SAFAHAD Technology - Belum kata usai, eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina lalu kita sebagai masyarakat dunia internasional dikejutkan kembali oleh konflik berkepanjangan antara militan Hamas dan Tentara Israel di jalur Gaza dan sekitarnya.
Alhasil, tanpa bisa dipungkiri atas peristiwa tersebut telah menyisakan memilukan bagi masyarakat internasional di seluruh dunia. Teridentifikasi, selama 3 hari (07-09/10/2023) konflik bersenjata terjadi telah menewaskan setidaknya terdapat 1200 orang di antara kedua belah pihak atas peristiwa tersebut; 700 jiwa dari warga Israel dan 500 orang di Palestina.
Jumlah korban di atas mungkin saja bertambah. Mengingat, rezim Benjamin Netanyahu menegaskan akan melakukan operasi pedang besi secara berskala besar terhadap bangsa Palestina. Bertujuan, menumpas milisi Hamas tapi kemudian menyisakan korban warga sipil berskala besar di dalamnya bagi warga Palestina.
Sebagaimana, di ungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina (08/10/2023) oleh Media CNN Indonesia, terdapat 78 anak – anak dan jumlah itu bisa saja bertambah. Beriringan dengan kondisi kedua belah pihak untuk saat ini belum ada kesepakatan untuk gencatan senjata dalam menyelesaikan pertikaian yang sedang berlangsung.
Manusia sebagai makhluk sosial di planet bumi pasti mengimpikan kehidupan yang tentram, damai dan sejahtera. Tanpa, menginginkan adanya situasi perang terjadi konflik antar ras, etnis dan negara dalam sebuah bangsa. Sebagaimana, tertuang dalam Piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB); tetap menjaga dan mendukung perdamaian dunia, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) sekaligus menjaga persaudaraan antar bangsa, membangun kerja sama antar negara dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Menjadi pelopor dan ikut serta dalam mengambil tindakan yang mengancam perdamaian dunia, bekerjasama membantu dalam hal kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam dan konflik bersenjata. Mirisnya, apa yang terjadi saat ini berbalik arah fakta yang di harapkan antara milisi tentara Hamas dan Israel. Konflik bersenjata terus saja terjadi, tanpa pernah mengenal kata usai.
Atas, solidaritas kemanusiaan kami menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri. Sesegera mungkin menyerukan untuk mengakhiri peperangan dengan melahirkan perdamaian.
Agar, tercetusnya ketentraman dan mendatangkan ruang khususnya bagi masyarakat palestina yaitu kebebasan hidup dan menghirup udara di tanah leluhurnya.
Halaman Selanjutnya...
Singkatnya, memberikan kedaulatan penuh bagi bangsa Palestina menjadi sebagai bangsa berdaulat yang di akui oleh semua negara di dunia. Berharap, bukan sebaliknya di jadikan suatu ancaman yang tidak berperi kemanusiaan. Berdirinya, tembok berlin seperti; Jerman Timur dan Jerman Barat yang pernah terjadi di masa lampau. Sisanya, penulis mengajak seluruh masyarakat dunia internasional untuk mengutuk keras Benjamin Netanyahu atas tindakannya yang akan menyetop pasokan air dan listrik di jalur gaza. Karena jelas kebijakan itu merupakan tindakan genosida yang berdampak membunuh secara perlahan - lahan bagi warga sipil masyarakat Palestina untuk memiliki kebebasan hidup dan menghirup udara.
Penulis: Sona Adiansyah