Notification

×

Iklan

Iklan

Kebiasaan Mematikan Mesin Mobil yang Gak Ada Manfaat

Rabu, 22 Mei 2024 | Kali Dibaca Last Updated 2024-05-22T01:26:22Z
Advertisement

Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
SAFAHAD Technology - Seringkah melakukan tiga kebiasaan buruk ini saat mematikan mesin diesel atau bensin?
Ilustrasi
SAFAHAD Technology - Seringkah melakukan tiga kebiasaan buruk ini saat mematikan mesin diesel atau bensin? Ya, pengguna mobil biasanya melakukan beberapa kebiasaan sebelum mematikan mesin. Ternyata ada kebiasaan buruk yang sebenarnya tidak diperlukan.

1. Mesin Diesel Disarankan Tidak Boleh Langsung Dimatikan Setelah Dipakai

Ada yang mengatakan bahwa setelah selesai memakai mobil diesel, jangan langsung dimatikan, jadi biarkan saja mesin idle untuk beberapa saat.

Rupanya hal ini tidak berlaku untuk semua mobil diesel, hanya untuk mobil yang pakai turbo saja. Namun jangan salah, ada situasi di mana sebaiknya tidak langsung mematikan mesin saat berhenti atau parkir.
“Misal dia habis kecepatan tinggi, langsung parkir, dan dimatikan mesinnya. Itu artinya, kondisi turbo sedang panas-panasnya dan tidak ada yang mendinginkan karena tidak ada perputaran kipas, jadi panas terus dan lama. Secara logis memang bisa merusak turbo” kata Suparna dikutip dari Otomania.com.

Suparna ini adalah Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak. Jika setelah dengan kecepatan tinggi kemudian dibawa dengan kecepatan santai, tidak perlu menunggu hingga idle sebelum mematikan mesin. Sebab, kondisinya komponen turbonya sudah dingin.

“Misal dari Cipali di mana kecepatan tinggi, berhenti di rest area, bisa tunggu dulu dua menit baru dimatikan (mesinnya). Tapi kalau sempat jalan yang agak padat, atau mesin stasioner, langsung dimatikan enggak apa-apa” kata Suparna.

Baca Selengkapnya, 2. Geber Mesin Sebelum Mematikan Mesin

2. Geber Mesin Sebelum Mematikan Mesin

Sebelum mematikan mobil, tekan pedal gas dalam-dalam, pada umumnya kebiasaan ini biasanya dilakukan karena melihat kebiasaan orang tuanya dan turun temurun. Alasannya untuk mengisi aki, agar saat mesin dihidupkan kembali nanti tidak ada masalah dan aki tidak habis.

Belum ada penelitian yang lebih mendalam mengenai benar atau tidaknya hal ini, namun yang jelas kendaraan tidak dirancang untuk hal tersebut. Jika digas sebelum dimatikan akan menimbulkan akibat lain, yakni mesin akan overrunning, putaran tinggi tanpa beban, sehingga kurang baik untuk performa mesin.

“Apalagi kendaraan sekarang (baru) saya pastikan tidak memerlukan itu. Sistem pengisian (aki) sekarang sudah sangat sempurna dibandingkan dulu, jadi kalau selesai dipakai, mau dimatikan, matikan saja” kata Suparna.

“Dia tanpa beban dan justru itu bisa merusak komponen kalau selalu dilakukan (digas sebelum matikan mesin)” jelasnya. “Kedua, akan menimbulkan pemborosan bahan bakar, dia akan membuang bahan bakar dimana tidak dipakai untuk menggerakkan kendaraan” jelas Suparna.

Selain itu, terdapat lebih banyak polusi karena lebih banyak bahan bakar yang digunakan pada putaran yang lebih tinggi. Jadi nanti akan kotor dan tidak perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya, 3. Mobil Parkir dengan Roda Posisi Belok

3. Mobil Parkir dengan Roda Posisi Belok

Dan kebiasaan ketiga adalah posisi setir mobil tidak lurus saat mesin dimatikan. Jika posisi setir tidak lurus, hal pertama yang berkaitan dengan keselamatan. Misalnya saat memutar kemudi dengan tergesa-gesa, pengemudi tidak sadar dan terkadang panik karena arah kendaraan tidak lurus.

Power steering yang menggunakan fluida mempunyai tekanan yang tidak seimbang antara satu sisi dengan sisi lainnya. Yang akan dapat menyebabkan kebocoran pada sistem power steering.

CLOSE