Category: Capres

  • Pak JK Singgung Capres Pemarah: Bisa Ditonjok Kepala Negara Lain

    Politikus senior Partai Golkar yang juga Wapres RI 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla meningatkan publik tidak salah memilih capres Pilpres 2024.
    Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla saat bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Jakarta, Sabtu (6/5). Foto: Ricardo/JPNN.com
    SAFAHAD Technology – Politikus senior Partai Golkar yang juga Wapres RI 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla meningatkan publik tidak salah memilih capres Pilpres 2024. Tokoh yang kondang dengan inisial JK itu berpendapat figur pemarah tidak cocok jadi presiden.

    JK menyampaikan pendapatnya tersebut saat mendampingi cawapres bernomor urut 1 di Pilpres 2024 Muhaimin Iskandar berdialog dengan para pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) Jawa Timur di Hotel Namira, Surabaya, Rabu (10/1/2024).

    “Kalau kawan kita yang satu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain? Bisa ditonjok kepala negara lain,” kata JK di hadapan puluhan pengusaha yang hadir.




    JK menjelaskan seorang pemimpin ibarat sopir. Jika pemimpin tidak bisa mengendalikan diri, akibatnya bisa celaka. “Kalau pilih sopir, jelas yang tahu arah, tidak suka marah-marah. Kalau marah-marah bisa-bisa menabrak nanti,” tambahnya.

    Lebih lanjut JK menyarankan agar pemilih bisa memilih calon pemimpin yang memiliki sifat-sifat seperti Nabi Muhammad. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menegaskan seluruh pasangan capres-cawapres beragama Islam.

    “Kami di sini tidak mengeklaim AMIN (Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, red) yang paling islami. Semuanya (paslon) Islam.


    Intinya memilih yang terbaik, harus ada pengetahuan, harus amanah, tablig, paling baik siapa, paling amanah siapa. Itu saja pegangannya, karena kita, kan, harus mengikuti ilmu Rasulullah,” ucapnya.

    Selanjutnya, Seusai acara itu, JK kembali menegaskan

    Seusai acara itu, JK kembali menegaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketenangan. “Pemimpin harus tenang, memiliki gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak, kalau tidak tenang pemimpin kita, tentu tidak baik. Tentu pemimpin jangan emosional,” katanya.

    Sumber: JPNN.com

  • Debat Ketiga Pilpres, 3 Capres Singgung Kondisi Gaza-Palestina dalam Visi Misi

    Seluruh calon presiden (capres), baik nomor urut 1, 2, maupun 3 menyinggung kondisi Palestina saat memaparkan visi-misi dalam debat ketiga pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
    Capres nomor urut 1, Anies Baswedan; Capres nomor 2, Prabowo Subianto; dan Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dalam debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/12/2024)
    SAFAHAD Technology – Seluruh calon presiden (capres), baik nomor urut 1, 2, maupun 3 menyinggung kondisi Palestina saat memaparkan visi-misi dalam debat ketiga pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).

    Pertama, pemaparan visi-misi disampaikan oleh capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Ganjar mengatakan, dirinya dan pasangannya, Mahfud MD, ingin mendorong seluruh negara tanpa mengintervensi yang lain.

    “Dan ini lah komitmen kita pada kemerdekaan Palestina yang kita dukung terus menerus,” ujar Ganjar. Selanjutnya, capres nomor urut 1 Anies Baswedan ingin menghapuskan penjajahan di muka bumi.




    “Bukan sekedar statement dalam upacara tapi presiden dan seluruh jajaran diplomasi bekerja keras untuk itu khususnya, untuk Palestina,” kata Anies.

    Sementara itu, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyinggung soal kondisi di Jalur Gaza, Palestina. Menurut Prabowo, bangsa yang tidak mempunyai kekuatan militer akan ditindas seperti di Gaza.

    “Kalau kita buka buku ilmu pengetahuan pada dasar kekuatan nasional, harus ada kekuatan militer, tanpa kekuatan militer sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas seperti di Gaza,” kata Prabowo.

    Selanjutnya, Halaman 2

    Sebagaimana diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, pada Minggu malam hari ini.

    Terdapat enam sub tema dalam debat untuk para capres tersebut, yakni pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.

    Sumber: kompas

  • Di Balik Heboh Utang Miliaran, Anies Ajarkan Cara Berpolitik Sehat

    SAFAHAD Technology - Pada diskusi yang ditayangkan melalui saluran Youtube Video Legend, selain menyebut Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tidak berprestasi, Zeng Wei Jian juga menuduh Anies Baswedan tidak berkontribusi satu kaos pun.
    SAFAHAD Technology – Pada diskusi yang ditayangkan melalui saluran Youtube Video Legend, selain menyebut Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tidak berprestasi, Zeng Wei Jian juga menuduh Anies Baswedan tidak berkontribusi satu kaos pun.

    Bagaimana cara menjelaskan seorang “Die Hard” Anies lalu berbalik jadi membencinya? Apakah sebab tidak dapat posisi atau proyek? Ataukah karena ingin membela atau diperintah tuannya? Tentu dia yang mengetahui jawabnya.

    Adakalanya politik itu kejam dan menjebak. Kejam karena bisa jadi kawan seperjuangan tetiba menikam dari belakang. Menjebak karena politisi akan digiring ke dalam sistem yang memungkinkan dirinya terperangkap kasus.

    Scroll lanjut Membaca



    Dalam tayangan siniar Merry Riana (10/2), Anies Baswedan mengungkap untuk pertama kali di hadapan publik terkait heboh utang politik dan utang dana kampanye. Beredar pula di WAG dokumen Surat Pernyataan Pengakuan Utang.

    Terkait utang politik, Anies Baswedan di-spin seolah berjanji tidak akan maju Pilpres 2024 jika Prabowo Subianto nyapres. Faktanya, Anies menolak tawaran menjadi Capres/Cawapres 2019. Beliau komitmen tunaikan tugas di DKI.

    Perihal utang Rp92 miliar (20 + 30 + 42 miliar) yang ramai diperbincangkan publik usai Sandiaga Salahuddin Uno melempar bola api, Anies Baswedan mengatakan bahwa hal itu memang terjadi. Bahkan ada dokumennya dibuat untuk itu.

    Mantan Rektor Universitas Paramadina itu menjelaskan cara berpolitik yang sehat dalam siniar tersebut. Beliau telah mengajarkan budaya baru agar para pejabat publik tidak terjebak dalam korupsi sebagai balas budi.

    Oleh karenanya, alumni Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta itu berjanji dan bertanggungjawab akan mengembalikan dan/atau membantu upaya pengembalian dana jika tidak berhasil terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

    Namun jika berhasil terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017, maka utang tersebut akan dihapuskan dan dianggap lunas sehingga mantan Gubernur DKI Jakarta itu bebas dari kewajiban membayar kembali dana pinjaman.

    Pertanyaannya, mengapa kalau kalah harus bayar? Di sinilah kita patut berterima kasih kepada Anies Baswedan yang secara ksatria berani mengambil tanggungjawab tersebut untuk kepentingan seluruh warga DKI Jakarta.

    Maka ocehan Zeng Wei Jian itu jelas keliru. Sebab dana kampanye Rp50 miliar (Putaran I) dan Rp42 miliar (Putaran II) itu menjadi beban Anies Baswedan. Karena Anies belum tahu apakah akan menang atau kalah. Dan nilai itu lebih dari harga satu kaos!

    Pertanyaan berikutnya, mengapa kalau menang dianggap lunas? Alhamdulillah, Allah telah melindungi mantan Ketum APPSI periode 2019-2022 itu dari sebuah sistem yang selama ini telah menjerat pejabat publik untuk korupsi.

    Sebab ketika menang, maka dana pinjaman itu berubah menjadi dukungan untuk DKI Jakarta. Sehingga pejabat publik hanya fokus memimpin dan melayani rakyat dengan sebaik-baiknya. Beliau tidak sibuk proyek untuk membalas budi.

    Dengan dinamika yang terjadi belakangan ini, maka mulai saat ini Anies Baswedan perlu diproteksi dari pihak yang bermanuver dengan oligarki. Sebab kita tidak pernah tahu, kapan mereka akan bunyi layaknya Sandi.

    Dan satu lagi, ketika purnatugas Anies Baswedan izin menghadap Presiden Joko Widodo untuk berpamitan. Hal yang sama ingin beliau lakukan kepada Prabowo Subianto. Lalu kenapa Ketum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) belum izinkan?.[kbanews]

  • Soal Capres, Amien Rais: Kita Tidak Cari Yang Lihai Gendong Anak, Bagi-Bagi Sepeda, Hobi Keluar Masuk Got!

    SAFAHAD Technology - Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais mengatakan, partainya enggan mencari figur calon presiden hanya berdasarkan pencitraan semata.
    SAFAHAD Technology – Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais mengatakan, partainya enggan mencari figur calon presiden hanya berdasarkan pencitraan semata. Menurutnya, Partai Ummat ingin mencari figur yang benar-benar memiliki visi untuk masa depan Indonesia.

    “Ya, jadi kita memang tidak boleh memilih seseorang yang hanya karena lihai di dalam image building, yaitu pada pesona. Menggendong-gendong anak, bagi-bagi sepeda dan masuk ke got muncul lagi, kemudian bagi-bagi sembako malam hari, dan buang-buang hadiah di sepanjang jalan sehingga rakyat memburu hadiah itu sikut-sikutan dan menikmati,” kata Amien saat konferensi pers secara daring, Minggu (12/2/2023).

    “Semoga tidak seperti itu insya Allah,” tambahnya. Capres yang kelak diusung Partai Ummat, imbuhnya, kelak harus mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pihak luar. Sehingga, dapat melindungi kedaulatan bangsa dengan sungguh-sungguh.

    Scroll lanjut Membaca



    “Jangan sampai kita kalau kata Pak Ketum itu jadi negara komprador ya, yang melayani kepentingan di luar,” ujarnya. Mantan Ketua MPR ini mengingatkan bahwa Indonesia sejatinya memiliki sumber daya alam (SDA) yang mampu berdiri sendiri.

    Namun, ia melihat SDM Indonesia justru digunakan lebih besar untuk kepentingan luar negeri dibandingkan bangsa sendiri.

    “Jelas sekali kita amat sangat peka dalam hal kezaliman yang terjadi itu bagaimana kita punya sumber daya alam yang melimpah-limpah, apakah itu batu bara, minyak, mineral. Kemudian juga ada hutan dan lain-lain itu sepertinya dari tahun ke tahun tidak ada perubahan, digotong ke luar negeri sisanya untuk bangsa yang kembang kempis, dan terjadi kesenjangan sosial yang luar biasa,” tekan Amien.

    Adapun sebelumnya, Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menyebutkan bahwa partainya akan mengundang tiga bakal capres yaitu Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo dan Prabowo Subianto hadir dalam Rakernas Partai Ummat.

    Dua orang yaitu Anies dan Gatot disebut sudah mengkonfirmasi kehadirannya. Sementara, Menteri Pertahanan sekaligus Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum mendapatkan konfirmasi.

    Ketiga orang itu disebut akan memaparkan presentasinya soal Indonesia di masa depan. Partai Ummat disebut juga akan menggali lebih dalam terkait visi misi ketiganya untuk Indonesia.

    “Untuk bacapres-bacapres tersebut supaya kita gali gagasan-gagasan ide-idenya, visi dan misi untuk Indonesia di masa mendatang. Itu kita akan buat satu forum di mana nanti Pak Anies, Pak Gatot atau Pak Prabowo bisa menyampaikan dalam tiga puluh menit itu pemaparan-pemaparan beliau kita ingin dengar yang akan kita sebarluaskan akan kita broadcast juga ketika acara nanti di rakernas,” ungkap Ridho.[Democrazy/kompas]

  • Anies Baswedan Buka Suara Soal Janji Tak Nyapres jika Prabowo Subianto Maju

    SAFAHAD Technology - Mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat suara soal janjinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
    SAFAHAD Technology – Mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat suara soal janjinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dalam perjanjian itu, Anies menyebut tidak akan maju sebagai capres jika Prabowo mencalonkan diri.

    Anies menjelaskan isi perjanjian itu saat wawancara dengan motivator Merry Riana yang diunggah di akun YouTube, seperti dilansir detikNews, Sabtu (11/2/2023). Tim media Merry Riana mengizinkan wawancara tersebut untuk dikutip.

    Anies mengaku berkomitmen menyelesaikan tugasnya di Jakarta selama lima tahun, saat ia terpilih menjadi gubernur pada Pilkada 2017. Pada 2019, ada perhelatan pilpres 2019.

    Scroll lanjut Membaca



    “Sebenarnya sederhana. Saya sampaikan pada waktu mulai bekerja bahwa saya akan fokus di Jakarta selama lima tahun, dan sesudah Pilkada 2017 itu ada Pilpres 2019. Jadi saya sampaikan saya tidak akan tengok kanan kiri saya akan full lima tahun di Jakarta karena itu saya tidak akan mengikuti Pilpres,” kata Anies.

    Anies lantas menyinggung momen debat cagub-wagub yang ditanya panelis apakah akan ikut dalam perhelatan pilpres. Komitmen menyelesaikan tugas lima tahun ditekankan Anies dalam momen debat tersebut.

    “Walaupun kalau ingat ya, pada saat debat pertama, debat calon gubernur loh, pertanyaan pertama dari panelis itu begini ‘Pak Anies, apakah bapak akan maju Pilpres apa tidak?’. Loh ini lagi debat gubernur kok ditanyaian pilpres. Saya bilang ‘no, saya akan di Jakarta’. Dan itu rekamannya ada, wong namanya juga debat,” ujarnya.

    “Jadi sesederhana itu. Tuntaskan lima tahun, sesudah itu kita tidak tahu apa yang terjadi. Saya tidak tahu apakah saya akan kembali mengajar, apakah saya akan meneruskan di pemerintahan. Kalau meneruskan di pemerintahan apakah tetap di Jakarta, apakah untuk tugas yang berbeda. Jadi saya komit lima tahun, dan komitmen itu saya pegang,” lanjut Anies.

    Kemudian, ia bercerita soal ajakan jadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Anies menolak ajakan tersebut karena komitmen janji lima tahun di Jakarta.

    “Jadi ketika 2018 saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo, saya sampaikan juga kepada beliau. ‘Pak Prabowo, terima kasih atas undangannya ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama lima tahun’. Jadi saya rasa itu, dan memang kuncinya adalah menyelesaikan janji dengan warga Jakarta,” terang dia.

    Anies menyebut banyak kontrak janji terhadap warga Jakarta yang ditandatangani. Salah satunya perjanjian dengan warga Kampung Akuarium.

    “Karena janji saya dengan warga Jakarta, banyak tanda tangan tuh kontrak-kontrak politik dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota, dengan Kampung akuarium, dengan masyarakat kaki lima itu semua janji-janji yang harus saya tunaikan. Apa yang harus saya sampaikan kepada mereka kalau setelah satu tahun saya pergi?” imbuhnya.

    Anies mengaku tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah masa jabatannya habis menjadi gubernur DKI.

    “Sesudah itu selesai, saya nggak tahu berikutnya apa kan. Apalagi tahun 2017, darimana kita tahu apa yang akan terjadi 5-7 tahun yang akan datang. Tapi itulah komitmennya dan itulah yang dilaksanakan,” ucapnya.[Detik]