Category: Macet

  • Jokowi Ngeluh Jalanan Makin Macet! Diminta Genjot Ekspor, Ini Respons Pabrikan

    SAFAHAD Technology - Presiden RI Jokowi mendorong industri untuk tingkatkan ekspor kendaraan bermotor.
    Penjualan mobil yang tembus jutaan unit per tahun disebut jadi biang kerok kemacetan. Bagaimana respons pabrikan?
    SAFAHAD Technology – Presiden RI Jokowi mendorong industri untuk tingkatkan ekspor kendaraan bermotor. Sebab penjualan otomotif yang tembus jutaan unit per tahun disebut jadi biang kerok kemacetan. Bagaimana respons pabrikan?

    Toyota sebagai pemimpin pasar di Indonesia mengungkapkan setiap negara tujuan memiliki karakteristik yang berbeda. Jika pasar dalam negeri tumbuh dari produk yang beragam, potensi ekspor ke negara lain lebih besar.

    “Pertama dari produk line up ya, produk-produk apa yang cocok tidak hanya domestik Indonesia, cocok negara lain, kenapa produk ini penting? karena regulasinya akan berbeda contohnya euro 4, teknologi engine, safety, dan bagaimana ini bisa cocok untuk negara lain. Jadi kalau ini bisa kami lakukan, saya rasa ini pasti bisa lakukan ekspor lebih banyak lagi,” ujar Direktur Pemasar PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi saat ditemui di IIMS, belum lama ini.




    Selain itu, untuk memacu ekspor mobil buatan Indonesia, pemerintah juga dirasa perlu melakukan komunikasi dengan pemangku kebijakan di negara tujuan ekspor. Selain bisa mempromosikan Indonesia, pemerintah juga bisa mengenal ketentuan regulasi impor di negara tersebut.

    “Saya rasa perlu bantuan beberapa hal, satu bagaimana bersama-sama mengkomunikasikan ke negara tujuan ekspor, G to G bukan cuma B to B saja, dengan ini akan membuka diri untuk support produksi Indonesia, karena regulasi impor negara lain ini berbeda ada yang fordable ada yang non-fordable. Saya rasa itu akan membantu untuk mempromosikan,” tambahnya lagi.

    “Kedua insentif mengenai dari mulai supplier sampai assembly, part – part yang diproduksi Indonesia, lokalisasi untuk ekspor juga bisa ditambahkan, saya rasa dua hal itu yang dapat memacu ekspor otomotif Tanah Air,” sebut dia.

    Pabrikan lain, Wuling mengatakan eskpor dari Indonesia hanya ke negara yang memiliki setir kanan.

    “Sebenarnya peluang ekspor, karena ketika di Indonesia ini kan setir kanan, dan memang Wuling itu berencana untuk mengekspor kendaraan-kendaraan yang memang basisnya setir kanan. Kalau setir kiri di China, kalau kendaraan-kendaraan terutama di Asia Tenggara, di Asia yang setir kanan, itu bisa di-supply oleh Indonesia,” ujar Dian Asmahani, Brand & Marketing Director Wuling Motors.

    Saat ini Wuling tengah menjajaki peluang ekspor mobil listrik Air EV. Tapi masih dalam tahap penjajakan.

    “Sebenarnya kayak Air EV sendiri sudah banyak negara yang tertarik untuk memasarkan Air EV di negaranya. Kita sedang menjajaki karena ada regulasi dan beberapa hal yang sedang dipenuhi,” kata Dian.

    “Ada beberapa yang sudah kita kirim, tetapi dalam tujuan penjajakan ekspor yang lebih banyak lagi,” tambahnya lagi.

    Permintaan ekspor kendaraan bermotor asal Indonesia itu diungkapkan saat pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023. Jokowi menyebut bertumbuhnya angka penjualan seturut dengan makin macetnya jalanan di Indonesia.

    “Industri otomotif kita punya prospek cerah. Setiap tahun tumbuh signifikan. Tahun 2022 tumbuh 18 persen. Penjualan 2022 mobil 1 juta 48 ribu mobil. Dan juga motor mengalami peningkatan 3,3 persen. Meningkat di angka 5 juta 221 ribu unit di 2022,” ujar Jokowi saat meresmikan IIMS 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2023).

    “Akibatnya, kita sekarang macet dimana-mana. Jakarta macet. Surabaya macet, Bandung macet, Medan macet, karena memang penjualannya sampai angka segitu,” tambah dia.

    Untuk itu Presiden Jokowi mendorong supaya Indonesia bisa meningkatkan angka ekspor. Apalagi saat ini Indonesia masih kalah soal ekspor jika dibandingkan dengan Thailand.

    “Supaya tidak macet saya mengajak industri otomotif untuk berorientasi pada ekspor. Memang meningkatnya tajam dari 300 ribu ini hampir 600 ribu,” ungkap dia.

    “Ini kami ucapkan terimakasih ke industri otomotif. Tapi kita masih kalah sama thailand. Makanya kami mau dorong lagi supaya ekspor naik lagi,” jelas Jokowi.[oto.detik]

  • Jakarta Kota Termacet ke-29 di Dunia, Kecepatan Rata-rata Cuma 22 Km/Jam

    SAFAHAD Technology - Jakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet di dunia. Dalam daftar kota termacet yang dirilis TomTom Traffic Index, Jakarta menempati posisi ke-29.
    Jakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet di dunia. Jakarta kini menempati posisi ke-29 kota termacet di dunia.
    SAFAHAD TechnologyJakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet di dunia. Dalam daftar kota termacet yang dirilis TomTom Traffic Index, Jakarta menempati posisi ke-29.

    TomTom melakukan riset terhadap 389 kota di 56 negara dan 6 benua di dunia. Penentuan kota termacet itu didasari pada perhitungan waktu perjalanan, biaya BBM, emisi karbon, dan kemudahan akses antar kota.

    Ada sejumlah jenis kendaraan yang digunakan dalam pengukuran tersebut seperti mobil berbahan bakar bensin, diesel, dan kendaraan listrik. Di Jakarta sepanjang tahun 2022, untuk menempuh jarak sejauh 10 km dibutuhkan waktu 22 menit 40 detik atau 2 menit 50 detik lebih lama ketimbang tahun 2021.

    Scroll lanjut Membaca



    Dalam cataan TomTom, waktu paling parah berkendara di Jakarta ada pada 9 Desember 2022. Pengendara harus menempuh 29 menit 30 detik untuk berkendara 10 km.

    Selama setahun, pengendara menghabiskan waktu 106 jam atau setara dengan 4 hari 10 jam pada jam sibuk. Angka itu meningkat karena pada tahun 2021, hanya 1 hari 3 jam 57 menit waktu tambahan yang dihabiskan di jalan karena macet.

    Pada pagi hari, kecepatan kendaraan rata-rata 25 km/jam. Untuk mencapai 10 km butuh waktu 24 menit. Sedangkan pada sore hingga malam hari, kecepatan rata-rata kendaraan 19 km/jam. Jarak 10 km ditempuh dalam waktu rata-rata 31 menit. Secara keseluruhan TomTom Index menghitung, kecepatan rata-rata di Jakarta sepanjang tahun 2022 adalah 22 km/jam.

    Di ASEAN, Jakarta menempati urutan pertama kota paling macet. Di bawah Jakarta, ada Bangkok di posisi ke-57, disusul Singapura pada posisi ke-127, dan Kuala Lumpur pada tempat ke 143.

    “Tahun ini kami turut menyertakan dampak finansial dari peningkatan biaya kenaikan harga BBM dan kemacetan lalu lintas, konsumsi bahan bakar/kWh dan emisi CO2 saat mengendarai mobil bensin, solar, atau kendaraan listrik di seluruh 389 kota,” tulis TomTom Index dalam keterangannya.[Detik]