Category: Hujan

  • Cara Membuat Cilok Empuk, Lembut, Simple dan Enak untuk Cemilan di Rumah Saat Hujan

    Cilok merupakan salah satu cemilan favorit di kalangan anak-anak karena sangat populer sebagai jajanan sekolah untuk anak-anak.
    Ilustrasi Cilok (Syanti Ekasari/shutterstock)
    SAFAHAD TechnologyCilok merupakan salah satu cemilan favorit di kalangan anak-anak karena sangat populer sebagai jajanan sekolah untuk anak-anak. Namun cilok yang dibeli cenderung mudah mengeras dan memiliki rasa yang hambar.

    Untuk menghasilkan teksturnya yang empuk dan enak, Anda bisa belajar cara membuat cilok yang lembut dan empuk di rumah. Caranya mudah. Yuk simak resep yang dilansir dari maggi.id dibawah ini!

    1. Perhatikan Takaran Tepung

    Tepung adalah kunci membuat cilok lembut dan empuk, jadi mesti diperhatikan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengolah tepung menjadi cilok yang lezat, yaitu:

  • Gunakan tepung tapioka (tepung sagu) dan tepung terigu dengan perbandingan 1:1. Takaran yang sama banyak dari kedua jenis tepung ini dapat menghasilkan adonan yang kenyal jika dimasak;
  • Kalau ingin cilok nya lebih empuk dibanding kenyal, bisa dikurangi takaran tepung tapioka dan perbanyak tepung terigunya;


  • Perhatikan takaran air yang dimasukkan ke dalam adonan, jangan sampai terlalu banyak atau terlalu sedikit karena adonan bisa menjadi terlalu lembek atau malah terlalu keras. Misalnya, untuk 200 gram tepung, butuh 150 ml air panas; dan
  • Tuangkan air secara perlahan dan bertahap untuk mendapatkan tekstur adonan yang pas. Ciri adonan yang pas adalah nggak lengket dan mudah dibentuk.
  • 2. Tambahkan Telur ke dalam Adonan

    Kamu juga bisa menambahkan telur ke dalam adonannya, lho! Selain tinggi protein, telur juga membuat cilok semakin nikmat. Sebelum menambahkan telur, kurangi 3 sendok makan air dari resep semula agar cilok nggak lembek dan tetap mudah dibentuk.

    Kemudian tambahkan satu butir telur ke dalam 450 gram adonan. Campurkan telur secara merata ke dalam adonan lalu uleni hingga kenyal dan mudah dibentuk ya!

    Selanjutnya, 3. Pastikan Ukuran Setiap Cilok Sama Besar

3. Pastikan Ukuran Setiap Cilok Sama Besar

Cara ketiga untuk membuat cilok tetap empuk dan lembut adalah dengan menjaga ukuran cilok tetap sama. Karena cilok dimasak dengan ukuran yang sama, maka bisa matang dalam waktu yang bersamaan.

Jika cilok yang dihasilkan ukurannya berbeda-beda, maka permukaannya pun berbeda-beda, sehingga nggak bisa matang pada waktu yang bersamaan. Berkreasilah dengan dengan menambahkan isian pilihanmu seperti daging, keju, sayuran, dll.

4. Lakukan Proses Masak Dua Kali: Rebus dan Kukus

Dengan proses memasak sebanyak dua kali, yaitu merebus dan mengukus, kamu bisa membuat cilok empuk dan lembut. Begini caranya:

  • Saat akan merebus adonan, pastikan cilok dimasukkan ke air yang sudah mendidih;
  • Masak sampai adonan mengambang dan tunggu sekitar 10 menit untuk memastikan cilok sudah matang;
  • Setelah matang, dapat memanaskan kembali cilok tersebut dengan cara dikukus. Tujuannya agar uap air di dalam adonan menguap dan menghasilkan cilok yang empuk dan lembut.
  • Selain memperhatikan cara membuat cilok lembut dan empuk, jangan lupa menambahkan bumbu seperti garam, merica, bawang putih, dan daun bawang.
  • Demikian tips dan cara membuat cilok lembut dan empuk yang bisa dipraktikkan sendiri di rumah. Camilan segar dan lezat ini sangat cocok untuk dinikmati di rumah saat hujan bersama anak dan keluarga. Siap untuk mencobanya?

    Referensi:

  • https://www.maggi.id/cara-membuat-cilok-empuk-dan-lembut/
  • Keistimewaan Hujan dalam Islam dan Ayat Tentang Hujan dalam Al Quran

    Ada banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang hujan. Jelaskan proses terjadinya hujan dan pentingnya hal tersebut.
    Ilustrasi: Keistimewaan Hujan dalam Islam dan Ayat Tentang Hujan dalam Al Quran
    SAFAHAD Technology – Ada banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang hujan. Jelaskan proses terjadinya hujan dan pentingnya hal tersebut. Al-Qur’an menggambarkan hujan melalui ayat dalam beberapa surat. Kata hujan disebutkan tidak kurang dari 55 kali dalam Al Quran.

    Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang mempunyai banyak manfaat. Berdoa saat hujan sangatlah istimewa karena merupakan waktu yang mustajab untuk terkabulnya doa. Disebutkan dalam hadits bahwa jika turun hujan, itulah waktu yang paling baik untuk berdoa.

    Imam Syafi’i meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad mursal dalam Kitab Al-Umm, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Carilah oleh kalian doa yang dikabulkan: di saat kedua pasukan bertemu (di jalan Allah), ketika sholat diiqamahkan, dan ketika hujan turun.”




    Dalam hadits lainnya dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda: “Dua doa yang tidak pernah ditolak, yaitu doa pada waktu azan dan doa pada waktu hujan.” (HR Hakim, disahihkan oleh Adz-Dzahabi 1/113-114).

    Ayat Al-Qur’an tentang Hujan

    Hafidz Muftisany menjelaskan dalam bukunya Ensiklopedia Islam bahwa hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Proses pemanasan air laut oleh sinar matahari sangat penting agar proses hidrologi dapat berlangsung terus menerus.

    Secara alami siklus ini berulang. Proses terjadinya hujan dijelaskan oleh para ahli, namun kenyataannya proses tersebut telah dijelaskan secara rinci dalam Al-Quran.


    14 abad yang lalu, saat penduduk bumi belum mengetahui proses terjadinya hujan. demikian firman Allah SWT dalam sebuah ayat Al-Quran.

    Selanjutnya, Berikut ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hujan

    Berikut ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hujan:

    1. Surat Az-Zukhruf Ayat 11

    وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ

    Artinya: “Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).”

    2. Surat An-Nahl Ayat 10

    هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ

    Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.”


    3. Surat Ar-Rum Ayat 48

    اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

    Artinya: “Allah-lah yang mengirim angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia (Allah) membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula mereka bergembira.” (QS Ar-Rūm: 48).

    4. Surat An-Nur Ayat 43

    اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ

    Artinya: “Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS An-Nūr: 43).

    5. Surat Al-Hijr Ayat 22

    وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ

    Artinya: “Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). Maka, Kami menurunkan hujan dari langit lalu memberimu minum dengan (air) itu, sedangkan kamu bukanlah orang-orang yang menyimpannya.” (QS Al-Ḥijr: 22).

    6. Surat Ar-Ra’d Ayat 17

    اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۗوَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّارِ ابْتِغَاۤءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءً ۚوَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ ۗ

    Artinya: “Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.” (QS Ar-Ra’d: 17).

    Selanjutnya, 7. Surat Al-Mu’minun Ayat 18

    7. Surat Al-Mu’minun Ayat 18

    وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسْكَنّٰهُ فِى الْاَرْضِۖ وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوْنَ ۚ

    Artinya: “Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran. Lalu, Kami jadikan air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami Maha Kuasa melenyapkannya.” (QS Al-Mu’minūn: 18).

    8. Surat Al-Qamar Ayat 11-12

    فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ

    Artinya: “Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan.” (QS Al-Qamar: 11-12).

    9. Surat Al-Ahqaf Ayat 24

    فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ

    Artinya: “Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan), tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih.” (QS Al-Aḥqāf: 24).

    10. Al-A’raf Ayat 57

    وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

    Artinya: “Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat.” (QS Al-A’rāf: 57).

    Hadist Tentang Hujan

    Hujan juga disebutkan berkali-kali dalam hadits. Sabda Nabi SAW menjelaskan bahwa hujan merupakan rahmat dan anugerah dari Allah SWT. Menurut Seperti yang dikisahkan Zaid bin Khalid Al-Juhaini Radhiallahu ‘anhu (RA), saat itu Nabi SAW sedang mengimami salat subuh di Hudaibiyah setelah hujan malam itu.

    Usai salat, Nabi Muhammad SAW menghadapkan wajahnya kepada pada para jamaah dan bersabda, “Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?”. Para jamaah kemudian menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

    Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda

    Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, “(Allah berfirman) Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan: (doa di atas), maka dia beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kita diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dia kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Hadits lain terkait hujan berasal dari Ibnu Mas’ud RA. Dalam hadits ini, curah hujan disebutkan sama tiap tahunnya. “Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain,” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra).

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Referensi:

  • https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7149839/hujan-dalam-pandangan-islam-ciptaan-allah-yang-dijelaskan-melalui-puluhan-ayat-al-quran
  • Doa Rasulullah Ketika Turun Hujan (Arab dan Artinya)

    SAFAHAD Technology - Hujan adalah anugerah dan berkah dari Allah kepada umat manusia. Dengan turunnya hujan, tumbuhan menjadi subur.
    SAFAHAD TechnologyHujan adalah anugerah dan berkah dari Allah kepada umat manusia. Dengan turunnya hujan, tumbuhan menjadi subur. Tumbuhan yang subur dan tumbuh dengan baik mampu memberi manfaat bagi manusia lewat buahnya, pohon yang rindang, dan manfaat lain.

    Islam juga menganjurkan umatnya untuk memanjatkan doa ketika hujan turun, saat hujan lebat, dan setelah hujan reda. Hal ini sebagai wujud rasa syukur dan memohon perlindungan agar saat hujan turun tidak mendatangkan bahaya.

    Imam Syafi’i telah meriwayatkan dalam kitab al-Umm dengan sanad yang mursal, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Carilah doa yang dikabulkan, yaitu ketika bertemunya dua pasukan, waktu ikamah, serta ketika turunnya hujan.

    Imam an-Nawawi juga mengatakan doa pada saat hujan tidak ditolak atau jarang ditolak karena pada saat itu tengah turun rahmat, khususnya curahan hujan pertama di awal musim.

    Berikut doa-doanya.



    Doa ketika turun hujan
    اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
    “Allahumma shayyiban nafi’an.”
    Artinya: Ya Allah, curahkanlah air hujan yang bermanfaat. (HR Bukhar dari Aisyah RA).
    Doa ketika takut bahaya hujan lebat
    اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا ، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
    “Allahumma hawalaina wala ‘alaina. Allahumma ‘alal akami wa adhirabi, wa buthunil auwdiyati, wamanabitisyajari.”
    Artinya: Ya Allah turunkan hujan ini di sekitar kami jangan di atas kami. Ya Allah curahkanlah hujan ini di atas bukit-bukit, di hutan-hutan lebat, di gunung-gunung kecil, di lembah-lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan. (HR Bukhari Muslim)

    Doa setelah turun hujan

    مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللـهِ ورَحْمَتِهِ
    “Muthirnaa bifadhlillahi wa rahmatihi.”

    Diturunkan kepada kami hujan berkat anugerah Allah dan rahmat-Nya. (HR Bukhari)[safahad]
    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • BMKG Prediksi Kemarau Tiba Lebih Cepat, Ajak Masyarakat Panen Hujan

    SAFAHAD Technology - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih cepat, dan lebih kering dari tiga tahun yang lalu.
    SAFAHAD Technology – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih cepat, dan lebih kering dari tiga tahun yang lalu.






    Oleh karena itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Senin, 6 Maret 2023, secara daring mengajak masyarakat untuk melakukan antisipasi, salah satunya dengan menampung air hujan agar dapat digunakan saat musim kemarau tiba.[Tempo]