Category: Al Quran

  • Surat Yasin: Keutamaan dan Manfaat yang Tersirat

    Al Quran,Islam,Ayat Al Quran,Quran,Al-Quran,Alquran,Surat Yasin,Yasin,Surah Yasin,Yasin Arab,Yasin Latin dan Arab,Yasin Tahtim dan Tahlil,Surah Yasin Surah Yasin,Surat Yasin Latin,Yasin dan Tahlil,Surat Yasin Arab,Yasin Surah,Bacaan Surat Yasin,Yasin Surat,Surat Yasin Lengkap Arab,Teks Surat Yasin,Teks Surat Yasin Arab
    Ilustrasi
    SAFAHAD Technology – Sebagai umat Muslim, kita mengakui bahwa Al-Quran adalah pedoman utama yang memandu kehidupan sehari-hari. Kitab suci ini mengandung segala bentuk pengetahuan yang diperlukan oleh umat Islam di seluruh dunia. Meskipun ada pepatah lama mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia, kita sering lupa bahwa bagi umat Islam, Al-Quran merupakan rumah dari segala ilmu.

    Namun, pertanyaan yang perlu direnungkan adalah: apakah kita sungguh-sungguh menjadikan Al-Quran sebagai panduan hidup? Ataukah ia sekadar menghiasi rak di rumah kita?

    Salah satu surah dalam Al-Quran yang memiliki keistimewaan luar biasa adalah Surah Yasin. Termasuk dalam kategori surah Makkiyah, Surah Yasin terdiri atas 83 ayat yang singkat namun mampu menggugah hati setiap mukmin yang mendengarkannya—bahkan mereka dengan niat buruk dan hati penuh kebencian dapat tersentuh olehnya.




    Ayat-ayat di dalam Surah Yasin memiliki kekuatan untuk menyingkirkan niatan jahat karena sifatnya yang mampu menangkal godaan setan atau jin terhadap manusia untuk melakukan perbuatan dosa.

    Energi dan Kekuatan dalam Surat Yasin

    Berikut beberapa aspek penting dari energi dan kekuatan yang terkandung dalam surat yasin:

    1. Menegaskan iman kepada Allah SWT beserta sifat-sifat-Nya serta tugas-tugas malaikat setia-Nya.

    2. Mengajarkan keimanan pada Al-Quran disertai hadits-hadits yang mencakup banyak ilmu praktis seperti perilaku sehari-hari, moralitas tinggi, tindakan mulia, dan lainnya.

    3. Menyampaikan tentang kekuasaan, keberkahan, serta kemuliaan Allah SWT yang tidak terbatas bagi siapa saja yang beriman dan mencintai-Nya.

    4. Menjelaskan mengenai keimanan pada hari akhir, termasuk surga dan neraka, agar manusia menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan dapat berakhir kapan saja.

    5. Menguraikan kisah-kisah para nabi, termasuk Nabi Isa AS bersama penduduk Anthakiyah dan lainnya.

    Baca Selengkapnya, Keutamaan dari Surat Yasin

    Keutamaan dari Surat Yasin

    Berikut ini adalah beberapa keutamaan dari membaca Surat Yasin:

    1. Untuk Mati Syahid

    Seseorang dapat dianggap mati syahid jika telah membaca Surat Yasin satu kali, yang dinilai setara dengan menyelesaikan bacaan Al-Quran sebanyak sepuluh kali. Lebih lanjut, barang siapa yang membiasakan diri membaca Surat Yasin setiap malam setelah sholat malam hingga akhir hayatnya, maka mereka juga bisa dikatakan mati syahid. Hadits menjelaskan bahwa, “Barangsiapa yang membiasakan membaca yasin setiap malam maka tanpa terduga dia menemui ajalnya, maka matinya dalam keadaan syahid.” (HR. At-Thabrani 7217 berdasarkan pernyataan Anas bin Malik).

    2. Ketenangan Batin

    Jika seseorang rajin berdzikir dan melengkapinya dengan membaca Surat Yasin di pagi hari, ia akan mendapatkan ketenangan batin hingga sore hari. Begitu pula sebaliknya—jika seseorang membiasakan dirinya untuk membaca Surat Yasin pada sore hari, Allah SWT akan memberikan kebahagiaan dan ketenangan hingga keesokan harinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang menyatakan bahwa “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (Ar-Ra’d: 28).

    3. Supaya Mencapai Kesuksesan yang Diinginkan

    Untuk mencapai kesuksesan yang konsisten dalam karir yang Anda inginkan, salah satu pendekatan yang efektif adalah melafalkan Surat Yasin di rumah 25 kali. Praktik ini dapat membantu memenuhi ambisi seperti berkolaborasi dalam usaha bisnis besar dengan individu yang berpengaruh atau terlibat dalam operasi internasional. Menurut sebuah hadits: “Barang siapa yang membaca surat yasin dari pagi hari, maka pekerjaan di hari itu dimudahkan dengan keberhasilan, dan jika membacanya di akhir suatu hari maka tugasnya hingga pagi hari berikutnya akan dimudahkan juga.” (Sunan Darimi, Volume 2, halaman 549)

    4. Pengampunan Dosa

    Salah satu keutamaan Surah Yasin, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At Thabrani, berkaitan dengan pengampunan dosa. Hadits menunjukkan bahwa jika seseorang membaca Surah Yasin di malam hari, dosa-dosa mereka akan diampuni keesokan paginya. Menurut sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridaan Allah maka diampuni dosa-dosanya.” (HR At Thabrani dan Al-Baihaqi).

    5. Peningkatan Iman dan Pahala

    Dengan membaca dan memahami arti Surah Yasin, seseorang memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang keagungan Allah SWT yang luar biasa dan menghargai kematian, ketangguhan, dan perjuangan yang dihadapi oleh para pendakwah di masa lampau dalam menyebarkan Islam. Pemahaman ini secara inheren memperkuat iman seseorang. Selain itu, Rasulullah SAW Bersabda: “Surat Yasin merupakan jantung Al-Quran. Dan siapa yang membaca Yasin akan diberikan pahala sama seperti 10 kali membaca Al-Quran” (HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi).

    Baca Selengkapnya, 6. Memperoleh Kemuliaan

    6. Memperoleh Kemuliaan

    Pada dasarnya, setiap surat dalam Al-Quran memberikan kebaikan kepada pembacanya. Dengan secara teratur membaca Al-Quran, termasuk Surah Yasin, mereka akan dimuliakan oleh Allah SWT. Hal ini didukung oleh Hadis yang menyatakan: “Siapa yang membaca Al-Quran dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahaya mahkotanya lebih baik dibandingkan dengan cahaya matahari di rumah-rumah yang ada di dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini ( Al-Quran),” (HR Abu Daud).

    7. Dianggap sebagai Keluarga oleh Allah SWT

    Pembacaan Al-Quran yang konsisten, termasuk Surah Yasin, memiliki makna dan hak istimewa yang luar biasa. Salah satu manfaat penting adalah dianggap sebagai bagian dari keluarga Allah. Kehormatan ini meluas kepada mereka yang membaca dan menghafal Alquran dengan tekun. Sebagaimana dirujuk dalam Hadis: “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia. Rasulullah SAW ditanya, ’Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: ’Mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

    8. Mendapatkan Syafaat di Akhirat

    Abu Umamah Al-Bahili RA menyampaikan bahwa ia pernah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: “Bacalah oleh kalian Al Quran. Karena ia (Al-Quran) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang rajin membacanya” (HR Muslim).

    9. Jiwa Akan Bersih

    Membaca Al-Quran secara rutin juga memiliki dampak positif dalam murnikan jiwa kita. Hal ini dapat dianalogikan dengan bunga yang memancarkan aroma harum. Keutamaan ini tentunya tidak hanya berlaku untuk surat Yasin saja, melainkan seluruh surat dalam Al-Quran. Abu Musa Al-Asy’ari RA meriwiyatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

    “Perumpamaan seorang mukmin yang rutin membaca Al-Quran yaitu seperti buah Al-Atrujah yang memiliki aroma wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Quran yaitu seperti buah tamr (kurma) tidak memiliki aroma tapi rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik tapi rajin membaca Al-Quran adalah seperti buah Raihanah yang memiliki aroma wangi tapi rasanya pahit. Sementara perumpamaan seorang munafik yang tidak rajin membaca Al-Quran adalah seperti buah Hanzhalah yang tidak beraroma dan rasanya juga pahit” (HR Bukhari dan Muslim).

    10. Pemberi Cahaya dalam Kegelapan

    Hal ini selaras dengan hadits Rasulullah SAW yang berarti: “Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al-Quran sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari, maka bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR Baihaqi).

    Baca Selengkapnya, 11. Memperoleh Pahala Seperti Orang Bersedekah

    11. Memperoleh Pahala Seperti Orang Bersedekah

    Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Orang yang membaca Al-Quran terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, orang yang membaca Al-Quran secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).

    12. Mempermudah Proses Wafat bagi Mereka yang Akan Meninggal Dunia

    Dalam konteks membantu mereka yang sedang menghadapi akhir hayatnya atau sakaratul maut, nyawanya akan tetap berada hingga kedatangan malaikat ridwan membawa ketenangan menjelang waktu kematiannya tiba. “disunnahkan membaca surat yasin disamping seseorang yang sedang menghadapi kematian.” (Al – Majmu Syarh Al muhadzdzab 5 /76 Dar’alim alkitab).

    “Membaca surat yasin disisinya mayat akan menurunkan banyak rahmat dan berkah dan memudahkan keluarnya ruh.” (Tafsir Alqur’an Al-azhim 6/562 daran nassyr wat tauzi).

    Dengan lebih memahami kandungan dan pesan-pesan dalam Surah Yasin, semoga memotivasi kita semua dapat lebih bijaksana, membaca dan menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk hidup nyata daripada hiasan belaka.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Rujukan:

  • https://www.gramedia.com/literasi/rahasia-surat-yasin/
  • https://jatim.nu.or.id/keislaman/keistimewaan-membaca-surat-yasin-ZcrrH#:~:text=1.,Allah%20memberikan%20keimanan%20yang%20kukuh.
  • https://kalam.sindonews.com/read/536306/68/rahasia-dan-fadhillah-surat-yasin-yuk-amalkan-1631182149
  • https://www.asadenanyar.com/2015/10/rahasia-surat-yasin.html
  • https://www.liputan6.com/citizen6/read/4601721/7-keutamaan-membaca-surat-yasin-lancarkan-rezeki-hingga-hindarkan-malapetaka
  • https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kedahsyatan-membaca-surat-yasin.html
  • https://bondowoso.jatimnetwork.com/khazanah/pr-1824300461/tidak-disangka-kalimat-kun-fayakun-di-surat-yasin-mengandung-5-rahasia-yang-tidak-banyak-diketahui-apa-itu
  • Ustadz Adi Hidayat: Keistimewaan Nuzulul Quran Membuat Ramadhan Penuh Berkah

    Tak terasa sebentar lagi sudah memasuki malam 17 Ramadhan 1445 H atau bulan Ramadhan 2024.
    Ilustrasi
    SAFAHAD Technology – Tak terasa sebentar lagi sudah memasuki malam 17 Ramadhan 1445 H atau bulan Ramadhan 2024. Dimana malam tersebut biasa disebut dengan malam Nuzulul Quran atau malam diturunkannya Al-Quran.

    Melalui saluran Youtubenya Ustaz Adi Hidayat membagikan keistimewaan Al Quran. Dalam rahasia Nuzulul Quran, Ustaz Adi Hidayat menyebutkan beberapa keistimewaan Al Quran yang semoga membuat Ramadhan kita kali ini menjadi penuh berkah.

    1. Waktu

    Allah memilihkan waktu terbaik untuk diturunkannya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW di bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan pahala.

    2. Pilihan Rasul




    Rasul yang dipilih oleh Allah SWT bukanlah rasul biasa, melainkan rasul yang paling istimewa, yang paling utama, Nabi Muhammad SAW. Yang sebelum Nabi Muhammad SAW terlahir ke muka bumi, semua para nabi dan rasul diminta perjanjian oleh Allah SWT.

    Ditetapkan tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad SAW, diambil perjanjian dengan semua rasul dan nabi untuk membantu Nabi Muhammad SAW jikalau Muhammad terlahir di masa mereka dan diminta untuk mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW hingga membantu dakwahnya yang diabadikan dalam QS Ali Imron ayat 80.

    3. Pilihan Malaikat

    Malaikat yang diutus untuk menurunkan Al Quran oleh Allah SWT diantara sekian banyak malaikat ditunjuk yang paling mulia, malaikat Jibril. Saat Al Quran diturunkan melalui malaikat Jibril, Jibril naik pangkat menjadi Ruhul Amin, pemimpin para malaikat.

    Selanjutnya, 4. Keutamaan Mukjizat dan Pahala

    4. Keutamaan Mukjizat dan Pahala

    Salah satu mukjizat dari Al Quran menurut Ustaz Adi Hidayat ialah tidak ada satu orang pun yang merasa bosan membaca Al Quran.

    “Karena Al Quran berhubungan dengan ibadah, maka disana ada kaitannya dengan godaan setan yang mengganggu.” Ucap Ustaz Adi Hidayat dikutip oleh Kilat.com pada Selasa, 26 Maret 2024.

    “Makanya saat kita membaca Al Quran selama 3 menit namun sudah merasa ngantuk, tapi kita tidak akan merasa bosan dan terus membacanya lagi.” Kata Ustaz Adi Hidayat melanjutkan.

    Selain itu Al Quran juga menyimpan perkara-perkara yang bahkan belum pernah ditemukan manusia yang bahkan baru disadari di kemudian hari. Semua mukjizat dari Al Quran melahirkan pahala yang dahsyat bagi pembacanya.

    Al Quran yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW salah satu mukjizatnya yang dahsyat ialah kita yang membacanya, kita juga yang mendapat pahalanya.

    Dan jika dibaca bersamaan dengan Lailatul Qodar, maka pahalanya berlipat lebih dari 1000 bulan sama dengan 83 tahun. Dengan mengetahui keistimewaan-keistimewaan tersebut, semoga membuat Ramadhan 2024 kita semakin penuh berkah.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Sumber:

  • https://www.kilat.com/khazanah/84412280432/intip-4-keistimewaan-nuzulul-quran-bersama-ustaz-adi-hidayat-yang-membuat-ramadhan-2024-penuh-berkah?page=2
  • Keistimewaan Hujan dalam Islam dan Ayat Tentang Hujan dalam Al Quran

    Ada banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang hujan. Jelaskan proses terjadinya hujan dan pentingnya hal tersebut.
    Ilustrasi: Keistimewaan Hujan dalam Islam dan Ayat Tentang Hujan dalam Al Quran
    SAFAHAD Technology – Ada banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang hujan. Jelaskan proses terjadinya hujan dan pentingnya hal tersebut. Al-Qur’an menggambarkan hujan melalui ayat dalam beberapa surat. Kata hujan disebutkan tidak kurang dari 55 kali dalam Al Quran.

    Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang mempunyai banyak manfaat. Berdoa saat hujan sangatlah istimewa karena merupakan waktu yang mustajab untuk terkabulnya doa. Disebutkan dalam hadits bahwa jika turun hujan, itulah waktu yang paling baik untuk berdoa.

    Imam Syafi’i meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad mursal dalam Kitab Al-Umm, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Carilah oleh kalian doa yang dikabulkan: di saat kedua pasukan bertemu (di jalan Allah), ketika sholat diiqamahkan, dan ketika hujan turun.”




    Dalam hadits lainnya dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda: “Dua doa yang tidak pernah ditolak, yaitu doa pada waktu azan dan doa pada waktu hujan.” (HR Hakim, disahihkan oleh Adz-Dzahabi 1/113-114).

    Ayat Al-Qur’an tentang Hujan

    Hafidz Muftisany menjelaskan dalam bukunya Ensiklopedia Islam bahwa hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Proses pemanasan air laut oleh sinar matahari sangat penting agar proses hidrologi dapat berlangsung terus menerus.

    Secara alami siklus ini berulang. Proses terjadinya hujan dijelaskan oleh para ahli, namun kenyataannya proses tersebut telah dijelaskan secara rinci dalam Al-Quran.


    14 abad yang lalu, saat penduduk bumi belum mengetahui proses terjadinya hujan. demikian firman Allah SWT dalam sebuah ayat Al-Quran.

    Selanjutnya, Berikut ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hujan

    Berikut ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hujan:

    1. Surat Az-Zukhruf Ayat 11

    وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ

    Artinya: “Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).”

    2. Surat An-Nahl Ayat 10

    هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ

    Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.”


    3. Surat Ar-Rum Ayat 48

    اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

    Artinya: “Allah-lah yang mengirim angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia (Allah) membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula mereka bergembira.” (QS Ar-Rūm: 48).

    4. Surat An-Nur Ayat 43

    اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ

    Artinya: “Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS An-Nūr: 43).

    5. Surat Al-Hijr Ayat 22

    وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ

    Artinya: “Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). Maka, Kami menurunkan hujan dari langit lalu memberimu minum dengan (air) itu, sedangkan kamu bukanlah orang-orang yang menyimpannya.” (QS Al-Ḥijr: 22).

    6. Surat Ar-Ra’d Ayat 17

    اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۗوَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّارِ ابْتِغَاۤءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءً ۚوَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ ۗ

    Artinya: “Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.” (QS Ar-Ra’d: 17).

    Selanjutnya, 7. Surat Al-Mu’minun Ayat 18

    7. Surat Al-Mu’minun Ayat 18

    وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسْكَنّٰهُ فِى الْاَرْضِۖ وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوْنَ ۚ

    Artinya: “Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran. Lalu, Kami jadikan air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami Maha Kuasa melenyapkannya.” (QS Al-Mu’minūn: 18).

    8. Surat Al-Qamar Ayat 11-12

    فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ

    Artinya: “Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan.” (QS Al-Qamar: 11-12).

    9. Surat Al-Ahqaf Ayat 24

    فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ

    Artinya: “Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan), tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih.” (QS Al-Aḥqāf: 24).

    10. Al-A’raf Ayat 57

    وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

    Artinya: “Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat.” (QS Al-A’rāf: 57).

    Hadist Tentang Hujan

    Hujan juga disebutkan berkali-kali dalam hadits. Sabda Nabi SAW menjelaskan bahwa hujan merupakan rahmat dan anugerah dari Allah SWT. Menurut Seperti yang dikisahkan Zaid bin Khalid Al-Juhaini Radhiallahu ‘anhu (RA), saat itu Nabi SAW sedang mengimami salat subuh di Hudaibiyah setelah hujan malam itu.

    Usai salat, Nabi Muhammad SAW menghadapkan wajahnya kepada pada para jamaah dan bersabda, “Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?”. Para jamaah kemudian menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

    Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda

    Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, “(Allah berfirman) Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan: (doa di atas), maka dia beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kita diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dia kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Hadits lain terkait hujan berasal dari Ibnu Mas’ud RA. Dalam hadits ini, curah hujan disebutkan sama tiap tahunnya. “Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain,” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra).

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Referensi:

  • https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7149839/hujan-dalam-pandangan-islam-ciptaan-allah-yang-dijelaskan-melalui-puluhan-ayat-al-quran
  • Keutamaan Surah An Nas beserta Arti

    Surat An-Nas merupakan surat ke-114 yang terdiri dari enam ayat. Surat ini turun di Makkah, atau disebut sebagai makiyah.
    Keutamaan Surah An Nas beserta Arti
    SAFAHAD TechnologySurat An-Nas merupakan surat ke-114 yang terdiri dari enam ayat. Surat ini turun di Makkah, atau disebut sebagai makiyah. Bersama dengan Al-Ikhlas dan Surat Al-Falaq surat ini sering dibacakan imam saat rekaat kedua salat berjemaah maupun orang yang salat sendirian.

    Pilihan ini masuk akal karena surat-surat ini pendek. Surat ini juga sering dibacakan saat rekaat kedua salat tarawih, maupun witir. Di salat witir, dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW membacakan tiga surat ini sekaligus di rekaat ketiga.

    Surat Al-Falaq dan surat An-Nas juga sering dibaca saat hendak tidur. Sebab, kedua surat ini merupakan surat Al-Mu’awwidzatain atau surat yang melindungi.




    Karena itu, umat Islam sering membacanya sebagai doa agar terlindung dari gangguan jin maupun manusia. Surat Al-Mu’awwidzatain ini dibaca untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.

    Keutamaan Surat Al-Mu’awwidzatain

    Mengutip berbagai sumber, surat Al-Mu’awwidzatain, termasuk An-Nas memiliki berbagai keutamaan. Berikut adalah keutamaannya.

    Pertama, Al-Mu’awwidzatain adalah sebaik-baiknya surat untuk mendapatkan perlindungan Allah dari gangguan jin dan manusia.


    Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq meriwayatkan bahwa barang siapa yang membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas sebanyak 7 kali usai shalat Jum’at dan dibaca di tempat duduknya, maka ia mendapat perlindungan hingga Jum’at berikutnya.

    Selanjutnya, Halaman 2

    Kedua, membaca Al-Mu’awwidzatain ketika akan tidur dan ketika bangun tidur. Hal ini tertera dalam hadis bahwa setiap muslim harus membaca setiap malam. Salah satunya diriwayatkan oleh sahabat Nabi, Uqbah bin Amir. Rasulullah berpesan

    يَاعُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ أَلآ أُعَلِّمُكَ سُوَرًا مَاأُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَافِي الزَّبُوْرِ وَلَافِي الْإِنْجِيْلِ وَلَافِي الْفُرْقَانِ مِثْلَهُنَّ? لَايَأْتِيْ عَلَيْكَ لَيْلَةٌ إِلَّا قَرَاْتَهُنَّ فِيْهَا: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

    Artinya : Wahai Uqbah bin Amir, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa surat (Al-Qur’an) yang tidak diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil, ataupun Al-Furqan (Al-Qur’an) yang serupa dengannya? Bacalah surat-surat tersebut pada setiap malam, yaitu Qul huwallahu ahad (Al-Ikhlas), Qul a’udzu bi rabbil falaq (Al-Falaq), dan Qul a’udzu bi rabbin nas (An-Nas).
    Setelah itu, khususnya sebelum tidur, ia membacanya dan tidak meninggalkannya karena Rasulullah yang menyuruh Uqbah.

    Ketiga, surat Al-Mu’awwidzatain dan Al-Ikhlas dibacakan kepada kepada orang sakit.
    Ketika salah seorang keluarga sakit, maka Nabi meniupkan kepadanya dengan Al-Mu’awwidzatain. Begitu pula tatkala Nabi sakit, maka membacakan surat ini untuk dirinya Al-Mu’awwidzatain dan meniup tangannya serta mengusap pada organ yang sakit dengan tangannya.

    Kisah lainnya dari Ali bin Abi Thalib yang melihat Rasulullah disengat oleh kalajengking saat melakukan salat malam. Nabi memukul hewan itu dengan sandal sampai mati.

    Usai salat, Nabi meminta mengambilkan garam dan air yang diletakkan di dalam gelas. Lalu menyiramkannya ke atas jari yang tersengat, kemudian mengusapnya sembari membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatain.

    Selanjutnya, Bacaan Surah An Nas beserta Arti

    Bacaan Surah An Nas beserta Arti

    قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

    1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia.

    مَلِكِ النَّاسِۙ

    2. Raja manusia.

    اِلٰهِ النَّاسِۙ

    3. sembahan manusia.

    مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

    4. dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi

    الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

    5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

    مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

    6. dari (golongan) jin dan manusia.”.

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Sumber: Safahad

  • Salah Satu Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat: Terhindar dari Fitnah Dajjal

    SAFAHAD Technology - Berikut ini beberapa keutamaan membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat salah satunya agar terhindar dari fitnah Dajjal.
    ilustrasi Salah Satu Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at: Terhindar dari Fitnah Dajjal
    SAFAHAD Technology – Berikut ini beberapa keutamaan membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat salah satunya agar terhindar dari fitnah Dajjal. Umat Islam dianjurkan sering membaca Al Quran untuk mendapatkan pahala dan ketenangan hati.

    Dikutip Safahad News dari laman MUI, ganjaran pahala bagi orang yang membaca Al Quran penjelasannya terdapat pada salah satu hadis Nabi Muhammad SAW.

    عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

    Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah saw bersabda, siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)




    Tidak ada ketentuan khusus mengenai waktu membaca Al Quran apakah malam hari atau siang hari. Tetapi ada beberapa surat dalam Al Quran yang memiliki keutamaan ketika dibaca pada waktu tertentu seperti Surat Al Kahfi yang dianjurkan untuk dibaca pada hari Jumat.

    Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW:

    مَن قَرَأَ سورةَ الكَهفِ يومَ الجُمُعةِ أضاءَ له من النورِ ما بَينَ الجُمُعتينِ

    Artinya: “Barang siapa yang membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat, niscaya Allah menyinarinya dengan cahaya antara dua Jumat”. (HR. Imam Ad Daruquthni dan Imam Baihaqi)

    Surat Al Kahfi termasuk dalam kelompok surah Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah. Salah satu manfaat yang didapat ketika membaca Surat Al Kahfi yaitu terhindar dari fitnah Dajjal. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

    Halaman Selanjutnya…

    من قرأ العشر الأواخر من سورة الكهف عُصم من فتنة الدجال

    “Barang siapa membaca sepuluh ayat pertama dari Surat Al Kahfi, maka dia akan terlindungi dari fitnah Dajjal”. (HR. Muslim).
    Keutamaan membaca Surat Al Kahfi yang kedua yaitu diampuni dosa dalam dua jumat. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Mardawaih dari Abdullah bin Umar RA.

    مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْن
    Artinya: “Barang siapa yang membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.”

    Keutamaan membaca Surat Al Kahfi yang ketiga yaitu sebagai pengingat hari kiamat. Hal ini terdapat pada Surat Al Kahfi ayat 47:

    وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْاَرْضَ بَارِزَةًۙ وَّحَشَرْنٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ اَحَدًاۚ

    Artinya: “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka”.

    Demikian informasi keutamaan membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat salah satunya agar terhindar dari fitnah Dajjal.[safahad]

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • 7 Ayat Al Quran tentang Larangan LGBT dan Azabnya

    SAFAHAD Technology - Larangan perbuatan LGBT telah disepakati oleh para ulama. Kitab-kitab fiqih menyebut LGBT sebagai perbuatan keji (Al Fahisyah) yang keluar dari ketentuan Allah SWT.
    ilustrasi 7 Ayat Al Quran tentang Larangan LGBT dan Azabnya
    SAFAHAD Technology – Larangan perbuatan LGBT telah disepakati oleh para ulama. Kitab-kitab fiqih menyebut LGBT sebagai perbuatan keji (Al Fahisyah) yang keluar dari ketentuan Allah SWT.

    Sebagian kitab fiqih lain menyebutnya dengan Al-Luwath yang mengacu pada perbuatan kaum Luth. Dalam Alquran pun ada banyak ayat yang menegaskan haramnya perbuatan LGBT.


    Berikut ini 7 ayat Alquran yang menegaskan larangan perbuatan keji tersebut.

    1. Surat Asy-Syu’ara ayat 165-166



    “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.”

    2. Surat Al A’raf ayat 80

    “Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).”

    3. Surat Al Isra ayat 32

    “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”

    Selanjutnya, 4. Surat Al A’raf ayat 33

    4. Surat Al A’raf ayat 33

    “Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”

    5. Surat Hud ayat 181

    “Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” (QS. Hud ayat 81)

    6. Surat Asy-Syu’ara ayat 173-174

    “Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka betapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy Syu’ara ayat 173-174)

    7. Surat An Naml ayat 55

    “Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).”

    Imam Asy Syaukani memaparkan, ayat 55 Surat An Naml merupakan teguran yang disampaikan secara berulang kepada kaum Nabi Luth atas perbuatan mereka yang melampaui batas. Mereka melakukan perbuatan keji hanya untuk memenuhi nafsu.

    Pada akhir ayat 55 Surat An Naml, disebutkan: بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ. ‘Tajhaluun’ memiliki arti yang merujuk pada kebodohan. Imam Asy Syaukani menyebutkan, orang-orang sodom adalah kaum yang bodoh terhadap larangan atas perbuatannya dan akibat yang ditimbulkannya.

    Halaman Selanjutnya…

    Alquran juga menjelaskan tentang ganjaran bagi orang-orang yang menunjukkan persetujuannya atas perilaku menyimpang itu. Hal inilah yang dilakukan oleh istri Nabi Luth yang telah berkhianat karena tidak percaya pada pesan-pesan kebenaran yang dibawa oleh Nabi Luth.

    Istri Nabi Luth malah menyerukan maksiat kepada para tamu Nabi Luth. Dalam pendapat lain, pengkhianatan yang dimaksud adalah bentuk kemunafikan atau hasutan.

    Imam Asy Syaukani, terhadap ayat 54 Surat An Naml, juga menyebutkan dosa bagi mereka yang melihat perbuatan LGBT tapi tetap tidak mengakuinya.

    Penglihatan yang dimaksud adalah penglihatan dengan hati yakni melalui pengetahuannya, atau dengan penglihatan mata kepalanya sendiri. Ini karena perbuatan kaum sodom itu tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi tapi justru secara terang-terangan karena keangkuhan mereka.

    “Dan (ingatlah kisah) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?” (QS An Naml ayat 54).[republika]

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
  • Keutamaan Surat Al Ikhlas dan Waktu Terbaik Membacanya

    SAFAHAD Technology - Berikut surat pendek Al Ikhlas yang ada di dalam kitab suci Al-Quran. Surat Al-Ikhlas disebut sebagai Surah at-Tauhid dalam Al-Quran.
    ilustrasi Keutamaan Surat Al Ikhlas dan Waktu Terbaik Membacanya
    SAFAHAD Technology – Berikut surat pendek Al Ikhlas yang ada di dalam kitab suci Al-Quran. Surat Al-Ikhlas disebut sebagai Surah at-Tauhid dalam Al-Quran. Isi dari Surat Al Ikhlas ini membahas tentang ketuhanan dan ke-Esaan Allah SWT.

    Pada Al-Quran, surat Al Ikhlas ini berada di urutan ke 112 dan terdiri dari 4 ayat. Al Ikhlas adalah surat yang sangat sering dibaca dan sangat mudah dihafalkan.

    Terdapat keistimewaan yang terkandung dalam surat Al Ikhlas. Berikut bacaan tentang surat Al-Ikhlas yang ada pada Al Quran. Surat Al Ikhlas, Mengutip dari Quran.kemenag.go.id:



    قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١

    1. qul huwallāhu aḥad

    Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa”.
    Tafsir: Pada ayat ini, Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Allah.

    Dijelaskan bahwa Allah ini Maha Esa, tidak tersusun dan tidak terbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan suatu apa pun.

    Keesaan Allah itu meliputi tiga hal, yaitu Dia Maha Esa pada Zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada perbuatan-Nya. Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian.

    Selanjutnya, Surat Al Ikhlas Ayat 2

    Maha Esa pada sifat-Allah berarti tidak ada satu sifat makhluk pun yang menyamai-Nya. Dan Maha Esa pada perbuatan-Nya berarti Dialah yang membuat semua perbuatan.

    اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – ٢
    2. allāhuṣ-ṣamad
    Artinya: Allah tempat meminta segala sesuatu.
    Tafsir: Pada ayat kedua ini, Allah memberikan gambaran dan penjelasan mengenai sifatNya.

    Sifat Allah yang Maha Esa ini dimaksudkan sebagai Allah-lah satu-satunya tempat untuk meminta dan memohon. Allah tempat meminta segala sesuatu, dan Allah adalah Sang Pencipta, yang Mahakaya dan Mahakuasa. Dia tidak memerlukan yang lain, sedangkan semua makhluk bergantung kepada-Nya.

    لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – ٣

    3. lam yalid wa lam yụlad

    Artinya: (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
    Tafsir: Pada ayat ketiga, dijelaskan bahwa Allah adalah zat yang Mahasuci.

    Dijelaskan bahwa Allah ini tidak mempunyai anak, Dia tidak pula diperanakkan karena Dia kekal dan tidak bermula. Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.

    وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ – ٤

    4. wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

    Artinya: “Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

    Tafsir: Ayat ini juga menjelaskan tantang sifat dan keagungan Allah SWT.

    Selanjutnya, Keistimewaan Surat Al Ikhlas

    Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Hal yang paling mendasar dalam tafsir surat ini adalah Nabi Muhammad menauhidkan dan menyucikan Allah serta meletakkan pedoman umum dalam beramal saleh.

    Diterangkan juga bahwa perbuatan baik dan buruk manusia nantinya akan mendapatkan balasan dari Allah berupa pahala atau dosa. Keistimewaan Surat Al Ikhlas, Dikutip dari Kaltim.Tribunnews.co:

    1. Surat Al Ikhlas sebanding dengan Sepertiga Al Quran
    Pada suatu hadits dijelaskan bahwa surat Al Ikhlash sebanding dengan Tsulutsul Qur’an (Sepertiga Al Qur’an) karena berisikan tentang tauhid.

    Menurut Abu Sa’id (Al Khudri), seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat Al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”. (HR. Bukhari : 6643)

    Tampak jelas derajat kedudukan surat Al Ikhlas, jadi barang siapa yang membacanya, juga akan mendapatkan pahala besar.

    2. Pembacanya mendapat ganjaran masuk surga

    Pada hadits yang diriwayatkan dalam sunan Tirmidzi, bahwasanya suatu hari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bersama rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mendengar seseorang membaca (Qul huwallahu a ad, Allahu – amad) dan bersabda: “Wajib untuknya” Abu Hurairah pun berkata: apa yang wajib ya rasulullah? Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda: “wajib untuknya surga”.
    (HR. Tirmidzi : 2897).

    Surat Al Ikhlas, dengan izin Allah melindungi orang yang membacanya, jika dibaca bersama surat Al Falaq dan An Naas.

    Selanjutnya, Waktu Terbaik Membaca Surat Al Ikhlas

    3. Pembaca Surat Al Ikhlas mendapat cinta Allah

    Rasulullah bersabda bahwa siapa yang senang membaca Surat Al Ikhlas akan mendapat cinta dari Allah SWT.

    Waktu Terbaik Membaca Surat Al Ikhlas

    1. Dibaca pagi dan Sore

    Menurut Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,
    خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »

    Saat malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam untuk sholat bersama kami, lalu kami menemukannya.

    Ia bersabda, “Apakah kalian telah shalat?” Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah”. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata.

    Beliau bersabda, “Katakanlah”. Tetapi sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah”.

    Hingga aku berkata, “Wahai Rosululloh, apa yang harus aku katakan?” Rosulullaoh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A’UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A’UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akan mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan.” (HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

    Selanjutnya, 2. Dibaca Sebelum Tidur

    2. Dibaca Sebelum Tidur

    ‘Aisyah, beliau rodhiyallohu ‘anha berkata,
    ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

    “Nabi shollallohu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017)

    Tetapi surat Al Ikhlas ini memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa, dan dapat dibaca kapan saja.[tribunnews]

    والله أعلمُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ