Category: Lingkungan

  • BPN Bengkalis bersama DLH Tanam 100 Pohon dalam Rangka Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

    SAFAHAD Technology - Kegiatan yang diagendakan setiap tahunnya oleh Kementerian ATR/BPN ini terpusat di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
    BPN Bengkalis bersama DLH Tanam 100 Pohon dalam Rangka Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Foto: diskominfotik.bengkaliskab.go.id
    SAFAHAD Technology – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan menindaklanjuti arahan Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Kantor Pertanahan (Kantah) Kabupaten Bengkalis bersama Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkalis melaksanakan penanaman pohon di Desa Mentayan, Rabu, 5 Juni 2024.

    Kegiatan yang diagendakan setiap tahunnya oleh Kementerian ATR/BPN ini terpusat di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

    Sebelum dilakukannya penanaman pohon, Kepala Kantah Kabupaten Bengkalis diwakili Kepala seksi pengendalian dan penanganan sengketa Desfrizul, SH,MH bersama Bupati Bengkalis diwakili Kepala DLH Kabupaten Bengkalis Basuki Rakhmad, AP, M.Si dan Pemerintah Desa Mentayan mengikuti Zoom meeting virtual yang diikuti seluruh Kantah Wilayah 33 Provinsi dan 449 Kantah Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.




    Dalam sambutannya, AHY menyebutkan bahwa Indonesia harus selalu menjadi juara untuk urusan lingkungan hidup, dan pada hari ini, dan kedepan semua Masyarakat Indonesia harus melawan krisis iklim dan melawan yang tidak baik adanya perubahan ekosistem di Indonesia yang merusak lingkungan sehingga merugikan masyarakat.

    “Bencana alam, cuaca ekstrim, kekeringan, kelangkaan air, cuaca tidak menentu, juga berdampak produksi pertanian di Indonesia, juga berdampak bagi kehidupan masyarakat serta merugikan banyak pihak dilingkungan masyarakat,” Papar AHY.

    AHY juga menyampaikan adanya tantangan kedepan yaitu betapa pentingnya menjaga lingkungan sehingga ketahanan pangan ketahanan air bisa terjaga, “Kita berharap selalu ada energi baru dan transisi energi sebagai fundamental dan Indonesia harus menjadi juara dari penanganan krisis iklim,” Lanjutnya.

    Baca Selengkapnya, Pages/Halaman 2

    Kemudian, Desfrizul menyampaikan bahwa Kondisi lingkungan yang semakin memburuk akibat berbagai aktivitas manusia, seperti deforestasi, polusi udara dan air, serta perubahan iklim, memerlukan perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat Kabupeten Bengkalis.

    “Keadaan ini mengharuskan kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola sumber daya alam dan menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah Kabupaten Bengkalis, sehingga dapat membantu terjaganya kelestarian alam,” Ungkap Desfrizul.

    Desfrizul menambahkan, kegiatan penanaman Pohon tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan serta dapat mendorong partisipasi aktif dari semua pihak dalam upaya pelestarian lingkungan, baik melalui tindakan-tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari maupun melalui kebijakan dan program yang berkelanjutan.

    Selanjutnya, Basuki mengatakan pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui DLH Menyambut baik kegiatan tersebut karena memang arahan dari pemerintah pusat meminta untuk melakukan kagiatan-kegiatan ataupun aksi lingkungan.

    “hari ini salah satu kegiatan yang kita lakukan adalah penanaman pohon sesuai dengan tema yang ditetapkan tahun ini, bahwa dalam rangka penyelesaikan kerisis iklim kita lakukan melalui inovasi dan perinsip keadilan dengan harapan penanaman pohon merupakan salah satu bagian dari kontribusi kita untuk menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon,” ungkap Basuki.

    Kemudian Basuki berharap kepada pemerintah desa dan masyarakat untuk ikut bersama-sama menjaga pohon yang telah ditanam sehingga, mudah-mudahan tumbuh dan dapat mengurangi emisi karbon juga dapat memotivasi masyarakat dalam menjaga kelestarian alam.

    Baca Selengkapnya, Pages/Halaman 3

    “Kegiatan penanaman Pohon ini juga untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, serta dapat mendorong partisipasi aktif dari semua pihak dalam upaya pelestarian lingkungan, baik melalui tindakan-tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari maupun melalui kebijakan dan program yang berkelanjutan,”harap Basuki.

    Selain menanam pohon dilingkungan Kantor Desa Mentayan, juga dilaksanakan di Pondok Pesantren Nuruessalam Desa Mentayan dan Agrowisata Desa Mentayan. Acara penanaman Pohon tersebut diikuti oleh seluruh pegawai di lingkup Kantah Kabupaten Bengkalis, Kantor DLH Kabupaten Bengkalis, Upt DLH Kecamatan Bantan, Pegawai Kantor Desa Mentayan, Anggota BPD Desa Mentayan serta Masyarakat Desa Mentayan.

    Sumber: https://diskominfotik.bengkaliskab.go.id/web/detailberita/18794/peringati-hari-lingkungan-hidup-sedunia-bpn-bengkalis-bersama-dlh-tanam%C2%A0100-pohon

  • Mengungkap Keberadaan Harimau Jawa yang Dianggap Punah

    Harimau jawa memang telah dinyatakan punah sejak puluhan tahun lalu atau tepatnya sekitar tahun 1980-an.
    Perburuan Harimau Jawa Bogor-Sukabumi Sekitar Cicurug. Foto: Bartels/Dok Yayasan Dapur Kipahare
    SAFAHAD TechnologyHarimau jawa memang telah dinyatakan punah sejak puluhan tahun lalu atau tepatnya sekitar tahun 1980-an. Namun hewan bernama latin Panthera tigris sondaica ini seringkali disebut-sebut masih ada dan keberadaannya kerap dilihat oleh warga.

    Bukti terbaru, warga Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi menemukan sehelai rambut diduga milik harimau jawa pada 2019 lalu. Kemudian sehelai rambut itu diteliti oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hasilnya, tim peneliti mengungkap jika sehelai rambut itu benar merupakan rambut harimau jawa.

    Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam sebuah jurnal Oryx, terbitan Cambridge University Press pada 21 Maret 2024 berjudul “Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample (Apakah harimau jawa Panthera tigris sondaica masih ada? Analisis DNA dari sampel rambut terbaru)”.




    Namun sebelum temuan sehelai rambut itu, rupanya telah banyak laporan mengenai dugaan kemunculan harimau jawa di berbagai daerah. Hal itu diungkap peneliti mamalia, Ahli Utama Pusat Riset Biosistematik dan Evolusi BRIN, Wirdateti.

    Wirdateti mengatakan sejatinya penelitian terhadap harimau jawa telah berhenti sejak dinyatakan punah. Namun menurutnya, tim peneliti tidak bisa membiarkan laporan masyarakat terkait harimau jawa itu.

    “Kan sebenarnya gini, ahli mengatakan harimau jawa sudah punah, jadi tidak ada tendensi selama ini melakukan penelitian lagi ke arah harimau jawa atau harimau bali yang sudah dianggap punah,” kata Teti sapaannya saat dihubungi detikJabar, Sabtu (23/3/2024).

    “Tapi kita tidak bisa juga mengenyampingkan laporan dari masyarakat,” imbuhnya.

    Selanjutnya, Halaman 2

    Teti mengungkapkan laporan terkait dugaan kemunculan harimau jawa banyak disampaikan masyarakat. Dia mencontohkan, di wilayah Mojokerto, Jawa Timur ada seorang warga yang mengaku melihat seekor harimau berkeliaran.

    Begitu juga di wilayah Kediri, hingga kawasan Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Meski tak merinci kapan laporan itu ada, namun dia memastikan tidak sedikit masyarakat yang mengungkap keberadaan harimau jawa.

    “Misal di Jatim daerah Mojokerto itu, katanya dia (warga) lihat sendiri harimau itu. Kemudian di Kediri juga ada yang menemukan, kan banyak laporan. Kemudian daerah Gunung Ciremai juga ada, kemudian di Banjarnegara juga ada yang melaporkan,” ungkapnya.

    Untuk di Jawa Barat sendiri, menurutnya di Sukabumi saja, sempat ada laporan warga yang melihat harimau di kawasan suaka margasatwa Cikepuh. Menurutnya saat itu, ada seorang guru dan pengemudi truk yang melihat harimau tengah tertidur di sisi jembatan.

    “Di Sukabumi itu ada empat laporan, satu lagi laporannya itu di daerah Cikepuh itu. Itu guru yang cerita, dia bilang pulang sore pakai ojek, kemudian ada sopir (truk), nah dari jembatan kelihatan harimau tidur kayak kucing,” ucapnya.

    Selanjutnya, Halaman 3

    “Dari arah kanan truk dari kiri ibu sama ojek, jadi kasih tahu ke sopir truk ada harimau di depan, ada meong ya bahasa Sunda. Kata sopir truk kenapa gak difoto, tapi hapenya katanya jadul. Si ibunya juga gak bisa (foto), lihatnya saja sudah gemetar,” tuturnya.

    Dari berbagai laporan tersebut, Teti beranggapan mungkin saja harimau jawa yang memang telah dinyatakan punah, hanya punah dari penglihatan manusia. Tapi sebenarnya, hewan karnivora itu masih ada dan eksis hingga kini. Namun hal itu kata dia baru dugaan semata.

    “Jadi setelah itu kita bilang ke BKSDA untuk memasang kamera trap cuma kan harimau itu kalau dia kadang disebut punah, punah dilihat orang, tapi mungkin masih dia ada bisa jadi,” jelasnya.

    Sayangnya, semua laporan yang masuk mengenai keberadaan harimau jawa itu tidak pernah bisa dibuktikan secara fisik, khususnya melalui dokumentasi foto maupun video. Pembuktian secara fisik itulah yang hingga kini terus dikejar tim peneliti.

    “Gak ada (bukti fisik), harimau jawa kan nggak ada foto (baru), lama semua, zaman Belanda semua. Itu belum bisa dibuktikan,” katanya.

    Selanjutnya, Dorong BKSDA Perbanyak Kamera Trap

    Dorong BKSDA Perbanyak Kamera Trap

    Lebih lanjut, Teti mengatakan setelah publikasi hasil penelitian sehelai rambut dinyatakan benar berasal dari harimau jawa, BRIN selanjutnya akan melakukan riset kembali. Namun, dia mendorong pihak terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk ikut bergerak.

    “Kalau kita kan dari sisi riset ya, yang harus utama dari manajemen ya, artinya KLHK ya, BKSDA. Saya nggak mengatakan harimau jawa masih ada di alam, tapi berdasarkan hasil analisis rambut itu menunjukkan (dari) harimau jawa,” ucap Teti.

    Menurutnya BRIN siap membantu KLHK untuk melakukan penelitian lebih jauh terkait harimau jawa. Namun untuk sementara ini, langkah yang paling cepat dan memungkinkan untuk dilakukan adalah memperbanyak pemasangan kamera trap di titik yang disebut jadi lokasi kemunculan harimau jawa.

    “Riset perlu dilakukan karena kalau dibiarkan temuan itu gak dianggap, jadi kita lakukan riset lapang dan laboratorium. Riset itu gak harus ketemu dulu, bisa jadi dari tapak kakinya ada perbedaan dengan macan tutul, bisa jadi,” ujarnya.

    “Disamping pemasangan kamera trap, perluasan pemasangan yang memungkinkan untuk saat ini. Itu yang akan kita lakukan (dorong),” tutup Teti.

    Sumber:

  • https://www.detik.com/jabar/berita/d-7258154/mengungkap-eksistensi-harimau-jawa-yang-dianggap-punah
  • Sejarah Gerakan Lingkungan Hidup Earth Hour

    Earth Hour merupakan gerakan lingkungan hidup terbesar di dunia. Pada 2024, gerakan ini menginjak tahun ke-18. Perayaan Earth Hour identik dengan mematikan lampu.
    earth hour (wikipedia)
    SAFAHAD Technology – Peringatan Earth Hour atau jam bagi Bumi kembali digelar tahun ini. Pada tanggal 23 Maret, semua orang di seluruh dunia diajak mematikan lampu selama satu jam mulai pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat.

    Earth Hour merupakan gerakan lingkungan hidup terbesar di dunia. Pada 2024, gerakan ini menginjak tahun ke-18. Perayaan Earth Hour identik dengan mematikan lampu.

    Menurut World Wildlife Fund (WWF), mematikan lampu adalah cara simbolis untuk meningkatkan kesadaran mengenai perubahan iklim. Lantas sejak kapan Earth Hour diperingati?

    Sejarah Earth Hour



    Earth Hour pertama kali dilakukan di pada Sabtu, 31 Maret 2007 di Sydney, Australia. Peringatan Earth Hour diluncurkan oleh WWF dan mitranya di Sydney.

    Earth Hour pertama melibatkan lebih dari 2,2 juta orang mematikan lampu selama satu jam untuk menunjukkan kepada pemerintah yang skeptis terhadap perubahan iklim bahwa masyarakatnya peduli terhadap perubahan iklim.

    Sejak saat itu, Earth Hour menjadi gerakan global yang diperingati setiap tahunnya menjelang akhir bulan Maret.


    Dalam peringatan Earth Hour, orang-orang di seluruh dunia mematikan lampu untuk menunjukkan dukungan simbolis terhadap planet Bumi sekaligus meningkatkan kesadaran akan permasalahan lingkungan.

    Selanjutnya, Kegiatan Earth Hour

    Kegiatan Earth Hour

    Direktur Jenderal WWF International Kirsten Schuijt mengatakan, diharapkan ada lebih banyak orang yang ikut serta dalam peringatan Earth Hour 2024.

    Dengan semakin banyak orang terlibat, gaung untuk semakin menyadarkan manusia dalam melestarikan Bumi akan semakin kuat. Selain kelompok dan pihak yang sudah terlibat, peringatan Earth Hour kali ini juga diharapkan dapat diikuti oleh individu-individu yang belum terlibat.

    “Melindungi planet kita adalah tanggung jawab bersama dan memerlukan tindakan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat,” kata Schuijt dikutip dari siaran pers.

    WWF juga meluncurkan Hour Bank, alat daring interaktif untuk kegiatan yang menyenangkan dalam menghabiskan waktu selama satu jam untuk Bumi.

    Contoh kegiatan tersebut seperti berjalan-jalan di hutan untuk menikmati aroma udara, merasakan Bumi, dan mendengarkan suara, atau melakukan pemilahan di rumah.

    Sumber:

  • https://lestari.kompas.com/read/2024/03/23/160000886/sejarah-earth-hour-dan-kegiatannya
  • Sekilas Apa Itu Flare yang Viral karena Prewedding Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Gunung Bromo?

    SAFAHAD Technology - Kata flare sedang trending di Google. Flare yang dimaksud berkaitan dengan kebakaran Bukit Teletubbies Wisata Gunung Bromo.
    Barang bukti yang diamankan dalam kasus kebakaran hutan di Bromo/Foto: M Rofiq/detikJatim
    SAFAHAD Technology – Kata flare sedang trending di Google. Flare yang dimaksud berkaitan dengan kebakaran Bukit Teletubbies Wisata Gunung Bromo.

    Sekitar pukul 17.00 WIB Rabu (6/9), ada pasangan melakukan foto prewedding di kawasan savana Bromo. Dalam prewedding tersebut ada aksi menyalakan kembang flare.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh dari relawan sekaligus warga Tengger bernama Sismiko, percikan api mengenai rumput kering. Hal ini menyebabkan kebakaran di daerah tersebut.

    “Jadi mereka menyalakan flare itu terus meledak, sehingga otomatis percikan api itu mengenai rumput. Banyak video yang beredar, yang saya lihat mereka ketika api itu masih kecil tidak ada reaksi pemadaman. Mereka membiarkan itu,” ujar Sismiko kepada wartawan, Kamis (7/9/2023).




    Petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) langsung mengamankan 6 pengunjung yang melakukan prewedding. Mereka diserahkan ke Polsek Sukapura dan selanjutnya diserahkan ke penyidik ​​Unit pidana umum Satreskrim Polres Probolinggo.

    Polisi kemudian menetapkan seorang tersangka kebakaran hutan di kawasan wisata Gunung Bromo. Sedangkan 5 orang lainnya berstatus saksi. Yang ditetapkan tersangka adalah AW (41 tahun) asal Kabupaten Lumajang. Ia merupakan pengelola atau penanggung jawab Wedding Organizer (WO) acara prewedding.

    AW menawarkan layanan WO bagi pasangan di Surabaya untuk pra pernikahan atau prewedding. Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana mengatakan, tersangka juga tidak memiliki Simaksi (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi).

    “Untuk tersangka baru satu yang memenuhi unsur dari saksi naik ke tersangka. Sedangkan yang lainnya masih jadi saksi dan akan kami periksa lebih lanjut, dan bisa juga kalau terpenuhi bukti-buktinya akan naik sebagai tersangka,” ujar Wisnu saat konferensi pers di Polres Probolinggo, Kamis (7/9/2023).

    Akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 50 Ayat 3 Huruf D Juncto Pasal 78 Ayat 4 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana diubah dalam Pasal 50 Ayat 2 Huruf B Juncto Pasal 78 Ayat 5 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan PP pengganti UU RI 2/2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU dan atau Pasal 188 KUHP.

    “Ancaman hukumannya penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar,” imbuh Wisnu.

    Dari tersangka, polisi memperoleh sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan kelalaian penyebab kebakaran hutan di Bukit Teletubbies, Bromo. Salah satunya adalah flare.

    “Barang bukti yang berhasil kami amankan dari tersangka ini di antaranya korek, flare, serta camera dan baju pengantin,” terangnya.

    Selanjutnya, Sekilas tentang Apa Itu Flare

    Sekilas tentang Apa Itu Flare

    Apa itu Flare? Flare adalah alat yang memancarkan cahaya terang dan api. Flare juga sering disebut suar, yang dalam KBBI berarti nyala api (suluh, pelita) untuk memberikan suatu tanda (isyarat).

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir di Tanah Air, flare lebih sering muncul di tribun stadion. Pada menit-menit akhir pertandingan sepak bola, sering kali ada penonton yang menyalakan flare namun aksi itu dilarang.

    Menembakkan flare dapat dilakukan dengan menekan pelatuk. Maka akan keluar asap halus. Hanya dalam beberapa detik, api merah pun menyala.

    Nyala api flare memberikan kesan merah pada suasana sekitar. Oleh karena itu, ketika flare muncul, para suporter kerap memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengambil foto di tribun stadion.

    Sementara itu, dalam dunia fotografi yang berhubungan dengan cahaya, mungkin nyala flare bisa digunakan sebagai alat untuk menciptakan efek dramatis pada foto yang dihasilkan.

    Secara umum, flare menghasilkan cahaya dengan membakar logam magnesium. Terkadang dicampur dengan logam lain untuk menghasilkan warna berbeda.

    Dalam dunia militer, flare sering dijumpai pada pesawat tempur atau helikopter. Flare mengandung cairan yang mudah terbakar atau bahan kimia piroteknik cair.

  • Kronologi Bentrokan Warga dan Aparat di Pulau Rempang: Gas Air Mata dan Siswa Dilarikan ke Rumah Sakit

    SAFAHAD Technology - Bentrokan antara aparat dan warga terjadi di Pulau Rempang, Kepulauan Riau setelah aparat memaksa masuk ke kampung adat untuk melakukan pengukuran lahan demi kepentingan proyek strategis nasional.
    Sejumlah warga melakukan aksi pemblokiran jalan di jembatan empat Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau, 21 Agustus lalu (ANTARA FOTO)
    SAFAHAD Technology – Bentrokan antara aparat dan warga terjadi di Pulau Rempang, Kepulauan Riau setelah aparat memaksa masuk ke kampung adat untuk melakukan pengukuran lahan demi kepentingan proyek strategis nasional.

    Sejumlah laporan mengatakan terjadi penembakan gas air mata, yang mengenai dua bangunan sekolah. Seorang saksi mata mengatakan 11 siswa dilarikan ke rumah sakit. Setidaknya enam warga telah ditangkap oleh polisi, menurut lembaga pemantau.

    Juru bicara Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), penanggung jawab proyek tersebut, mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana pengukuran lahan, seraya menyebut warga yang ditangkap sebagai “oknum provokator”.




    Sebanyak 16 kampung adat di Pulau Rempang dan Pulau Galang, Kepulauan Riau terancam tergusur oleh pembangunan proyek strategis nasional bernama Rempang Eco City.

    Sebagian masyarakat adat menolak direlokasi imbas proyek ini karena khawatir akan kehilangan ruang hidup mereka. Sementara BP Batam beralasan proyek ini demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

    Berikut ini adalah yang empat hal yang perlu Anda ketahui tentang insiden tersebut.

    Selanjutnya, Bagaimana kronologi bentrokan?

    Bagaimana kronologi bentrokan?

    Kejadian bermula ketika beredar kabar di antara warga Rempang pada Rabu (06/09) bahwa Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) beserta pihak berwenang akan memaksa masuk ke Rempang untuk melakukan pengukuran.

    Berdasarkan kabar tersebut, pada Kamis (07/09) pagi warga berkumpul di Jembatan 4 Barelang. Sekitar pukul 09:51 WIB, warga melihat ratusan aparat gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Polisi, TNI, dan Ditpam Batam membentuk barisan di depan jembatan.

    Aparat gabungan kemudian bergerak ke arah warga yang berdiri di ujung jembatan. Kapolresta Balerang Kombes Pol Nugroho dengan pengeras suara meminta warga untuk mundur.

    “Kami imbau kepada warga jangan melawan petugas, karena itu melanggar hukum, sekarang dorong maju jalan,” kata Nugroho, seperti dilaporkan wartawan di Batam Yogi Eka Sahputra untuk BBC News Indonesia.

    Siapa saja korban bentrokan?

    Ketika aparat mulai merangsek masuk ke kampung, terjadi lemparan batu dari arah warga. Aparat membalasnya dengan menyiramkan air dan menembakkan gas air mata. Gas air mata dilaporkan masuk ke kawasan sekolah, yaitu SMP 33 Galang dan SD 24 Galang.

    “Ketika di sekolah, warga dan guru meminta tidak ada penembakan gas air mata karena ada anak SD. Tiba-tiba [asap gas air mata] sudah sampai di atap sekolah,” kata Bobi, salah seorang warga yang menyaksikan kejadian itu, kepada Yogi Eka Sahputra yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

    Para guru dan murid di sekolah lari terbirit-birit ke luar sekolah, beberapa dari mereka lari ke atas bukit. Warga lainnya, Rohimah, mengatakan ada 11 siswa yang dilarikan ke rumah sakit.

    Apa kata BP Batam?

    Manajer Kampanye Pesisir dan Laut Walhi Parid Ridwanuddin mengatakan setidaknya enam warga telah ditangkap dan ditahan oleh polisi. BP Batam, dalam siaran pers pada hari Kamis, meminta agar warga tidak terprovokasi.

    Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, menyebut beberapa warga yang ditangkap pihak kepolisian sebagai “oknum provokator”.

    “Beberapa di antaranya bahkan didapati membawa parang dan sudah berhasil diamankan,” ujarnya. Dia mengatakan BP Batam sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana pengukuran lahan tersebut.

    Selanjutnya, Apa kata kepolisian?

    Apa kata kepolisian?

    Kabid Humas Polda Kepri Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan dalam wawancara dengan Kompas TV bahwa tindakan aparat gabungan di Rempang adalah upaya “penertiban” terhadap sebagian masyarakat yang menduduki di jembatan yang seharusnya menjadi tempat umum serta “membahayakan situasi Kamtibnas”.

    “Apa yang kami lakukan ini supaya aktivitas bisa [kembali] seperti sedia kala,” kata Arsyad. Arsyad mengatakan sudah dilakukan sosialisasi mengenai proyek strategis nasional ini kepada warga di Pulau Rempang sejak bulan Juli.

    Terakhir, katanya, otorita Batam mengadakan “musyawarah mufakat” dengan masyarakat. Kapolri Listyo Sigit dalam jumpa pers di Jakarta membela tindakan polisi di Rempang, juga menyebutnya sebagai upaya penertiban.

    Namun, ujarnya, upaya penyelesaian dengan musyawarah mufakat “tentunya menjadi prioritas”.

    Apa tanggapan koalisi masyarakat sipil?

    Sejumlah organisasi masyarakat sipil menyebut bentrokan ini sebagai insiden terbaru di mana negara menggunakan aparat untuk mengintimidasi masyarakat demi menggolkan proyek strategis nasional.

    Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi mengatakan perencanaan Rempang Eco-City sejak awal tidak partisipatif sekaligus abai pada suara masyarakat adat di 16 Kampung Melayu Tua di Pulau Rempang yang sudah tinggal di wilayah tersebut sejak tahun 1834.

    Selanjutnya, Zenzi menilai wajar masyarakat di lokasi tersebut menolak rencana pembangunan

    “Jadi wajar masyarakat di lokasi tersebut menolak rencana pembangunan ini. BP Batam, Menko Ekuin, Kepala BKPM, dan Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam proses ini merumuskan program tanpa persetujuan masyarakat,” kata Zenzi dalam keterangan tertulis.

    Lebih jauh, Zenzi mengatakan tindakan BP Batam, polisi, dan TNI di Pulau Rempang telah melanggar konstitusi Republik Indonesia yang mengamanatkan negara untuk melindungi segenap warga negara Indonesia.

    “Apa yang yang dilakukan tim gabungan keamanan ini bukan untuk Indonesia, bukan untuk melindungi, dan mengayomi masyarakat adat”. “Tindakan tersebut hanya sekedar membela investasi yang akan menggusur masyarakat adat,” ujarnya.

    Imbas proyek strategis nasional, warga di Pulau Rempang rencananya akan direlokasi ke Dapur Tiga, Sijantung, Pulau Galang. Warga dijanjikan hunian baru serta biaya hidup selama relokasi.

    Perwakilan warga mengatakan mereka tidak menolak pembangunan, namun menolak relokasi. Komunitas adat di Rempang mengklaim telah berada di sana sejak tahun 1834. Mereka juga mengatakan telah mengajukan legalitas tanah kepada pemerintah namun tidak kunjung diberikan.[bbc]

  • Sanksi Tilang Kendaraan Tak Lulus Uji Emisi akan Berlaku, Berikut Cara Mendapatkan Sertifikat Lolos Uji Emisi

    SAFAHAD Technology - Uji emisi kendaraan merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi pencemaran udara, dengan menguji kelayakan kinerja mesin kendaraan.
    Tilang uji emisi (Foto: Rumondang N/detikcom)
    SAFAHAD TechnologyUji emisi kendaraan merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi pencemaran udara, dengan menguji kelayakan kinerja mesin kendaraan. Kendaraan memerlukan uji emisi untuk mengetahui efisiensi pembakaran mesin kendaraan.

    Jika kendaraan lolos uji emisi, kendaraan akan mendapat sertifikat standar emisi. Sangat penting untuk memeriksa emisi kendaraan ini seiring dengan kebijakan pada tilang uji emisi.

    Lalu bagaimana cara mendapatkan sertifikat uji emisi? Simak informasinya di bawah ini.

    Tentang Uji Emisi



    Menurut situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), uji emisi merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui tenaga mesin dan efisiensi pembakaran mesin kendaraan bermotor. Pengendalian emisi kendaraan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Uji emisi kendaraan ini mempunyai persyaratan khusus agar jenis kendaraan tertentu memenuhi kriteria. Lolosnya uji emisi kendaraan juga berdampak positif terhadap lingkungan dan kesehatan kendaraan itu sendiri.

    Selain itu, ketentuan uji emisi kendaraan telah diatur dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup.

    Selanjutnya, Cara mendapatkan Surat Keterangan Lulus Uji Emisi

    Cara mendapatkan Surat Keterangan Lulus Uji Emisi

    Tilang Uji Emisi di Jakarta berlaku mulai Jumat, 1 September 2023. Untuk menghindari tilang uji emisi, pemilik kendaraan harus hadir menyerahkan surat keterangan lulus uji emisi. . Kendaraan yang lulus uji emisi akan diberikan sertifikat uji emisi. Berikut cara daftar tes uji emisi.

    Lewat aplikasi e-Uji Emisi

    • Unduh aplikasi e-Uji Emisi di PlayStore
    • Pilih menu “Pemesanan uji emisi”
    • Kemudian, masukkan tanggal kunjungan
    • Lalu, pilih wilayah tempat uji emisi yang akan dituju untuk melakukan uji emisi
    • Sistem akan menyaring tempat sesuai dengan pilihan wilayah
    • Selanjutnya, masukkan nomor telepon. Disarankan nomor tersebut terkoneksi dengan aplikasi WhatsApp
    • Klik Submit untuk mengakhiri proses pemesanan
    • Setelah itu, pendaftar mendatangi tempat uji emisi sesuai pemesanan.

    Polisi menegaskan, tilang diberikan kepada pengemudi yang tidak lulus tes, bukan yang belum melakukan uji emisi. Tilang akan diberikan kepada pengemudi yang tidak lulus uji emisi. Bagi yang kendaraannya lolos uji, tidak akan dilakukan tindakan apa pun.

    “Sementara kalau yang belum pernah diuji, saat diuji memenuhi standar, kan tidak perlu ditilang. Tidak ada pelanggaran layak jalan di situ. Dikatakan kendaraan yang bersangkutan layak jalan, jadi semua itu berdasarkan layak uji. Dasar dan penindakannya,” kata Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Doni Hermawan saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).

    Doni pun menjelaskan biaya tilang uji emisi. Kendaraan roda dua yang tidak lolos uji emisi akan dikenakan denda Rp 250.000, sedangkan kendaraan roda empat ke atas dikenakan denda Rp 500.000.

    “Mekanisme tilang seperti biasa, melalui mekanisme sidang atau pembayaran denda ke bank. Untuk sepeda motor denda paling banyak sebesar Rp 250 ribu, untuk roda empat atau lebih denda paling banyak Rp 500 ribu,” kata Doni, Kamis (31/8/2023).

    Inilah artikel tentang bagaimana mendapatkan sertifikat lulus uji emisi. Semoga ini bermanfaat![detik]