Notification

×

Iklan

Iklan

Mengenal Mongolia: Sebuah Bangsa yang Pernah Ditakuti sebagai Penakluk Dunia

Jumat, 06 September 2024 | Kali Dibaca Last Updated 2024-09-05T19:23:35Z
Advertisement

Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
Mongolia,Vladimir Putin,Mongolia Dimana,Mongolia Ibu Kota,Ibu Kota Mongolia,Orang Mongolia,Bangsa Mongolia,Kekaisaran Mongolia,Negara Mongolia,Mongolian News,Mongolia Population,Mongolia Tours,Tour Mongolia,Vladimir Poutine Jeune,Vladimir Poutine,Vladimir Vladimirovich Putin,Vladimir Vladimirovič Putin,International,Sejarah
Suasana aktivitas warga di Lapangan Sukhbaatar, Ulan Bator, Mongolia. Shutterstock
SAFAHAD Technology - Kunjungan Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Mongolia pada Selasa, 3 September 2024, menarik perhatian dunia. Hal ini disebabkan oleh status Putin sebagai buronan ICC terkait dugaan kejahatan perang, sementara Mongolia sebagai anggota ICC memutuskan untuk tidak menangkapnya.

Putin disambut dengan penuh kehormatan, menciptakan reaksi negatif dari Ukraina yang menganggap tindakan tersebut sebagai serangan terhadap prinsip-prinsip keadilan internasional.

Terlepas dari kritik yang ditujukan kepada Rusia dan ICC, penting untuk mengenal lebih jauh mengenai sejarah luar biasa umat manusia di Mongolia. Berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai bangsa ini berdasarkan informasi dari Kedutaan Besar Mongolia untuk Amerika Serikat:

Bangsa Pengembara

Sejak zaman prasejarah, berbagai etnis telah menghuni wilayah Mongolia. Mayoritas di antara mereka merupakan pengembara yang seiring waktu membentuk konfederasi terkenal dalam sejarah. Konfederasi pertama ini adalah Xiongnu yang dipersatukan oleh Modun Shanyu sekitar tahun 209 SM.

Jenghis Khan

Pada tahun 1206, Chinggis Khan yang juga dikenal sebagai Jenghis Khan mendirikan Kekaisaran Mongol; sebuah kekaisaran terluas dalam sejarah umat manusia. Wilayah kekuasaan Kekaisaran Mongol meliputi tanah bagian barat hingga Polandia saat ini dan menjangkau timur hingga semenanjung Korea; utara menuju Siberia serta selatan sampai jazirah Arab dan Vietnam dengan total luas mencapai sekitar 33 juta kilometer persegi.

Kubilai Khan

Pada tahun 1227, setelah wafatnya Jenghis Khan, Kekaisaran Mongol tersegmentasi menjadi empat kerajaan. Pada tahun 1260, cucu Chinggis Khan, Kubilai Khan, menduduki takhta sebagai pemimpin salah satu dari empat kerajaan yang mencakup wilayah Mongolia dan Tiongkok saat ini. Selanjutnya, pada tahun 1271, Kubilai Khan secara resmi mendirikan Dinasti Yuan. Dinasti Yuan merupakan dinasti asing pertama yang memerintah seluruh Tiongkok hingga akhirnya digulingkan oleh Dinasti Ming pada tahun 1368.

Baca Selengkapnya, Kejatuhan Kekaisaran Mongolia

Kejatuhan Kekaisaran Mongolia

Selama berabad-abad berikutnya, konflik internal serta proses ekspansi dan kontraksi mengakibatkan kemunduran kekuatan mereka hingga jatuh ke tangan dinasti Manchu Qing. Mereka berhasil menaklukkan Mongolia Dalam pada tahun 1636 dan Mongolia Luar pada tahun 1691. Selama dua ratus tahun berikutnya, Mongolia berada di bawah pemerintahan Dinasti Qing hingga tahun 1911.

Revolusi Rakyat

Mongolia memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1911 di bawah pimpinan Bogd Khan, seorang tokoh spiritual Buddha Tibet Mongolia. Namun demikian, pemerintah Cina tetap menganggap "Mongolia Luar" sebagai bagian integral dari teritorinya dan melakukan invasi terhadap negara tersebut pada tahun 1919.

Pada Tahun 1921, Revolusi Rakyat berhasil meraih kemenangan di Mongolia dengan dukungan Tentara Merah Rusia; dengan demikian bangsa ini menjadi negara sosialis kedua di dunia. Setelah meninggalnya Bogd Khan pada tahun 1924, Republik Rakyat Mongolia diproklamasikan dan konstitusi pertamanya diadopsi.

Di Bawah Rezim Komunis

Mongolia mengalami hampir tujuh dekade di bawah rezim Komunis yang didominasi oleh Uni Soviet, dari tahun 1921 hingga 1990. Pada musim gugur 1989 dan musim semi 1990, munculnya arus pemikiran politik baru mulai mengubah lanskap negara ini, terinspirasi oleh glasnost dan perestroika di Uni Soviet serta runtuhnya rezim Komunis di Eropa Timur. Pada bulan Maret 1990, revolusi demokratis yang dimulai dengan aksi mogok makan untuk menggulingkan pemerintah berujung pada transisi damai dari komunisme. Penolakan terhadap komunisme tersebut membawa Mongolia menuju pembentukan sistem multi-partai, pengesahan konstitusi baru, serta peralihan ke ekonomi pasar.

Perubahan dari Sosialis ke Demokrasi

Selama dua dekade terakhir, Mongolia telah berhasil mentransformasikan dirinya dari sebuah negara sosialis dengan ekonomi terencana menjadi sebuah negara demokrasi multi-partai yang dinamis dan memiliki salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Geografi dan Populasi

Mongolia merupakan negara daratan terbesar kedua di dunia dengan luas wilayah mencapai 1,56 juta kilometer persegi. Terletak di Asia Utara, Mongolia berbatasan langsung dengan Rusia di utara serta Cina di selatan, timur, dan barat. Negara ini adalah salah satu yang paling tidak padat penduduknya secara global; meskipun memiliki populasi lebih dari 3,1 juta orang, mereka tersebar dalam area seluas itu. Ulaanbaatar berfungsi sebagai ibu kota sekaligus kota terbesar Mongolia dan menjadi tempat tinggal bagi sekitar 45% populasi nasional.

Editor: Abdul Hamid
Referensi: https://dunia.tempo.co/read/1912246/mengenal-mongolia-bangsa-yang-pernah-ditakuti-sebagai-penakluk-dunia

CLOSE