Category: Islam

  • Memahami Peristiwa Sejarah Isra Miraj dan Hikmah bagi Umat Islam

    Isra Mikraj adalah salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah dunia Islam. Peristiwa ini telah menjadi tonggak perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW, Walaupun sulit dijangkau bagi nalar manusia.
    Memahami Peristiwa Sejarah Isra Miraj dan Hikmah bagi Umat Islam (Sumber: Facebook Kementerian Agama RI)
    SAFAHAD Technology – Isra Mikraj adalah salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah dunia Islam. Peristiwa ini telah menjadi tonggak perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW, Walaupun sulit dijangkau bagi nalar manusia.

    Pada saat peristiwa Isra Mikraj, Nabi Muhammad SAW yang telah diangkat menjadi rasul Allah, melakukan perjalanan dari Mekkah (Masjidil Haram) ke Palestina (Masjidil Aqsa) hanya dalam waktu satu malam.

    Tidak hanya itu, Rasulullah saw juga kemudian melanjutkan perjalanan tersebut untuk mengarungi alam semesta raya hingga ke Sidratul Muntaha.




    Selain itu, sulit untuk membayangkan Rasulullah saw. yang hidup pada abad ke-4 dan 6 menjelajah keluar angkasa, peristiwa Nabi Muhammad pergi dari Makkah ke Palestina hanya dalam satu malam juga sulit dijelaskan nalar manusia.

    Saat itu, dibutuhkan waktu sekitar satu bulan perjalanan darat dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Sedangkan teknologi penerbangan baru berkembang berabad-abad kemudian, pada abad ke-18 di Amerika Serikat.

    Meski sulit dipahami oleh nalar manusia, namun setiap umat Islam wajib mengimani peristiwa Isra Mikraj dan menjadikannya salah satu wujud keagungan Allah SWT. sebagai satu-satunya Tuhan.

    Selanjutnya, Surah An-Najm ayat 13-18

    Bagi umat Islam, gambaran Isra Mikraj dalam Al-Qur’an merupakan dasar yang cukup untuk mengimaninya. Dalam Al-Qur’an, peristiwa ini dijelaskan pada surah An-Najm ayat 13-18 berikut:

    وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى

    Artinya: “Sungguh, dia (Nabi Muhammad) benar-benar telah melihatnya (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu ketika) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya. Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak menyimpang dan tidak melampaui (apa yang dilihatnya). Sungguh, dia benar-benar telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang sangat besar.”

    Sejarah Isra Mikraj

    Peristiwa Isra Mikraj merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Peristiwa ini terjadi pada saat periode terakhir kenabian Nabi Muhammad SAW di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah, yakni pada tahun pertama sebelum hijrah, antara 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, namun tidak diketahui kapan tanggal pastinya.

    Dalam perjalanan Isra Mikraj ini, Nabi Muhammad saw melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Aqsa di Palestina. Kemudian Nabi Muhammad pergi ke Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh.

    Dalam peristiwa ini, Rasulullah tidak hanya melihat surga dan neraka. Namun juga menerima perintah untuk melakukan salat lima waktu sehari semalam.

    Selanjutnya, Hikmah Isra Mikraj

    Hikmah Isra Mikraj

    Hikmah terpenting yang bisa dipetik dari peristiwa Isra Mikraj adalah perintah shalat lima waktu sebagai ibadah wajib bagi umat Islam. Perintah ini juga bisa dilihat sebagai salah satu bentuk kemurahan hati dari Allah SWT.

    Sebab, sebelum peristiwa Isra Mikraj, Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk melaksanakan salat sebanyak 50 kali dalam sehari. Kemudian dalam peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah saw memohon kepada Allah SWT untuk mengurangi jumlah salat wajib menjadi 5 waktu sehari.

    Setelah mendengar permohonan tersebut, Allah Ta’ala kemudian mengabulkannya. Hingga kini dan seterusnya, setiap umat Islam diwajibkan menunaikan shalat wajib hanya lima kali sehari.

    Referensi:

  • https://narasi.tv/read/narasi-daily/sejarah-isra-miraj
  • Keistimewaan Hujan dalam Islam dan Ayat Tentang Hujan dalam Al Quran

    Ada banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang hujan. Jelaskan proses terjadinya hujan dan pentingnya hal tersebut.
    Ilustrasi: Keistimewaan Hujan dalam Islam dan Ayat Tentang Hujan dalam Al Quran
    SAFAHAD Technology – Ada banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang hujan. Jelaskan proses terjadinya hujan dan pentingnya hal tersebut. Al-Qur’an menggambarkan hujan melalui ayat dalam beberapa surat. Kata hujan disebutkan tidak kurang dari 55 kali dalam Al Quran.

    Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang mempunyai banyak manfaat. Berdoa saat hujan sangatlah istimewa karena merupakan waktu yang mustajab untuk terkabulnya doa. Disebutkan dalam hadits bahwa jika turun hujan, itulah waktu yang paling baik untuk berdoa.

    Imam Syafi’i meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad mursal dalam Kitab Al-Umm, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Carilah oleh kalian doa yang dikabulkan: di saat kedua pasukan bertemu (di jalan Allah), ketika sholat diiqamahkan, dan ketika hujan turun.”




    Dalam hadits lainnya dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda: “Dua doa yang tidak pernah ditolak, yaitu doa pada waktu azan dan doa pada waktu hujan.” (HR Hakim, disahihkan oleh Adz-Dzahabi 1/113-114).

    Ayat Al-Qur’an tentang Hujan

    Hafidz Muftisany menjelaskan dalam bukunya Ensiklopedia Islam bahwa hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Proses pemanasan air laut oleh sinar matahari sangat penting agar proses hidrologi dapat berlangsung terus menerus.

    Secara alami siklus ini berulang. Proses terjadinya hujan dijelaskan oleh para ahli, namun kenyataannya proses tersebut telah dijelaskan secara rinci dalam Al-Quran.


    14 abad yang lalu, saat penduduk bumi belum mengetahui proses terjadinya hujan. demikian firman Allah SWT dalam sebuah ayat Al-Quran.

    Selanjutnya, Berikut ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hujan

    Berikut ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hujan:

    1. Surat Az-Zukhruf Ayat 11

    وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ

    Artinya: “Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).”

    2. Surat An-Nahl Ayat 10

    هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ

    Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.”


    3. Surat Ar-Rum Ayat 48

    اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

    Artinya: “Allah-lah yang mengirim angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia (Allah) membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula mereka bergembira.” (QS Ar-Rūm: 48).

    4. Surat An-Nur Ayat 43

    اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ

    Artinya: “Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS An-Nūr: 43).

    5. Surat Al-Hijr Ayat 22

    وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ

    Artinya: “Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). Maka, Kami menurunkan hujan dari langit lalu memberimu minum dengan (air) itu, sedangkan kamu bukanlah orang-orang yang menyimpannya.” (QS Al-Ḥijr: 22).

    6. Surat Ar-Ra’d Ayat 17

    اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۗوَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّارِ ابْتِغَاۤءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءً ۚوَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ ۗ

    Artinya: “Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.” (QS Ar-Ra’d: 17).

    Selanjutnya, 7. Surat Al-Mu’minun Ayat 18

    7. Surat Al-Mu’minun Ayat 18

    وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسْكَنّٰهُ فِى الْاَرْضِۖ وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوْنَ ۚ

    Artinya: “Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran. Lalu, Kami jadikan air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami Maha Kuasa melenyapkannya.” (QS Al-Mu’minūn: 18).

    8. Surat Al-Qamar Ayat 11-12

    فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ

    Artinya: “Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan.” (QS Al-Qamar: 11-12).

    9. Surat Al-Ahqaf Ayat 24

    فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ

    Artinya: “Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan), tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih.” (QS Al-Aḥqāf: 24).

    10. Al-A’raf Ayat 57

    وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

    Artinya: “Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat.” (QS Al-A’rāf: 57).

    Hadist Tentang Hujan

    Hujan juga disebutkan berkali-kali dalam hadits. Sabda Nabi SAW menjelaskan bahwa hujan merupakan rahmat dan anugerah dari Allah SWT. Menurut Seperti yang dikisahkan Zaid bin Khalid Al-Juhaini Radhiallahu ‘anhu (RA), saat itu Nabi SAW sedang mengimami salat subuh di Hudaibiyah setelah hujan malam itu.

    Usai salat, Nabi Muhammad SAW menghadapkan wajahnya kepada pada para jamaah dan bersabda, “Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?”. Para jamaah kemudian menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

    Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda

    Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, “(Allah berfirman) Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan: (doa di atas), maka dia beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kita diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dia kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Hadits lain terkait hujan berasal dari Ibnu Mas’ud RA. Dalam hadits ini, curah hujan disebutkan sama tiap tahunnya. “Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain,” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra).

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Referensi:

  • https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7149839/hujan-dalam-pandangan-islam-ciptaan-allah-yang-dijelaskan-melalui-puluhan-ayat-al-quran
  • Keutamaan Puasa Rajab dan Bacaan Doa Berbuka Puasa

    Tahun ini 1 Rajab 1445 Hijriah jatuh pada hari Sabtu tanggal 13 Januari 2024. Artinya bulan Rajab sudah dimulai dan umat Islam sudah mulai menjalankan ibadah puasa.
    Ilustrasi: Keutamaan Puasa Rajab dan Bacaan Doa Berbuka Puasa
    SAFAHAD TechnologyPuasa Rajab merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Rajab. Doa berbuka puasa merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah Ta’ala karena anda mampu menjalankan puasa sepanjang hari dengan lancar.

    Tahun ini 1 Rajab 1445 Hijriah jatuh pada hari Sabtu tanggal 13 Januari 2024. Artinya bulan Rajab sudah dimulai dan umat Islam sudah mulai menjalankan ibadah puasa.

    Dilansir dari laman NU Online, puasa Rajab merupakan salah satu ibadah sunnah di bulan Rajab. Puasa ini boleh dilakukan beberapa hari saja, selang-seling, atau pada hari-hari utama dalam bulan Rajab, seperti ayyamul bidh (tanggal 13, 14, dan 15).




    Namun puasa Rajab makruh jika dilakukan selama 1 bulan penuh karena dianggap menyerupai puasa bulan Ramadhan. Melaksanakan puasa Rajab tidak berbeda dengan puasa sunnah dan wajib lainnya, yaitu:

  • Membaca niat puasa karena Allah Ta’ala.
  • Melaksanakan sahur.
  • Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
  • Menyegerakan berbuka puasa saat tiba waktu magrib.
  • Bacaan Doa Buka Puasa Rajab

    ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

    Dzahabazh zhoma’u wabtallatil’uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.

    Artinya: “Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”

    Selanjutnya, Keutamaan melaksanakan puasa Rajab

    Keutamaan melaksanakan puasa Rajab

    Bulan Rajab merupakan bulan yang masuk dalam daftar bulan mulia yang disebut dengan al-asyhur al-hurum. Bulan-bulan suci tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

    Sebagaimana kemuliaan bulan Rajab ini dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada 4 bulan haram.” (QS At-Taubah [9]: 36).

    Untuk itu, berpuasa di bulan-bulan mulia termasuk Rajab memiliki sejumlah keutamaan, seperti:


    1. Dapat pahala setara dengan berpuasa 30 hari

    Puasa di bulan Rajab dijanjikan pahala yang setara dengan puasa 30 hari. Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafâtîh al-Ghaib (juz 16, halaman: 54) mengutip sabda Nabi berikut:

    مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا

    Artinya: Barangsiapa yang berpuasa 1 hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.


    2. Mendapat pahala sebesar ibadah 900 tahun

    Jika berpuasa tiga hari di bulan Rajab, maka maka setiap satu harinya pahalanya diganjar setara dengan ibadah 900 tahun.

    من صام ثلاثة أيام من شهر حرام الخميس والجمعة والسبت كتب الله له بكل يوم عبادة تسعمائة عام

    Artinya: Barang siapa berpuasa selama 3 hari dalam bulan haram, hari Jumat, dan Sabtu, maka Allah balas setiap 1 harinya dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun.


    3. Mendapat pahala setara berpuasa selama 60 bulan

    Dari Abu Hurairah (sahabat Nabi Muhammad SAW), Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan.”

    Selanjutnya, 4. Lebih utama daripada puasa di bulan lain

    4. Lebih utama daripada puasa di bulan lain

    Mengenai keutamaan ini, Rasulullah SA bersabda:

    صوم يوم من شهر حرام أفضل من ثلاثين من غيره وصوم يوم من رمضان أفضل من ثلاثين من شهر حرام

    Artinya: “Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.”

    5. Mendapat ganjaran surga di akhirat

    Umat Islam yang berpuasa di bulan Rajab, insya Allah akan mendapat balasan surga di akhirat kelak.

    “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut.”

    Inilah doa berbuka puasa dan keutamaan puasa Rajab bagi umat islam yang menjalankannya. Semoga ini bermanfaat.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Referensi:

  • https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20240109125903-569-1047130/doa-buka-puasa-rajab-dan-keutamaannya
  • Niat Puasa Ganti Ramadhan dan Persiapan yang Harus Diperhatikan

    Bulan suci Ramadhan sudah dekat dan sebagai umat Islam, kita harus mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan ini.
    Niat Puasa Ganti Ramadhan
    SAFAHAD Technology – Bulan suci Ramadhan sudah dekat dan sebagai umat Islam, kita harus mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan ini. Salah satu kewajiban yang perlu diperhatikan adalah membayar hutang puasa Ramadhan. Bagi mereka yang tidak dapat menyelesaikan puasanya, menggantinya adalah amalan yang dianjurkan bahkan diwajibkan.

    Puasa Ramadan sebagai Rukun Islam

    Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dipatuhi oleh setiap umat Islam. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

    Niat Puasa Ganti Ramadan

    Penting bagi mereka yang ingin menggantikan puasa Ramadhan untuk sangat berhati-hati. Menurut Mazhab Syafi’i, orang yang mengganti puasa Ramadhan hendaknya menyebutkan niatnya untuk berpuasa pengganti Ramadhan di malam hari.

    Bacaan niat tersebut berbunyi: “Nawaitu shauma ghadin ‘an qadh’I fardhi syahri Ramadhna lillhi ta’l,” yang artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”



    Tips untuk Berpuasa dengan Aman

    Selain puasa yang benar, kesehatan fisik juga harus diperhatikan agar puasa berjalan tanpa masalah. Berikut beberapa tip untuk membantu Anda berpuasa dengan aman:

    1. Makan Sedikit-sedikit: Pilih makanan ringan namun bergizi. Hindari makan berlebihan saat berbuka puasa dan sahur.

    2. Jaga pola minum: Perbanyak minum air putih di saat sahur dan berbuka puasa. Hindari minuman yang mengandung banyak kafein dan gula.

    3. Makan cukup protein: Pilihlah sumber protein yang baik untuk menjaga energi dan stamina selama berpuasa.

    4. Lakukan olahraga ringan: Jaga kesehatan tubuh dengan melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau bersepeda.

    5. Jangan makan berlebihan saat buka puasa: Hindari makan berlebihan dan pilihlah makanan sehat yang memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

    Mengganti puasa Ramadhan merupakan suatu kewajiban agama, dan baik untuk menjaga kesehatan. Dengan niat yang tulus dan persiapan yang baik, umat Islam dapat mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat. Semoga Allah Ta’ala menerima puasa kita.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • Keutamaan Surah An Nas beserta Arti

    Surat An-Nas merupakan surat ke-114 yang terdiri dari enam ayat. Surat ini turun di Makkah, atau disebut sebagai makiyah.
    Keutamaan Surah An Nas beserta Arti
    SAFAHAD TechnologySurat An-Nas merupakan surat ke-114 yang terdiri dari enam ayat. Surat ini turun di Makkah, atau disebut sebagai makiyah. Bersama dengan Al-Ikhlas dan Surat Al-Falaq surat ini sering dibacakan imam saat rekaat kedua salat berjemaah maupun orang yang salat sendirian.

    Pilihan ini masuk akal karena surat-surat ini pendek. Surat ini juga sering dibacakan saat rekaat kedua salat tarawih, maupun witir. Di salat witir, dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW membacakan tiga surat ini sekaligus di rekaat ketiga.

    Surat Al-Falaq dan surat An-Nas juga sering dibaca saat hendak tidur. Sebab, kedua surat ini merupakan surat Al-Mu’awwidzatain atau surat yang melindungi.




    Karena itu, umat Islam sering membacanya sebagai doa agar terlindung dari gangguan jin maupun manusia. Surat Al-Mu’awwidzatain ini dibaca untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.

    Keutamaan Surat Al-Mu’awwidzatain

    Mengutip berbagai sumber, surat Al-Mu’awwidzatain, termasuk An-Nas memiliki berbagai keutamaan. Berikut adalah keutamaannya.

    Pertama, Al-Mu’awwidzatain adalah sebaik-baiknya surat untuk mendapatkan perlindungan Allah dari gangguan jin dan manusia.


    Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq meriwayatkan bahwa barang siapa yang membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas sebanyak 7 kali usai shalat Jum’at dan dibaca di tempat duduknya, maka ia mendapat perlindungan hingga Jum’at berikutnya.

    Selanjutnya, Halaman 2

    Kedua, membaca Al-Mu’awwidzatain ketika akan tidur dan ketika bangun tidur. Hal ini tertera dalam hadis bahwa setiap muslim harus membaca setiap malam. Salah satunya diriwayatkan oleh sahabat Nabi, Uqbah bin Amir. Rasulullah berpesan

    يَاعُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ أَلآ أُعَلِّمُكَ سُوَرًا مَاأُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَافِي الزَّبُوْرِ وَلَافِي الْإِنْجِيْلِ وَلَافِي الْفُرْقَانِ مِثْلَهُنَّ? لَايَأْتِيْ عَلَيْكَ لَيْلَةٌ إِلَّا قَرَاْتَهُنَّ فِيْهَا: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

    Artinya : Wahai Uqbah bin Amir, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa surat (Al-Qur’an) yang tidak diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil, ataupun Al-Furqan (Al-Qur’an) yang serupa dengannya? Bacalah surat-surat tersebut pada setiap malam, yaitu Qul huwallahu ahad (Al-Ikhlas), Qul a’udzu bi rabbil falaq (Al-Falaq), dan Qul a’udzu bi rabbin nas (An-Nas).
    Setelah itu, khususnya sebelum tidur, ia membacanya dan tidak meninggalkannya karena Rasulullah yang menyuruh Uqbah.

    Ketiga, surat Al-Mu’awwidzatain dan Al-Ikhlas dibacakan kepada kepada orang sakit.
    Ketika salah seorang keluarga sakit, maka Nabi meniupkan kepadanya dengan Al-Mu’awwidzatain. Begitu pula tatkala Nabi sakit, maka membacakan surat ini untuk dirinya Al-Mu’awwidzatain dan meniup tangannya serta mengusap pada organ yang sakit dengan tangannya.

    Kisah lainnya dari Ali bin Abi Thalib yang melihat Rasulullah disengat oleh kalajengking saat melakukan salat malam. Nabi memukul hewan itu dengan sandal sampai mati.

    Usai salat, Nabi meminta mengambilkan garam dan air yang diletakkan di dalam gelas. Lalu menyiramkannya ke atas jari yang tersengat, kemudian mengusapnya sembari membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatain.

    Selanjutnya, Bacaan Surah An Nas beserta Arti

    Bacaan Surah An Nas beserta Arti

    قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

    1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia.

    مَلِكِ النَّاسِۙ

    2. Raja manusia.

    اِلٰهِ النَّاسِۙ

    3. sembahan manusia.

    مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

    4. dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi

    الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

    5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

    مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

    6. dari (golongan) jin dan manusia.”.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Sumber: Safahad

  • Resolusi Islami Tahun Baru 2024 (Perbaikan Positif) untuk Diri Sendiri

    Resolusi apa yang ingin Anda targetkan di Tahun 2024? Banyak tujuan dunia yang ingin dicapai di tahun yang baru. Padahal yang utama adalah tujuan akhirat.
    Ilustrasi (Foto: Getty Images/baona)
    SAFAHAD Technology – Resolusi apa yang ingin Anda targetkan di Tahun 2024? Banyak tujuan dunia yang ingin dicapai di tahun yang baru. Padahal yang utama adalah tujuan akhirat.

    Ketika mengawali awal tahun, ada istilah yang muncul di tengah-tengah kita dengan penyebutan Resolusi Tahun Baru. Resolusi ini adalah komitmen yang dibuat pada diri sendiri untuk melakukan perubahan positif dalam hidup. Isi dari resolusi tahun baru bisa berupa perubahan kebiasaan kecil yang ingin dilakukan atau langkah-langkah kecil untuk meraih pencapaian besar.

    Contoh resolusi tahun baru yang realistis hendaknya mencakup konsep SMART yang terdiri dari Specific (spesifik), Measurable (bisa diukur), Achievable (mudah dicapai), Relevant (relevan dengan tujuan pribadi), dan Time-Bound (memiliki batas waktu).




    Namun, sayangnya kami saksikan sendiri beberapa resolusi yang dibuat kebanyakan orang adalah seputar pencapaian duniawi, seperti: belajar bahasa asing sehingga bisa bekerja di luar negeri, menurunkan berat badan dengan kardio dan angkat beban, kunjungi tempat baru, jelajahi hobi baru, fokus pada passion, dapat mobil di tahun 2024.

    Padahal standar bahagia dan berkah itu dengan iman dan takwa. Dalam ayat disebutkan,

    وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ


    “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
    . Lihatlah berkah itu turun karena iman dan takwa.

    Saran kami agar ada perubahan positif adalah berubah dalam urusan akhirat atau dalam urusan agama dengan cara: (1) perhatikan apa yang sudah dilakukan di tahun 2023, (2) buat perencanaan yang realistis, spesifik, dan jelas, (3) tetapkan tenggat waktu yang realistis, (4) cari dukungan dari orang sekitar, (5) prioritas akhirat yang utama, jauhi yang haram.

    Selanjutnya, Beberapa hal yang perlu kita ingat dalam resolusi

    Beberapa hal yang perlu kita ingat dalam resolusi ini adalah sebagai berikut.
    Pertama, umur kita itu terbatas.

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ


    “Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3550; Ibnu Majah, no. 4236. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

    Kedua, beramal salehlah di waktu muda dan saat kuat.

    Allah Ta’ala berfirman,

    وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1) وَطُورِ سِينِينَ (2) وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6) فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ (7) أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ (8)


    “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?” (QS. At-Tiin: 1-8)

    Ibnu Qutaibah rahimahullah mengatakan, “Makna firman Allah yang artinya “Kecuali orang-orang yang beriman” adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu mudanya, di saat kondisi fit (semangat) untuk beramal, maka mereka di waktu tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka. Walaupun mereka tidak mampu melakukan amalan ketaatan di saat usia senja. Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, maka mereka tidak akan berhenti dari beramal kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, (di saat tua renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.” (Lihat Zaad Al-Masiir, 9:172-174 dan Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 7:72)

    Ketiga, tinggalkanlah hal yang tidak manfaat.

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

    مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

    “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

    ‘Arif Al Yamani berkata,


    إن من إعراض الله عن العبد أن يشغله بما لا ينفعه

    “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia.” (Hilyatul Awliya’, 10: 134).

    Keempat, ingatlah waktu tak akan berulang.

    Waktu amat berharga, wahai saudaraku. Ia tidak mungkin kan kembali setelah berlalu pergi.

    الوقت أنفاس لا تعود

    “Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”

    Selanjutnya, Rekomendasi untuk resolusi di tahun 2024

    Rekomendasi kami (Red: Diri Sendiri) untuk resolusi di tahun 2024 adalah:

    1. Sadarlah untuk shalat lima waktu bagi yang belum sadar untuk shalat yang tahunya hanya mengikuti shalat Jumat saja sekali sepekan. Paling penting di antara shalat yang ada adalah shalat Shubuh. Siapa yang rajin shalat Shubuh pasti akan menjaga shalat lima waktu lainnya.

    2. Rajinlah hadir di masjid apalagi untuk pria yang sangat dianjurkan untuk shalat berjamaah kecuali ada uzur.

    3. Di bulan Ramadhan 1445 Hijriyah, jalankanlah puasa secara sempurna. Jangan sampai meninggalkannya karena alasan kerjaan atau urusan mengurus ternak. Sempurnakanlah puasa wajib dengan puasa sunnah.

    4. Perhatikanlah nafkah pada keluarga dengan baik, prioritaskan nafkah yang halal, walau sedikit. bukan yang banyak, tetapi tidak berkah.

    5. Bijaklah dalam bermedia sosial dan memegang gadget atau hape.

    6. Belajarlah agama, yang belum bisa baca Al-Qur’an, belajarlah baca Al-Qur’an di tahun 2024.

    7. Bagi yang suka membaca, tingkatkanlah ilmu dengan membaca dan menulis.

    8. Membuat anggaran keuangan yang baik di tahun 2024 sehingga tidak merasakan krisis keuangan, terutama atur gaya hidup dan kurangi berutang.

    9. Tinggalkanlah rokok karena tak ada pakar kesehatan yang merekomendasikan rokok sama sekali. Artinya, merokok itu tidak sehat.

    10. Jangan lupa bayar zakat jika sudah memenuhi syarat harta terkena zakat (yaitu nishab dan haul).

    11. Jangan lupa perbanyak sedekah sunnah, di sekitar kita masih banyak yang susah.

    12. Beri waktu yang cukup bersama keluarga, karena kebersamaan dan waktu yang cukup untuk komunikasi adalah kunci bahagianya keluarga kita.

    13. Berusalah menabung untuk segera ke tanah suci, dalam rangka berumrah dan berhaji.

    14. Doakan yang terbaik untuk pemimpin negeri kita yang cinta pada rakyat dan peduli pada Islam.

    15. Tinggalkanlah amal jariyah yang masih dimanfaatkan oleh orang lain sebelum kita pergi jauh.

    Ingatlah, tanda waktu itu begitu berharga bagi seorang muslim karena kelak ia akan ditanya, di mana waktu tersebut dihabiskan,

    لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

    “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

    Semoga di tahun 2024, kita dimudahkan menjadi insan yang lebih baik.

    Sumber: https://rumaysho.com/37930-resolusi-perbaikan-positif-di-tahun-2024.html

  • Etika Berdebat dan Diskusi yang Baik dalam Islam

    Dalam Islam, ada aturan etika yang harus dipahami ketika berdebat. Konflik seringkali muncul ketika terdapat perbedaan pendapat dan sudut pandang pemikiran.
    Ilustrasi: Etika Berdebat dan Diskusi yang Baik dalam Islam
    SAFAHAD Technology – Dalam Islam, ada aturan etika yang harus dipahami ketika berdebat. Konflik seringkali muncul ketika terdapat perbedaan pendapat dan sudut pandang pemikiran.

    Jika suatu perdebatan tidak ditangani dengan baik, topik awal diskusi yang semula akan menjadi perselisihan. Jadi umat Islam hendaknya memahami etika saat berdebat dan berdiskusi.

    Debat dikenal juga dengan metode dakwah Islam. Namun perlu dipahami bahwa debat tersebut bukanlah langkah awal dakwah, melainkan jalan terakhir yang dapat dilakukan.


    Allah SWT berfirman dalam surah An Nahl ayat 25,

    لِيَحْمِلُوٓا۟ أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ ٱلَّذِينَ يُضِلُّونَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ


    Artinya:
    “(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.”



    Etika Berdebat dan Diskusi dalam Islam

    Mengutip buku Pemikiran-pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam dari Klasik hingga Modern yang ditulis oleh Yanuar Arifin, berikut beberapa etika yang harus diperhatikan umat Islam ketika berdiskusi.

    1. Etika Berdebat dalam Islam Menurut Imam Asy-Syafi’i

    Imam Syafi’i dalam kitab Diwan asy-Syafi’i menjelaskan sejumlah etika debat.


    “Jika engkau memiliki kemuliaan dan ilmu yang berbeda dengan orang-orang dahulu atau yang sekarang, maka lakukanlah debat dengan tenang bersama orang yang engkau ajak berdebat. Lantas, bersikap sabarlah, dan jangan memaksakan kehendak, serta jangan berlaku sombong. Akan bermanfaat bagimu jika engkau tidak mengharap pamrih apa pun.”
    tulis Imam Syafi’i dalam kitabnya.

    Jika dirinci, etika yang benar saat berdebat adalah memperlakukan lawan bicara dengan tenang dan sabar, tidak memaksakan kehendak, tidak sombong, dan tidak mengharapkan imbalan apa pun. Dengan cara ini, diskusi menjadi sebuah ruang dan alat yang berguna untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat persaudaraan.

    Selanjutnya, 2. Etika Berdebat dalam Islam Menurut Kitab Adab Al-Ikhtilaf Fil Islam

    2. Etika Berdebat dalam Islam Menurut Kitab Adab Al-Ikhtilaf Fil Islam

    Thahah Jabir Fayyad Al Lawani dalam kitab Adab Al-Ikhtilaf Fil Islam menyebutkan beberapa etika debat, antara lain:

  • Memulai dengan prasangka baik atau husnuzan terhadap sesama muslim. Hal ini penting, sebab jika diawali dengan rasa tidak percaya maka kita akan selalu menolak apa yang dikatakan oleh lawan debat
  • Menghargai pendapat orang lain sejauh pendapat tersebut memiliki dalil atau sumber-sumber yang kuat
  • Tidak memaksakan kehendak bahwa pendapatnya yang paling benar
  • Lapang dada menerima kritik yang sampai untuk membetulkan kesalahan
  • Hendaklah memilih ucapan yang terbaik dan terbagus dalam berdiskusi
  • Tidak berkata kasar dan mencaci
  • Mengusung semangat untuk menemukan yang lebih baik atau lebih benar, bukan malah menjatuhkan
  • Akhiri dengan komitmen untuk menjalankan kebenaran yang ditemukan bersama
  • Itulah beberapa etika berdebat dan diskusi dalam Islam yang perlu dipahami umat Islam. Jangan lupa untuk menerapkannya ya!

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Referensi:

  • https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7085699/etika-berdebat-dalam-islam-salah-satunya-tidak-memaksakan-kehendak
  • Sekilas Tentang Kitab Zabur

    Nabi Daud AS merupakan nabi pertama yang mendapatkan kitab suci bernama Zabur. Kata zabur berasal dari kata verbal, zabara-yazburu-zabr, yang berarti menulis.
    Ilustrasi: Kitab Al-Quran (safahad)
    SAFAHAD TechnologyNabi Daud AS merupakan nabi pertama yang mendapatkan kitab suci bernama Zabur. Kata zabur berasal dari kata verbal, zabara-yazburu-zabr, yang berarti menulis. Jadi, Zabur menurut arti asalnya, berarti kitab yang tertulis dengan bentuk jamaknya zubur. Alquran banyak berkisah mengenai Zabur.

    Dalam Alquran kata Zabur dalam bentuk jamak zubur disebutkan pada sembilan ayat, yaitu surah asy- Syu‘ara’ ayat 196, surah Ali Imran ayat 184, surah an-Nahl ayat 44, Fatir ayat 25, al-Qamar ayat 43 dan 52, al-Isra’ ayat 55, an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-Anbiya’ ayat 105.

    Dalam bentuk mufrad (tunggal) Zabur disebutkan pada tiga ayat dalam Alquran, yaitu surah al-Isra’ ayat 55, surah an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-Anbiya’ ayat 105. Ayat ini menunjukkan bahwa Zabur merupakan kitab yang khusus diberikan kepada Nabi Daud AS.

    Alquran dan terjemahannya yang dikeluarkan Departemen Agama menerjemahkan kata zabur dalam surah al-Anbiya’ ayat 105 dengan seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi- Nya.




    Terjemahan ini tidak mengkhususkan Zabur kepada Nabi Daud AS saja. Arti dan penjelasan ini diberikan karena pada surah al- Anbiya’ ayat 105 ini kata zabur tidak dihubungkan dengan Nabi Daud AS.

    Berbeda dengan surah al- Isra’ ayat 55 dan surahan-Nisa’ ayat 163 yang menghubungkan Zabur dengan Nabi Daud AS. Dalam bentuk jamak zubur, menurut Alquran, merupakan nama umum bagi semua kitab suci yang diwahyukan kepada nabi-nabi terdahulu (QS asy-Syu’ra’ [26]: 196, QS Ali Imran [3]: 184, QS an-Nahl [16]: 44, QS Fathir [35]: 25, dan QS al-Qamar [54]: 43). Sedangkan dalam surah al-Qamar ayat 52, kata zubur diartikan dengan kitab-kitab perbuatan manusia, yakni buku- buku catatan yang ada di tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.

    Zabur dengan arti kitab yang diwahyukan kepada Nabi Daud AS juga disebut dalam bahasa Arab dengan mazmur dan jamaknya mazamir. Menurut Shorter Encyclopaedia of Islam, mazmur dalam bahasa Ibrani disebut mizmor, dalam bahasa Suriani disebut mazmor, dan pada bahasa Ethopia disebut mazmur.

    Selanjutnya, Halaman 2

    Jadi, sebenarnya Zabur Nabi Daud AS dengan definisi tersebut menerangkan bahwa kitab suci ini sebenarnya merupakan kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Psalms dalam bahasa Inggris) yang berasal dari Nabi Daud AS.

    Zabur berisi 150 nyanyian (mazmur) yang dise nan dungkan Nabi Daud AS dengan mengungkapkan semua pengalaman yang dialaminya pada masa hidupnya. Pengalaman tersebut, seperti pengakuan dosanya, kisah kejatuhannya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacitanya tentang kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Allah seperti dinyatakan oleh alam dan hukuman Allah, dan kemuliaan Messiah (Nabi Muhammad) yang akan datang.

    Zabur yang merupakan mazmur berisi lima tipe nyanyian, yaitu, nyanyian liturgi kebaktian untuk memuji Allah, nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur, ratapan- ratapan jamaah, ratapan dan doa individu, serta nyanyian untuk raja.

    Ada pendapat mengatakan, tidak semua mazmur dalam Perjanjian Lama merupakan Zabur Nabi Daud AS. Dari 150 nyanyian kudus yang kini masuk bagian Perjanjian Lama diperkirakan 73 saja, di antaranya dinisbahkan (berasal) dari Nabi Daud AS.

    Tentang penetapan Zabur bahwa Allah akan mewariskan bumi kepada manusia yang saleh, seperti dinyatakan oleh Alquran, dapat dilihat bukti penetapan itu dalam Mazmur Daud pada Perjanjian Lama. Alquran mengatakan, “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS al-Anbiya’ [21]: 105).

    Sebutan Lauh Mahfuz ternyata juga tercantum di dalam Zabur sebagaimana dikisahkan dalam Alquran. Lauh Mahfudz, menurut Zabur, adalah catatan tentang ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Sedangkan pernyataan Alquran tentang bumi yang dipusakai oleh orang-orang yang saleh, hal ini juga ternyata terdapat dalam Zabur.

    Selanjutnya, Halaman 3

    Dalam Perjanjian Lama, Mazmur 25:12-13, disebutkan, “Siapakah orang yang takut kepada Tuhan, Kepadanya Tuhan menunjukkan ja lan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetapkan dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.”

    Ayat ini menjadi satu referensi bahwa tidak ada perbedaan akidah dan tauhid antara Nabi Daud AS hingga Nabi Muhammad SAW. Umat mereka sama-sama disebut sebagai orang-orang saleh dan dipusakai untuk menjadi khalifah di muka bumi. Baik orang-orang saleh pada zaman terdahulu seperti umat Nabi Daud AS hingga orang-orang saleh masa kini yang menjadi umat Nabi Muhammad SAW.

    Baik dalam kitab Zabur maupun Alquran, keduanya menyebutkan bahwa bumi beserta isinya diwariskan kepada orang saleh, yakni mereka yang beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun.

    Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/p17ssj313/menelusuri-kitab-suci-zabur

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • Doa untuk Palestina: Arab, Latin, Artinya dan Singkat

    Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian masyarakat global, termasuk Indonesia, masih tertuju pada konflik yang sedang terjadi di Palestina.
    ilustrasi Doa untuk Palestina: Arab, Latin, Artinya dan Singkat
    SAFAHAD Technology – Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian masyarakat global, termasuk Indonesia, masih tertuju pada konflik yang sedang terjadi di Palestina. Suatu keharusan sebagai seorang Muslim, dapat meyampaikan doa yang penuh ketulusan agar rakyat Palestina diberikan kekuatan dan ketabahan.

    Menurut laman resmi Nahdlatul Ulama, doa qunut nazilah dapat diucapkan oleh umat Islam ketika sedang menghadapi tantangan berat dalam kehidupan, seperti masalah keamanan, pertanian, bencana alam, dan krisis kemanusiaan.

    Nabi Muhammad SAW pernah mengamalkan Qunut nazilah selama satu bulan setelah kehilangan beberapa sahabatnya dalam Tragedi Bir Maunah. Qunut nazilah ini akan dibaca sebelum melakukan sujud pada rakaat terakhir dalam setiap shalat wajib lima waktu.

    Mari kita bersama-sama mendoakan dengan penuh ketulusan hati agar perdamaian dan keadilan menyinari tanah Palestina. Berikut adalah doa qunut nazilah untuk Palestina. Doa ini disertai tulisan dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya.

    Doa Qunut Nazilah untuk Palestina adalah doa yang ditujukan untuk memohon pertolongan dan keadilan dari Allah SWT bagi rakyat Palestina yang sedang mengalami penderitaan.




    Berdasarkan sumber dari laman Nahdlatul Ulama, qunut nazilah merupakan doa yang disarankan untuk dibaca setiap kali kita menunaikan sholat lima waktu setelah rukuk yang terakhir. Praktik ini dapat dilakukan oleh imam saat memimpin jamaah atau oleh seseorang yang sedang melaksanakan sholat sendirian.

    Berikut adalah bacaan doa qunut nazilah yang ditujukan untuk Palestina, dengan tulisan arab, latin dan artinya:

    اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحِقٌ


    Allâhumma innâ nasta’înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla’u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na’budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas’â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq

    Artinya: “Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.”

    Selanjutnya, Tata cara doa Qunut Nazilah untuk Palestina

    Tata cara doa Qunut Nazilah untuk Palestina adalah sebagai berikut:

    Mengutip dari laman umsu.ac.id, memberikan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membaca doa qunut nazilah. di bawah ini adalah penjelasan:

    . Setiap kali kita menjalankan sholat wajib, sangatlah penting untuk membaca doa qunut setelah rukuk pada rakaat terakhir.

    . Dalam melaksanakan ibadah sholat, ada tata cara khusus dalam membaca doa. Ketika melaksanakan sholat Zuhur dan Asar, doa lebih baik dibaca dengan suara yang pelan. Namun, saat melaksanakan sholat Subuh, Maghrib, dan Isya, disarankan untuk membaca doa dengan suara yang keras. Sama halnya baik sedang sholat berjamaah ataupun sendirian.

    . Seorang imam yang membacakan doa qunut nazilah bisa menggantikan kata ganti diri sendiri dengan kata ganti jamak. Sebagai jamaah, kita hanya perlu mengamini.

    Demikianlah bacaan doa qunut nazilah untuk Palestina, yang dilengkapi dengan tulisan dalam bahasa Arab, Latin, beserta artinya.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Referensi:

  • nu.or.id
  • umsu.ac.id
  • https://www.detik.com/jogja/berita/d-7017272/bacaan-doa-untuk-palestina-arab-latin-dan-artinya
  • Salah Satu Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat: Terhindar dari Fitnah Dajjal

    SAFAHAD Technology - Berikut ini beberapa keutamaan membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat salah satunya agar terhindar dari fitnah Dajjal.
    ilustrasi Salah Satu Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at: Terhindar dari Fitnah Dajjal
    SAFAHAD Technology – Berikut ini beberapa keutamaan membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat salah satunya agar terhindar dari fitnah Dajjal. Umat Islam dianjurkan sering membaca Al Quran untuk mendapatkan pahala dan ketenangan hati.

    Dikutip Safahad News dari laman MUI, ganjaran pahala bagi orang yang membaca Al Quran penjelasannya terdapat pada salah satu hadis Nabi Muhammad SAW.

    عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

    Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah saw bersabda, siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)




    Tidak ada ketentuan khusus mengenai waktu membaca Al Quran apakah malam hari atau siang hari. Tetapi ada beberapa surat dalam Al Quran yang memiliki keutamaan ketika dibaca pada waktu tertentu seperti Surat Al Kahfi yang dianjurkan untuk dibaca pada hari Jumat.

    Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW:

    مَن قَرَأَ سورةَ الكَهفِ يومَ الجُمُعةِ أضاءَ له من النورِ ما بَينَ الجُمُعتينِ

    Artinya: “Barang siapa yang membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat, niscaya Allah menyinarinya dengan cahaya antara dua Jumat”. (HR. Imam Ad Daruquthni dan Imam Baihaqi)

    Surat Al Kahfi termasuk dalam kelompok surah Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah. Salah satu manfaat yang didapat ketika membaca Surat Al Kahfi yaitu terhindar dari fitnah Dajjal. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

    Halaman Selanjutnya…

    من قرأ العشر الأواخر من سورة الكهف عُصم من فتنة الدجال

    “Barang siapa membaca sepuluh ayat pertama dari Surat Al Kahfi, maka dia akan terlindungi dari fitnah Dajjal”. (HR. Muslim).
    Keutamaan membaca Surat Al Kahfi yang kedua yaitu diampuni dosa dalam dua jumat. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Mardawaih dari Abdullah bin Umar RA.

    مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْن
    Artinya: “Barang siapa yang membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.”

    Keutamaan membaca Surat Al Kahfi yang ketiga yaitu sebagai pengingat hari kiamat. Hal ini terdapat pada Surat Al Kahfi ayat 47:

    وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْاَرْضَ بَارِزَةًۙ وَّحَشَرْنٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ اَحَدًاۚ

    Artinya: “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka”.

    Demikian informasi keutamaan membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat salah satunya agar terhindar dari fitnah Dajjal.[safahad]

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ