Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
ilustrasi Keutamaan Surat Al Ikhlas dan Waktu Terbaik Membacanya
SAFAHAD Technology - Berikut surat pendek Al Ikhlas yang ada di dalam kitab suci Al-Quran. Surat Al-Ikhlas disebut sebagai Surah at-Tauhid dalam Al-Quran. Isi dari Surat Al Ikhlas ini membahas tentang ketuhanan dan ke-Esaan Allah SWT.
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١
1. qul huwallāhu aḥad
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa".
Tafsir: Pada ayat ini, Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Allah.
Maha Esa pada sifat-Allah berarti tidak ada satu sifat makhluk pun yang menyamai-Nya. Dan Maha Esa pada perbuatan-Nya berarti Dialah yang membuat semua perbuatan.
Sifat Allah yang Maha Esa ini dimaksudkan sebagai Allah-lah satu-satunya tempat untuk meminta dan memohon. Allah tempat meminta segala sesuatu, dan Allah adalah Sang Pencipta, yang Mahakaya dan Mahakuasa. Dia tidak memerlukan yang lain, sedangkan semua makhluk bergantung kepada-Nya.
Dijelaskan bahwa Allah ini tidak mempunyai anak, Dia tidak pula diperanakkan karena Dia kekal dan tidak bermula. Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.
Selanjutnya, Keistimewaan Surat Al Ikhlas
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢
2. allāhuṣ-ṣamad
Artinya: Allah tempat meminta segala sesuatu.
Tafsir: Pada ayat kedua ini, Allah memberikan gambaran dan penjelasan mengenai sifatNya.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣
3. lam yalid wa lam yụlad
Artinya: (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Tafsir: Pada ayat ketiga, dijelaskan bahwa Allah adalah zat yang Mahasuci.
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤
4. wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Tafsir: Ayat ini juga menjelaskan tantang sifat dan keagungan Allah SWT.
Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Hal yang paling mendasar dalam tafsir surat ini adalah Nabi Muhammad menauhidkan dan menyucikan Allah serta meletakkan pedoman umum dalam beramal saleh.
Diterangkan juga bahwa perbuatan baik dan buruk manusia nantinya akan mendapatkan balasan dari Allah berupa pahala atau dosa. Keistimewaan Surat Al Ikhlas, Dikutip dari Kaltim.Tribunnews.co:
Menurut Abu Sa’id (Al Khudri), seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat Al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”. (HR. Bukhari : 6643)
Tampak jelas derajat kedudukan surat Al Ikhlas, jadi barang siapa yang membacanya, juga akan mendapatkan pahala besar.
2. Pembacanya mendapat ganjaran masuk surga
Surat Al Ikhlas, dengan izin Allah melindungi orang yang membacanya, jika dibaca bersama surat Al Falaq dan An Naas.
Selanjutnya, Waktu Terbaik Membaca Surat Al Ikhlas
1. Surat Al Ikhlas sebanding dengan Sepertiga Al Quran
Pada suatu hadits dijelaskan bahwa surat Al Ikhlash sebanding dengan Tsulutsul Qur’an (Sepertiga Al Qur’an) karena berisikan tentang tauhid.
Pada hadits yang diriwayatkan dalam sunan Tirmidzi, bahwasanya suatu hari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bersama rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mendengar seseorang membaca (Qul huwallahu a ad, Allahu - amad) dan bersabda: “Wajib untuknya” Abu Hurairah pun berkata: apa yang wajib ya rasulullah? Beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: “wajib untuknya surga”.
(HR. Tirmidzi : 2897).
3. Pembaca Surat Al Ikhlas mendapat cinta Allah
Waktu Terbaik Membaca Surat Al Ikhlas
1. Dibaca pagi dan Sore
Ia bersabda, "Apakah kalian telah shalat?" Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata.
Beliau bersabda, "Katakanlah". Tetapi sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, "Katakanlah".
Hingga aku berkata, "Wahai Rosululloh, apa yang harus aku katakan?” Rosulullaoh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A'UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A'UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akan mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan." (HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Selanjutnya, 2. Dibaca Sebelum Tidur
Rasulullah bersabda bahwa siapa yang senang membaca Surat Al Ikhlas akan mendapat cinta dari Allah SWT.
Menurut Mu'adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,
خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »
Saat malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam untuk sholat bersama kami, lalu kami menemukannya.
2. Dibaca Sebelum Tidur
Tetapi surat Al Ikhlas ini memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa, dan dapat dibaca kapan saja.[tribunnews]
‘Aisyah, beliau rodhiyallohu ‘anha berkata,
( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Nabi shollallohu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017)
والله أعلمُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ