “New Broadcast” dan pilih kontak tujuan yang akan menerima pesan tersebut. Bila belum menemukannya, segera lakukan pembaruan aplikasi WhatsApp.[Tekno.Kompas]