Notification

×

Iklan

Iklan

Makna Hari Kesaktian Pancasila dan Lima Sila yang Terkandung di Dalamnya

Rabu, 02 Oktober 2024 | Kali Dibaca Last Updated 2024-10-01T23:16:32Z
Advertisement

Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
Kesaktian Pancasila,Sejarah,Hari kesaktian Pancasila,Pancasila,1 Oktober Hari Apa,1 Oktober Memperingati Hari Apa,1 Oktober Memperingati Hari,Tanggal 1 Oktober Memperingati Hari Apa,Hari Kesaktian Pancasila 2024,Tanggal 1 Oktober Hari Apa,Hari 1 Oktober Hari Apa,Hari Apa Tanggal 1 Oktober,1 Okt Hari Apa,Peringatan 1 Oktober,Kesaktian Pancasila 2024,Hari pancasila,Sejarah Hari Kesaktian Pancasila,Hari Lahir pancasila,Sejarah Kesaktian Pancasila,1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila,Apa Itu Hari Kesaktian Pancasila,Makna Hari Kesaktian Pancasila
Makna Hari Kesaktian Pancasila dan Lima Sila yang Terkandung di Dalamnya. peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober. (Sumber Foto: Direktorat Jendral Pemasyarakatan)
SAFAHAD Technology - Pancasila, sebagai landasan ideologi negara kita, telah menghadapi berbagai ujian kesaktiannya, baik dari sudut pandang politik maupun filosofis. Kehadiran Pancasila memberikan identitas kepada Indonesia dan berfungsi sebagai 'perekat' yang kokoh untuk menyatukan seluruh elemen dalam satu ikatan.

Setiap tahunnya, tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Momentum ini sangat penting bagi bangsa Indonesia karena bertujuan mengenang jasa para pahlawan yang gigih mempertahankan ideologi tersebut.

Kelima sila dalam Pancasila mengajarkan kita semua untuk hidup harmonis dan saling menghargai meskipun memiliki perbedaan agama, suku, atau latar belakang. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana Pancasila bisa menyatukan bangsa Indonesia serta makna masing-masing sila tersebut.

Ujian dan Kekuatan Pancasila

Pada awal tahun 1960-an, ketegangan meningkat akibat munculnya gerakan komunis yang dianggap sebagai ancaman terhadap keberadaan Pancasila. Peristiwa Gerakan 30 September menjadi salah satu momen kunci yang menguji keutuhan Pancasila sebagai dasar pemersatu bangsa saat menghadapi konflik ideologis.

Di era Orde Baru, tantangan baru muncul ketika Pancasila sering digunakan sebagai instrumen untuk menjaga kekuasaan politik sekaligus membatasi kebebasan berekspresi dan demokrasi. Pada masa itu, rezim menetapkan bahwa hanya ada satu asas politik yaitu Pancasila, praktik ini pada gilirannya membatasi pluralisme serta ruang diskusi politik di masyarakat.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar, Pancasila telah terbukti menjadi alat yang efektif untuk mempersatukan bangsa pasca-konflik serta sebagai pedoman dalam menghadapi masalah politik dan sosial yang muncul.

Baca Selengkapnya, Makna Lima Sila dalam Pancasila

Makna Lima Sila dalam Pancasila:


1. Sila Pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa"
Sila ini menekankan pentingnya saling menghargai perbedaan agama di Indonesia. Dengan beragamnya keyakinan yang ada, kita diajak untuk saling menghormati satu sama lain demi menciptakan kehidupan yang harmonis.

2. Sila Kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab"
Sila ini mengeksplorasi bagaimana seharusnya kita bersikap adil dan sopan kepada semua orang tanpa memandang siapa mereka. Ini mengingatkan kita akan kewajiban bersikap baik dan memberikan penghargaan terhadap setiap individu karena semua manusia memiliki hak yang setara.

3. Sila Ketiga "Persatuan Indonesia"
Dalam sila ini, ditekankan bahwa generasi muda Indonesia harus senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa mengingat keragaman suku dan budaya di tanah air kita.

4. Sila Keempat "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan"
Sementara itu, sila ini menunjukkan betapa pentingnya setiap suara di Indonesia; keputusan hendaknya dibuat melalui musyawarah berdasar kebijaksanaan. Oleh sebab itu, penting bagi setiap keputusan untuk dicapai dengan cara berunding secara mufakat.

5. Sila Kelima "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
Yang terakhir ini menggambarkan betapa pentingnya keadilan sosial agar setiap individu mendapat akses serta sumber daya yang setara terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja.

Karena itu, Pancasila lebih dari sekadar prinsip; ia merupakan jiwa dari negara kita. Ia menjadi dasar filosofis yang mengarahkan sikap, interaksi, dan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.

Baca Selengkapnya, Pages / Halaman 3
Pancasila bukan sekadar himpunan prinsip, namun merupakan esensi dari identitas bangsa kita. Sebagai landasan filosofis, Pancasila membentuk perilaku kita serta cara berinteraksi dan menjalankan pemerintahan di tanah air.

Sebagai generasi penerus yang kelak akan mengambil alih kepemimpinan, sangat penting bagi kita untuk memahami sekaligus menjaga nilai-nilai Pancasila agar selalu hidup dalam setiap aksi dan keputusan yang kita ambil.

Pancasila bukan hanya sekadar warisan, melainkan juga petunjuk arah masa depan. Mari tunjukkan bahwa nilai-nilai ini tidak hanya tetap relevan tetapi juga penting bagi Indonesia baik hari ini maupun di masa mendatang.

Editor: Abdul Hamid

CLOSE