Category: Amerika Serikat

  • Profil Tupperware: Raksasa Perkakas Dapur di Ambang Kebangkrutan

    Tupperware,Tupperware Bangkrut,Ekonomi,Berita Ekonomi,Financial,Bisnis,Tupperware US,Tupperware Competitors,Tupperware Company,Tupperware USA,Tupperware Party,Amerika Serikat,United States,United States of America,International,Amerika
    Perusahaan pembuat perkakas rumah tangga, Tupperware, terancam bangkrut. Ilustrasi. (AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER).
    SAFAHAD Technology – Perusahaan yang memproduksi alat-alat rumah tangga, Tupperware, kini menghadapi ancaman kebangkrutan dan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11.

    Produk Tupperware sangat dicintai masyarakat, khususnya kaum perempuan. Ikatan cinta seorang ibu terhadap anaknya sebanding dengan kecintaan mereka pada produk Tupperware.

    Sering kali, para ibu marah kepada anak-anak mereka jika wadah makan atau botol minum dari merek terkenal ini hilang. Walaupun menjadi favorit banyak ibu rumah tangga, Tupperware terjebak dalam arus perubahan zaman.




    Asal-usul perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat (AS) ini sulit bersaing melawan rival-rival yang menawarkan wadah penyimpanan lebih murah dan ramah lingkungan.

    Dari dokumen permohonan kebangkrutan yang diajukan, terungkap bahwa aset Tupperware berada antara US$500 juta hingga US$1 miliar. Namun utangnya jauh lebih besar, mencapai antara US$1 miliar hingga US$10 miliar.

    Didirikan pada tahun 1946 oleh Earl Silas Tupper—seorang pengusaha asal AS kelahiran 1907—Tupperware Brands Corporation sudah bertransformasi menjadi perusahaan publik. Mereka tercatat di Bursa Efek New York (NYSE) dengan simbol saham TUP.

    Baca Selengkapnya, Pages / Halaman 2

    Dalam website resminya, diklaim bahwa produk Tupperware telah hadir di lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Salah satu contohnya adalah Indonesia, tempat terdapat lebih dari 150 ribu tenaga penjual independen tersebar di 203 lokasi kantor penjualan.

    Tupper juga dikenal karena dedikasinya dalam riset; ia memulai karier risetnya pada usia 21 tahun dan menemukan cara untuk mengolah ampas biji hitam polyethylene menjadi plastik yang ringan, kuat serta tidak berbau.

    Pada tahun 1938, Tupper mendirikan usaha plastiknya sendiri dengan nama Earl S Tupper Company dan mengajukan paten untuk produknya yang dinamakan Poly-T. Ia kemudian mengguncang pasar Amerika Serikat setelah Perang Dunia II dengan peluncuran produk pertamanya, yaitu wadah penyimpanan makanan Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler di bawah merek Tupperware.

    Sejak itu, popularitas Tupperware melesat pesat, khususnya di kalangan wanita pascaperang. Salah satu strategi promosi yang digunakan adalah melalui acara Tupperware Home Party, yang pertama kali diperkenalkan oleh Brownie Wise.

    “Diperkirakan hampir setiap 1,3 detik diselenggarakan Tupperware Party di salah satu sudut dunia,” klaim Tupperware di situs resmi mereka, dikutip Kamis (19/9).

    CEO Tupperware Laurie Goldman sempat berusaha menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Mereka melakukan restrukturisasi utang dan menandatangani kesepakatan dengan bank investasi Moelis & Co untuk mengeksplorasi alternatif strategis.

    Baca Selengkapnya, Pages / Halaman 3

    Sayangnya, usaha yang dilakukan pada tahun 2023 itu tidak memadai. Problematika likuiditas perusahaan membuat Tupperware ragu akan kemampuan bisnis mereka untuk bertahan.

    “Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan makroekonomi yang menantang,” ujar Goldman dalam suatu pernyataan.

    Kini Goldman dan timnya memerlukan izin pengadilan terkait perlindungan kebangkrutan. Jika disetujui, Tupperware akan terus memasarkan produknya sambil merencanakan proses penjualan usaha mereka.

    Editor: Abdul Hamid

    Referensi: Berbagai Sumber

  • Mengenal Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Perbedaan dengan FBI

    Badan Intelijen Pusat,CIA,FBI,International,Amerika,Amerika Serikat,CIA Adalah,CIA Artinya,CIA Singkatan Dari,CIA dan FBI,CIA Kepanjangan,Agen CIA,Apa Itu CIA,CIA Logo,CIA VS FBI,CIA or FBI,CIA Meaning,CIA of America,Work with CIA,FBI Adalah,FBI Artinya,FBI International,Apa Itu FBI,Intelijen,Federal Bureau of Investigation,Federal Bureau of Investigation news,Central Intelligence Agency,Central Intelligence Agency World Factbook
    Foto: DW (News)/Badan Intelijen Pusat AS (CIA)
    SAFAHAD Technology – Badan Intelijen Pusat, atau CIA, merupakan lembaga pemerintah Amerika Serikat yang memiliki peranan penting dalam menyediakan analisis objektif mengenai negara-negara asing dan isu-isu global. Laporan ini ditujukan kepada Presiden AS, Dewan Keamanan Nasional, serta pembuat kebijakan lainnya untuk mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keamanan nasional.

    Logo resmi CIA mengandung beberapa simbol signifikan; di antaranya adalah elang yang melambangkan kewaspadaan, perisai sebagai simbol pertahanan, dan kompas yang merepresentasikan jaringan intelijen global.

    Sejarah Badan Intelijen Pusat (CIA)

    Badan Intelijen Pusat didirikan oleh mantan Presiden AS, Harry S Truman pada tahun 1947. Pada awalnya, tujuan utama dibentuknya CIA adalah untuk memberikan informasi terkini serupa dengan sebuah surat kabar harian tentang perkembangan-perkembangan internasional yang dapat memengaruhi kebijakan AS.




    Namun demikian, seiring berjalannya waktu dan masa kepemimpinan Truman berlanjut, CIA berkembang menjadi lebih dari sekadar surat kabar untuk presiden—ia mulai menjalankan sejumlah operasi rahasia secara serius.

    CIA berasal dari Office of Strategic Services (OSS), sebuah lembaga sementara yang didirikan selama Perang Dunia II dengan misi memenangkan perang tersebut. Pada mulanya diharapkan OSS akan dibubarkan setelah konflik berakhir.

    Akan tetapi, hubungan yang semakin tegang dengan Uni Soviet membuat banyak anggota OSS bertekad agar lembaga ini tetap ada. Dikutip dari Truman Library, kebutuhan akan badan intelijen sangat jelas pada masa itu meskipun terdapat diskusi intens terkait siapa pihak-pihak yang harus mengelolanya serta bagaimana mekanisme pendanaannya harus dilakukan.

    Baca Selengkapnya, Pages/Halaman 2

    Pendirian CIA tidak terjadi secara tiba-tiba. Badan ini merupakan hasil dari beragam diskusi dan perdebatan antara para pemimpin militer, otoritas pertahanan, serta masukan masyarakat.

    Setelah melalui serangkaian pembicaraan mengenai struktur organisasi, Truman akhirnya menandatangani Undang-Undang Keamanan Nasional AS pada September 1947. Regulasi inilah yang melahirkan CIA sebagai lembaga intelijen utama di Amerika Serikat.

    Perbedaan antara CIA dan FBI

    Menurut laman resmi Federal Bureau of Investigation (FBI), baik CIA maupun FBI merupakan bagian dari US Intelligence Community. Namun demikian, terdapat perbedaan mendasar dalam fungsi keduanya: CIA tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penegakan hukum. Tugas utama CIA adalah mengumpulkan dan menganalisis informasi yang esensial bagi pembuatan kebijakan pemerintah AS, dengan fokus khusus pada isu-isu yang berkaitan dengan keamanan nasional.

    CIA hanya bertanggung jawab atas pengumpulan informasi terkait negara asing dan warganya. Berbeda dengan FBI yang dilarang untuk mengumpulkan data tentang “US Persons,” definisi ini mencakup warga negara AS, penduduk dari luar negeri, imigran resmi, serta perusahaan-perusahaan Amerika terlepas dari lokasi mereka berada.

    Tugas Badan Intelijen Pusat AS

    Berdasarkan informasi dari laman resmi CIA, tugas badan ini adalah mencegah ancaman sebelum terwujud serta memajukan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat. Berikut adalah kegiatan-kegiatan inti yang dilakukan oleh CIA:

  • Menyusun analisis objektif
  • Melaksanakan tindakan rahasia berdasarkan arahan presiden
  • Mengumpulkan intelijen luar negeri
  • Baca Selengkapnya, Pages/Halaman 3

CIA bukanlah lembaga penyusun regulasi atau rekomendasi kebijakan; agensi ini berfungsi sebagai sumber informasi independen.

Selain itu, meskipun tidak berperan sebagai organisasi penegak hukum, CIA menjalin kerja sama dengan anggota US Intelligence Community lainnya, Departemen Pertahanan AS serta berbagai agensi penegak hukum demi mencapai tujuannya.

Editor: Abdul Hamid

Referensi:

  • https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6523928/mengenal-badan-intelijen-pusat-atau-cia-ini-bedanya-dengan-fbi
  • Pentagon Tiba-Tiba Warning Israel soal Gaza

    Pentagon tiba-tiba memberi peringatan (warning) ke Israel. Ini terkait serangan terbarunya ke Gaza, Palestina, pasca berakhirnya gencatan senjata sementara dengan Hamas.
    Foto: Pentagon AS (AP Photo/Alex Brando)
    SAFAHAD TechnologyPentagon tiba-tiba memberi peringatan (warning) ke Israel. Ini terkait serangan terbarunya ke Gaza, Palestina, pasca berakhirnya gencatan senjata sementara dengan Hamas.

    Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menyebut “kemenangan pasukan Israel” atas Hamas akan menjadi kekalahan strategis. Apalagi jika Negara Zionis tersebut tidak mencegah jatuhnya korban sipil selama operasi militernya di Gaza.

    “(Washington) akan terus menekan Israel untuk melindungi warga sipil dan memastikan aliran bantuan kemanusiaan yang kuat (ke Gaza),” janji Austin dalam pidatonya di Forum Pertahanan Nasional Reagan di Simi Valley, California, AS akhir pekan, dikutip RT, Senin (4/12/2023).




    “Pusat gravitasinya adalah penduduk sipil dan jika Anda mendorong mereka ke dalam pelukan musuh, Anda mengganti kemenangan taktis dengan kekalahan strategis,” tegas bos Pentagon itu.

    Ia menyiratkan bahwa serangan tanpa pandang bulu oleh Israel di Gaza dapat memicu lebih banyak lagi warga Palestina yang bergabung dengan barisan kelompok bersenjata Hamas. Ini, tambahnya, bisa jadi tragedi.

    “Tragedi ini akan bertambah parah jika yang menunggu Israel dan Palestina pada akhir perang mengerikan ini adalah semakin banyak rasa tidak aman,” katanya.

    Selanjutnya, Halaman 2

    “Lebih banyak kemarahan dan lebih banyak keputusasaan,” tambah Austin.

    Pensiunan jenderal dan mantan komandan pasukan AS di Timur Tengah itu juga menegaskan Israel hanya bisa menang dalam peperangan perkotaan dengan melindungi warga sipil. Ia juga menyatakan bahwa solusi dua negara, di mana Israel dan Palestina merupakan “satu-satunya jalan keluar”.

    “Ini strategi yang layak untuk keluar dari konflik tersebut,” ujarnya.

    Akibat serangan terbaru Israel Jumat, kini total warga Gaza yang tewas menjadi 15.523. Anak-anak dan perempuan masih mendominasi korban.

    Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20231204124620-4-494328/pentagon-tiba-tiba-warning-israel-soal-gaza

  • Joe Biden Disebut Langgar Protokol Kerajaan Saat Bertemu Raja Charles, Begini Respons Ahli hingga Sumber Istana

    SAFAHAD Technology - Sejumlah ahli menilai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak melanggar protokol kerajaan saat menyapa Raja Charles III dengan gerakan menyentuh punggungnya di Kastil Windsor pada Senin, 10 Juli 2023.
    Sejumlah ahli menilai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak melanggar protokol kerajaan saat menyapa Raja Charles III pada Senin, 10 Juli 2023. (Dok. Kemlu AS)
    SAFAHAD Technology – Sejumlah ahli menilai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak melanggar protokol kerajaan saat menyapa Raja Charles III dengan gerakan menyentuh punggungnya di Kastil Windsor pada Senin, 10 Juli 2023.

    Dikutip dari Newsweek, Rabu (12/7/2023), Joe Biden hadapi kritik pada pertemuan 10 Juli 2023, saat kunjungan diplomatik ke Eropa. Ia diklaim menyentuh Raja Inggris dengan cara yang informal adalah tanda tidak hormat.

    Saat Joe Biden melangkah keluar dari iring-iringan kepresidenan di kastil, ia bertemu dengan Raja Charles dalam pertemuan pertama presiden dengan Raja Charles. Sebelumnya Joe Biden hadapi kritikan karena mengirim Ibu Negara Jill Biden ke penobatan Raja Charles untuk menggantikannya pada 6 Mei 2023.



    Raja Charles menguluarkan tangannya kepada Presiden Joe Biden yang menerimanya, dan kemudian meletakkan tangannya di lengan raja. Saat Raja Charles kemudian mengarahkan Biden ke mimbar, di mana keduanya menerima penghormatan dari Angkatan Bersenjata Inggris, Biden meletakkan tangannya di punggung raja.

    Kontak tersebut kembalikan momen serupa pada 2009, ketika Ibu Negara Michelle Obama menghadapi gelombang reaksi karena meletakkan tangannya di punggung Ratu Elizabeth II selama pertemuan di Istana Buckingham. Michelle Obama dikritik meski Ratu membalas isyarat itu.

    Di antara mereka yang suarakan kritik terhadap Joe Biden yakni Direktur the Heritage Foundation’s Thatcher Center for Freedom, Nile Gardiner.


    Kepada Newsweek, ia menuturkan, isyarat presiden kepada Charles memasukkan citra umum Biden tidak hormati aturan atau protokol kerajaan.

    Selanjutnya, Pengamat Sebut Protokol Kerajaan Sering Kali Dibesar-besarkan

    Namun, sejumlah ahli percaya sudut pandang ini tidak benar. Berkaca pada pertemuan Biden dengan Raja Charles, pendiri the Protocol School of Palm Beach, Jacqueline Whitmore menuturkan kepada Newsweek kalau tidak ada pelanggaran etikanya di antara keduanya.

    “Presiden Biden dan Raja Charles III sama-sama kepala negara. Mereka adalah teman sebaya dan dianggap setara,” ujar dia.

    Pengamat Sebut Protokol Kerajaan Sering Kali Dibesar-besarkan

    Menurut protokol, rakyat biasa tidak boleh menyentuh bangsawan, kecuali jika bangsawan itu lebih dulu menjangkau.

    “Protokol adalah tentang arena yang setara, sehingga setiap orang merasa sama-sama dihormati. Pertemuan ini tampaknya saling menghormati. Tidak ada pelanggaran protokol karena Biden tidak berusaha merugikan Raja,” ujarnya.

    Whitmore menambahkan, sapaan dari Biden adalah salah satu yang telah terlihat berulang kali. “Ini adalah sapaan Biden yang khas dan tidak boleh dianggap sebagai pelanggaran. Ketika pria berjabat tangan satu sama lain dalam pengaturan bisnis dan sosial, mereka sering kali meletakkan tangan kiri mereka di lengan bawah orang lain, dan terkadang di punggung. Ini merupakan perpanjangan dari jabat tangan dan tanda persahabatan,”

    Komentator Kerajaan Richard Fitzwilliams juga memiliki pandangan serupa. Ia menjelaskan, topik “protokol kerajaan” yang diperdebatkan secara luas sering kali dibesar-besarkan.

    Selanjutnya, Gestur yang Hangat dan Bersahabat

    “Ratu Elizabeth II pernah memberi tahu Michelle Obama yang terkenal memberinya pelukan yang dia balas dengan hangat, protokol kerajaan adalah “sampah”,” kata dia kepada Newsweek.

    Gestur yang Hangat dan Bersahabat

    Kepala Negara juga membuat aturannya sendiri dan penonton selalu terpesona dengan bahasa tubuh. Dalam kasus Raja Charles dan Presiden AS Joe Biden, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Presiden Joe Biden menyentuh lengannya, raja membalas dan kemudian Presiden AS Joe Biden meletakkan tangannya di punggung raja.

    “Akan ada orang yang menganggap ini sebagai pelanggaran protokol kerajaan, tetapi sumber istana telah menekankan bahwa itu hangat dan bersahabat, dan raja sangat nyaman dengan itu,” kata dia.

    Fitzwilliams juga menyarankan titik penting dalam hubungan diplomatik Amerika Serikat-Inggris, kunjungan Presiden AS dengan Raja Charles akan digunakan sebagai kesempatan untuk fokus pada tujuan yang sama mengenai perubahan iklim.

    “Tema utama pembicaraan mereka adalah perubahan iklim. Undang-Undang Pengurangan Inflasi Biden yang bertujuan mempromosikan energi bersih, telah menjadi dorongan luar biasa untuk masalah ini yang telah dikampanyekan raja selama setengah abad,”

    Selain itu, dilaporkan ada perbedaan antara Inggris dan Amerika Serikat tentang siapa yang harus menjadi Sekretaris Jenderal NATO berikutnya dan perang Ukraina. “Tetapi jelas, setidaknya pada topik penting ini, kedua kepala negara memiliki banyak hal bersama,” ujar dia.

    Selanjutnya, Kata Sumber Istana

    Kata Sumber Istana

    Sementara itu, sumber Istana Buckingham kepada People dan CNN, Raja Charles “sangat nyaman” dengan isyarat itu. “Simbol kehangatan dan kasih sayang yang luar biasa antara individu dan bangsa mereka,” ujar sumber dikutip dari Cosmopolitan.

    Sumber itu juga menambahkan, Biden berjalan di depan Raja Charles selama pemeriksaan the Guard of Honour, sesuai dengan protokol meski diklaim sebaliknya.

    Adapun berdasarkan situs kerajaan menyatakan, tidak ada kode perilaku wajib saat bertemu ratu sekarang raja atau anggota keluarga kerajaan, tetapi banyak orang ingin mengamati hal tradisional.

    Ini termasuk beberapa panduan yang disarankan tentang cara menyapa dan menyapa anggota keluarga kerajaan baik perempuan dan pria. Selain berjabat tangan, tidak ada lagi yang disebutkan tentang kontak fisik.[liputan6]