Category: AI

  • Google Gemini AI akan Punya Fitur yang Bisa Putar Musik dari Berbagai Layanan Streaming

    Gemini AI, model AI yang dikembangkan oleh Google, semakin dikenal atas kemampuannya sejak diluncurkan secara global pada Desember 2023.
    Chatbot terbaru Google bernama Gemini. Foto: Google
    SAFAHAD TechnologyGemini AI, model AI yang dikembangkan oleh Google, semakin dikenal atas kemampuannya sejak diluncurkan secara global pada Desember 2023. Sebelumnya, Gemini AI telah diintegrasikan ke dalam aplikasi Google Maps di ponsel. Google Gemini kini dikatakan akan mengatasi batasan kemampuan model AI ini.

    Menurut laman Android Authority, Senin (22/4/2024), Google akan menambahkan opsi “Musik” baru ke halaman pengaturan model AI.

    Pengguna dikatakan dapat mendengarkan musik di layanan streaming favoritnya seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, dll. Namun, opsi ini tidak diaktifkan secara langsung atau secara default. Jadi pengguna harus mengaktifkannya secara manual.

    Menurut laporan tersebut, opsi untuk memilih layanan streaming musik pilihan Anda hanya akan muncul di menu pengaturan aplikasi Gemini di perangkat Android tersebut.




    Sayangnya, ketika pengguna mengkliknya, mereka dibawa ke halaman kosong. Artinya, fitur baru Google Gemini masih dalam tahap pengembangan.

    Setelah terintegrasi, Anda dapat menggunakan asisten AI Google untuk memutar musik dari aplikasi pihak ketiga seperti Spotify, Apple Music, atau YouTube Music. Tentu saja kemampuan memutar musik dari aplikasi pihak ketiga bisa menjadi fitur yang bagus, mengingat Google Assistant memiliki kemampuan tersebut.

    Google meluncurkan aplikasi Gemini khusus Android pada bulan Februari, menggantikan asisten virtual di tablet dan ponsel Android.


    Meskipun Gemini memiliki kemampuan AI generatif seperti pembuatan gambar dan teks, peringkasan teks, dan banyak lagi, AI ini masih memiliki kekurangan beberapa fungsi Google Assistant.

    Baca Selengkapnya, Pages/Halaman 2

    Saat ini Google belum memberikan rincian apapun mengenai rencananya untuk memperkenalkan fitur tersebut, namun fitur baru Gemini AI diperkirakan akan tersedia untuk pengguna dalam beberapa minggu mendatang.
  • Indosat Gandeng Nokia Optimalkan Kemampuan Talenta Digital Indonesia dalam AdopsiAI

    Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kemitraannya dengan Nokia dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2024 yang digelar di Barcelona, Spanyol.
    Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Net)
    SAFAHAD TechnologyIndosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kemitraannya dengan Nokia dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2024 yang digelar di Barcelona, Spanyol.

    Kesepakatan yang ditandatangani oleh Vikram Sinha, President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison dan Pekka Lundmark, President and CEO Nokia. Kolaborasi ini menyediakan program pembelajaran dan sertifikasi dari Nokia Bell Labs untuk para mahasiswa Indonesia.

    Kemitraan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi talenta digital di Indonesia dalam mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI).




    Sebagai bagian dari kolaborasi, Indosat dan Nokia menyasar talenta-talenta potensial. Mereka akan diberikan kesempatan mengunjungi salah satu laboratorium riset dan pengembangan inovatif Nokia di berbagai belahan dunia.

    Peserta program akan mendapatkan kesempatan langka untuk berinteraksi langsung dengan para ahli di laboratorium inovasi R&D terdepan Nokia.

    Hal ini untuk menambah pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan teknologi terbaru seperti AI, machine learning, security, dan berbagai inovasi lainnya.

    Selanjutnya, kesepakatan ini juga menjadi babak baru dalam kemitraan jangka panjang…

    Vikram Sinha, President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison mengatakan, kesepakatan ini juga menjadi babak baru dalam kemitraan jangka panjang antara Indosat dengan Nokia.

    “Nokia Bell Labs tidak hanya akan memperkenalkan generasi muda Indonesia yang cerdas dan berbakat pada kemajuan teknologi terkini, tetapi juga memberdayakan mereka untuk berperan aktif dalam ekonomi digital global yang berkembang pesat,” katanya.

    Ozgur Erzincan, Head of Market Unit Nokia Indonesia menambahkan, Nokia Bell Labs berada di garis depan dalam perkembangan teknologi global.

    “Melalui program ini, kami akan memberikan kesempatan berharga bagi para peserta untuk memperkaya pembelajaran mereka melalui interaksi dengan para pakar kami yang diakui di industri ini,” bebernya.

    Sumber:

  • https://www.suara.com/tekno/2024/03/03/122054/indosat-gandeng-nokia-tingkatkan-kemampuan-talenta-digital-indonesia-dalam-adopsiai
  • Fitur Baru ChatGPT Mampu Mengingat Detail Percakapan dengan Pengguna

    OpenAI baru meluncurkan fitur baru yang memungkinkan mengingat detail percakapan dengan pengguna ChatGPT
    Ilustasi ChatGPT
    SAFAHAD TechnologyOpenAI baru meluncurkan fitur baru yang memungkinkan mengingat detail percakapan dengan pengguna ChatGPT.

    Sebagai informasi, OpenAI kembali membuat perubahan pada platform kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) generatifnya, ChatGPT. Fitur baru ChatGPT kali ini membuat obrolan menjadi lebih lancar.

    Dilansir dari TheVerge, Kamis (15/2), OpenAI kini menambahkan fitur memori, yang berarti ChatGPT akan dapat mengingat hal-hal tentang penggunanya dan percakapan sebelumnya.




    Memori tersebut dapat mencakup semua yang telah anda ungkapkan ke chatbot di masa lalu. Sehingga pengguna tidak perlu mengulanginya setiap kali mengobrol.

    ChatGPT dapat mengingat detail yang disampaikan secara langsung untuk diingat. Ia juga dapat mempelajari tentang penggunanya secara bertahap seiring dengan semakin seringnya Anda menggunakannya.

    Hal ini bertujuan untuk membuat interaksi pengguna dengan bot terasa lebih pribadi. Dengan memori, pengguna tidak perlu memulai dari awal setiap saat ingin menyapa dan mengobrol dengan bot tersebut.

    Selanjutnya, Memori bekerja dalam salah satu dari dua cara…

    Memori bekerja dalam salah satu dari dua cara. Pertama, Anda dapat memberitahu ChatGPT untuk mengingat sesuatu yang spesifik tentang penggunanya.

    Misalnya seperti saat anda selalu menulis kode dalam Javascript, nama bos dan pertanyaan spesifik lainnya. Namun, gagasan tentang chatbot yang mengingat detail tentang pengguna memiliki kelemahan.

    Ada garis tipis antara membantu dan mengganggu, dan OpenAI mengetahui hal ini. Fitur baru ini dibuat agar pengguna dapat memeriksa apa yang diingat bot.

    Pengguna juga bisa meminta untuk melupakan hal-hal tertentu, atau menyesuaikan pengaturan di bagian Kelola Memori. Sangat menarik untuk memikirkan bagaimana fitur memori ini akan membuat interaksi kita dengan ChatGPT lebih personal.

    Idenya adalah untuk mendapatkan chatbot yang lebih terasa seperti asisten yang mengenal Anda, daripada alat yang perlu Anda ingatkan setiap saat.

    Sumber: https://radarkudus.jawapos.com/nasional/694164670/fitur-baru-chatgpt-kini-bisa-mengingat-detail-percakapan-dengan-pengguna-ini-kelemahannya

  • Google Rilis Gemini, ChatBOT AI Pengganti Bard

    Google telah mengganti nama platform chatbot kecerdasan buatan (AI) Bard menjadi Gemini, menjadikannya keluarga model AI tercanggih milik perusahaan.
    Chatbot terbaru Google bernama Gemini. Foto: Google
    SAFAHAD TechnologyGoogle telah mengganti nama platform chatbot kecerdasan buatan (AI) Bard menjadi Gemini, menjadikannya keluarga model AI tercanggih milik perusahaan.

    “Misi kami dengan Bard selalu memberikan akses langsung ke model kecerdasan buatan kami, dan Gemini mewakili keluarga model paling canggih kami. Untuk mencerminkan ini, Bard sekarang akan dikenal sebagai Gemini,” kata Wakil Presiden dan General Manager Gemini experiences dan Google Assistant Sissie Hsiao dalam postingan blog Google, Kamis (8/2).

    Gemini menawarkan pengguna kemampuan untuk berinteraksi dengan model Pro 1.0 di lebih dari 230 negara dan 40 bahasa. Google memperkenalkan Gemini Advanced dan Gemini untuk seluler, dua fitur baru yang menjanjikan untuk bekerja lebih baik dengan kemampuan kecerdasan buatan terbaik Google.



    Google telah meluncurkan Gemini Advanced, sebuah pengalaman baru yang memungkinkan pengguna mengakses Ultra 1.0, model kecerdasan buatan terbesar dan paling canggih dari perusahaan.

    Evaluasi buta menunjukkan bahwa Gemini Advanced dan Ultra 1.0 adalah chatbot terbaik dan bagus untuk tugas-tugas kompleks. Dengan model Ultra 1.0, Gemini Advanced menangani tugas-tugas yang sangat kompleks seperti coding, penalaran logis, mengikuti instruksi rumit, dan berkolaborasi dalam proyek kreatif.

    Gemini Advanced memungkinkan pengguna melakukan percakapan lebih panjang dan lebih rinci. dan juga lebih memahami konteks dari prompt sebelumnya.

    Gemini Advanced berfungsi menjadi tutor pribadi, membuat instruksi langkah demi langkah dan percakapan interaktif yang sesuai dengan gaya belajar pengguna.

    Selanjutnya, Fitur ini juga diklaim unggul dalam skenario coding

    Fitur ini juga diklaim unggul dalam skenario coding tingkat lanjut dengan mendukung ide dan mengevaluasi pendekatan pengkodean yang berbeda. pencipta digital juga mendapat manfaat dari pembuatan konten, analisis tren, dan kemampuan penjangkauan audiens yang strategis.

    Gemini Advanced tersedia dalam bahasa Inggris di lebih dari 150 negara dan wilayah dan akan diperluas ke bahasa lain seiring berjalannya waktu. Ini adalah bagian dari Google One AI Premium Plan yang baru, yang berharga $19,99 (Rp312 ribu) per bulan dan dimulai dengan uji coba gratis selama dua bulan.

    Pelanggan dapat mengakses kemampuan multimodal yang diperluas, kemampuan pengkodean interaktif, dan analisis data yang lebih mendalam. Pelanggan AI Premium akan segera dapat menggunakan Gemini di Gmail, Docs, Slides, Sheets dan lainnya. Selain itu, Google juga mengumumkan bahwa aplikasi Gemini juga akan tersedia di smartphone.

    “Kami mendengar bahwa Anda ingin cara yang lebih mudah untuk mengakses Gemini di ponsel Anda. Jadi hari ini kami mulai meluncurkan pengalaman seluler baru untuk Gemini dan Gemini Advanced dengan aplikasi baru di Android dan di aplikasi Google di iOS,” kata Hsiao.

    Gemini untuk seluler memungkinkan pengguna mengetik, berbicara, atau menambahkan gambar untuk membantu berbagai tugas, seperti mencari petunjuk arah, membuat gambar kustom, dan menulis pesan teks yang rumit. Di Android, Gemini adalah asisten jenis baru yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu pengguna menyelesaikan tugas.

    Jika mengunduh aplikasi Gemini atau mengaktifkannya melalui Google Assistant, pengguna akan dapat mengaksesnya dari aplikasi atau dari tempat lain di mana pengguna biasanya mengaktifkan Google Assistant, seperti menekan tombol daya, menggeser sudut pada ponsel tertentu, atau mengatakan “Hai Google“.

    Selanjutnya, Berbagai fitur suara Google Assistant tersedia

    Berbagai fitur suara Google Assistant tersedia melalui aplikasi Gemini, seperti mengatur timer, melakukan panggilan telepon, dan mengontrol perangkat rumah pintar. Untuk iOS, Google menawarkan akses ke Gemini langsung dari aplikasi Google.

    Gemini tersedia dalam bahasa Inggris di ponsel Android dan iOS di AS dan akan tersedia secara umum dalam beberapa minggu mendatang. Pengguna akan dapat mengakses dari berbagai lokasi dalam bahasa Inggris, Jepang, dan Korea, dan lebih banyak negara dan bahasa akan segera hadir.

  • Mesin Pencarian Neeva Bikinan Eks Karyawan Google, Lebih Cepat dan Ringan

    SAFAHAD Technology - Google adalah mesin pencari yang dominan di dunia saat ini, dan siapa yang tahu berapa lama akan tetap seperti itu.
    Ilustrasi aplikasi pada ponsel pintar atau smartphone
    SAFAHAD TechnologyGoogle adalah mesin pencari yang dominan di dunia saat ini, dan siapa yang tahu berapa lama akan tetap seperti itu. Mesin pencari Google diperkirakan digunakan oleh 90 persen populasi dunia.

    Google, yang memulai bisnis mesin pencari 20 tahun lalu, kini menjadi mesin pencari default untuk semua aplikasi browser lainnya, menurut data yang dirilis minggu lalu oleh The Verge.

    Namun, Google tidak sendirian di dunia mesin pencari. Beberapa kompetitor menawarkan keunikan atau fitur khusus tersendiri, seperti Microsoft Bing yang menawarkan hasil pencarian lebih luas, atau DuckDuckGo yang menawarkan privasi dan keamanan data pengguna.




    Dan pesaing terbaru Google, Neeva, memberi Anda perasaan bahwa Anda mungkin menggunakan mesin telusur yang lebih ringan dan lebih cepat daripada Google.

    Gs.statcounter.com melaporkan hingga Juni 2023, pasar mesin pencari global masih didominasi Google dengan pangsa 92,66 persen.


    Bing saat ini menempati posisi kedua dengan nilai 2,76%.

    Selanjutnya, Menguak Dominasi Google

    Menguak Dominasi Google

    Dominasi 90% lebih Google di pasar mesin pencari bukanlah suatu kebetulan. Salah satu faktor yang memperkuat dominasi Google sebagai mesin pencari yang paling banyak digunakan adalah nama Google yang sangat diingat untuk produk mesin pencarinya.

    Terakhir, ada cara lain Google untuk mempertahankan dominasinya di pasar mesin pencari. The Verge melaporkan bahwa Google membayar Apple dengan biaya tahunan $15 juta untuk menjadi mesin pencari default untuk browser Apple, Safari.

    Selain itu, Google juga membayar sekitar $450 juta per tahun untuk menjadikan browser Mozilla, atau Firefox, sebagai mesin telusur defaultnya. Namun, Samsung dilaporkan mencoba mengakhiri kemitraannya dengan Google pada tahun 2023, tetapi itu tidak terwujud karena Samsung khawatir hal itu dapat berdampak luas bagi perusahaan lain.

    Selain mesin pencarinya, Google juga memiliki Android, sistem operasi terpopuler di dunia untuk perangkat digital, dengan sekitar 78 persen penggunanya di pasar. Google juga memiliki produk browser Chrome. Ini adalah browser yang paling banyak digunakan mencapai 62% pengguna.

    Didirikan oleh dua mantan karyawan Google Sridhar Ramaswamy dan Vivek Raghunathan, Neeva tampaknya akan menantang dominasi Google di pasar mesin pencari.

    Namun, Sridhar yang sebelumnya bekerja di divisi periklanan Google memutuskan untuk meluncurkan Neeva karena Sridhar dan Vivek sedang mengerjakan mesin pencari yang berpusat pada pengguna.

    Halaman Selanjutnya…

    Menurut Sridhar, dikutip The Verge, menyebut Google tidak berkinerja baik sebagai mesin pencari karena hanya menampilkan hasil pencarian teratas berdasarkan iklan dari perusahaan yang membayar Google. Selain itu, Sridhar mengatakan Google mengumpulkan data pengguna untuk mempersonalisasi iklan.

    Cara ini dianggap melanggar privasi pengguna, karena data ini mungkin berasal dari mikrofon, kamera, atau bahkan tempat-tempat yang sering dikunjungi pengguna.

    Dikembangkan selama dua tahun, Neeva didasarkan pada kecerdasan buatan (AI) dan bertujuan untuk memberi pengguna pengalaman terbaik saat menggunakan mesin pencari. Apakah ini akan menjadi penantang nyata bagi Google?