Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah dan Makna Bubur Asyura pada Peringatan 10 Muharam

Selasa, 16 Juli 2024 | Kali Dibaca Last Updated 2024-07-16T11:18:11Z
Advertisement

Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
Bubur Asyura,Tradisi Bubur Asyura,10 Muharam,Sejarah Bubur Asyura,Makna Bubur Asyura,Kesultanan Siak,Sejarah,Islam,Lifestyle,Tradisi,Riau,Bubur Asyura Adalah,Resep Bubur Asyura,Cara Membuat Bubur Asyura,41 Bahan Bubur Asyura,Bahan Bubur Asyura,Bubur,Muharam,Makanan,Kuliner
Sejarah dan Makna Bubur Asyura pada Peringatan 10 Muharam
SAFAHAD Technology - Pada peringatan 10 Muharam 1446 Hijriah atau tahun 2024 Masehi, sebagian masyarakat Muslim Indonesia memiliki tradisi membuat Bubur Asyura.

Bubur Asyura biasanya disiapkan secara bersama-sama dalam jumlah besar. Setelah matang, bubur ini akan dibagikan kepada warga sekitar.

Namun, bagaimanakah asal usul dari Bubur Asyura?
Mengacu pada laman warisanbudaya.kemendikbud.go.id, Selasa (16/7/2024), Bubur Asyura atau yang juga dikenal sebagai Bubur Asyuro merupakan olahan nasi dicampur dengan berbagai jenis kacang-kacangan dan bahan lainnya.
Tradisi sedekah melalui pembuatan Bubur Asyuro bermula pada masa Kesultanan Siak ke-11 dan berlanjut hingga era Sultan Siak ke-12. Namun seiring waktu, kebiasaan ini sempat menghilang pada dekade 1980-an.

Selain itu, sultan-sultan lainnya di bulan Muharam sering melaksanakan puasa sunnah dan kemudian berbuka dengan hidangan Bubur Asyura. Pada zaman dahulu, buburnya dibuat menjelang petang untuk berbuka puasa sunnah tanggal 10 Muharam, setelah itu dilanjutkan dengan acara pemberian sedekah oleh sultan.

Di masa lalu di Siak pernah dilakukan persiapan memasak Bubuk Asyura bersama guru-guru agama serta masyarakat sepanjang jalan turap hingga depan Istana Siak. Hidangan tersebut disantap bersama oleh lebih dari seribu orang sehingga mampu menembus Museum Rekor Indonesia (MURI) dan tercatat sebagai rekor nasional.

Baca Selengkapnya, Pages/Halaman 2
Saat ini pun tradisi tersebut masih diteruskan oleh pemerintahan setempat setiap tanggal 10 Muharam setiap tahunnya di Istana Siak melalui acara sedekah berupa pembuatan dan pembagian Bubur Asyura.

Adapun untuk variasi khas Aceh dari Bubur Asyura, terdiri atas campuran 41 jenis bahan termasuk rempah-rempah pilihan.

Di antaranya, bahan utama terdiri dari sayuran, beras, jagung, kacang hijau, kedelai, kacang tolo, ketela pohon, kacang tanah, pisang dan ubi jalar. Sementara itu bumbu-bumbu yang digunakan meliputi bumbu gulai, daun pandan, serai, kayu manis dan garam.

Pembuatan bubur ini memerlukan waktu lebih dari tiga jam sebelum dapat disajikan untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Tradisi memasak bubur Asyura pada tanggal 10 Muharam memiliki makna mendalam sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan.

Karena pelaksanaan tradisi ini dilakukan secara bergotong-royong oleh warga setempat. Momen ini juga menjadi sarana penting untuk mempererat tali silaturahmi serta menumbuhkan jiwa sosial di antara para warga.

CLOSE