Notification

×

Iklan

Iklan

Pidato Tahunan Terakhir Menlu Retno Marsudi: Ada Satu Utang Belum Terbayar, Kemerdekaan Palestina

Senin, 08 Januari 2024 | Kali Dibaca Last Updated 2024-01-08T09:28:54Z
Advertisement

Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan 2024 di Museum Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 di Museum Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024) (Sumber: Kompas TV)
SAFAHAD Technology - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan 2024 di Museum Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).

Pernyataan ini adalah pidato tahunan terakhir Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri di Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pidatonya, Retno mengingatkan bahwa Republik Indonesia masih punya utang yang belum terbayar di dunia internasional, yakni kemerdekaan Palestina.

"Gedung ini mengingatkan ada satu utang kita yang belum terbayar, yaitu kemerdekaan Palestina. Tahun 2023 merupakan tahun yang sangat buruk bagi bangsa Palestina. Menjelang tutup tahun 2023, lebih dari 21 ribu orang kehilangan nyawa di Gaza akibat kekejaman Israel,” kata Retno, Senin (8/1).
"Indonesia terus konsisten dan berada di garis depan bersama dengan bangsa Palestina memperjuangkan hak-hak mereka,” lanjutnya. Palestina adalah satu-satunya negara peserta Konferensi Asia-Afrika 1955 yang belum merdeka.

Retno menekankan, Indonesia akan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui berbagai jalur. Indonesia pun telah mendirikan konsul kehormatan di Ramallah, Tepi Barat sejak 2016.

Lebih lanjut, Retno mengkritik “standar ganda” yang diterapkan berbagai negara soal isu Palestina. Ia menyebut negara Global North kerap berceramah soal hak asasi manusia, tetapi abai dengan hak asasi manusia bangsa Palestina.

Selanjutnya, Halaman 2

"Kasus Palestina menunjukkan double standard sejumlah negara di dunia, terutama The Global North. Sejumlah negara The Global North mendadak diam menyaksikan pelanggaran kemanusiaan. Ke mana semua kuliah yang sering mereka berikan mengenai HAM?” kata Retno.

“Bukankah bangsa Palestina punya hak yang sama dengan kita semua? Kenapa seakan nilai bangsa Palestina lebih rendah dari kita semua? Indonesia akan terus berjuang demi Palestina,” imbuhnya.

Retno menambahkan, ia akan hadir ke Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda untuk memberikan advisory opinion. Retno menekankan, pernyataan tersebut akan berisi bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak boleh lupa dengan perjuangan Palestina secara politik maupun hukum internasional.

Sejauh ini, Israel diseret ke Mahkamah Internasional oleh Afrika Selatan atas tuduhan genosida Palestina di Jalur Gaza.

Sejak 7 Oktober lalu, menurut data terkini Kementerian Pertahanan Palestina, Israel telah membunuh setidaknya 22.835 jiwa di Jalur Gaza dan 332 di Tepi Barat. Lebih dari setengah korban serangan Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sumber: Kompas TV

CLOSE