Rabies merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus rabies atau lyssavirus. Penyakit ini ditularkan dari hewan terinfeksi ke manusia melalui liur. Manusia bisa terpapar liur hewan yang terinfeksi melalui gigitan, cakaran, atau paparan langsung pada mukosa seperti mata atau luka terbuka.
“Masa inkubasi rabies umumnya 2-3 bulan, tapi bisa beragam mulai dari satu pekan hingga satu tahun, tergantung berbagai faktor, seperti lokasi masuknya virus dan muatan virus,” jelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti dilansir laman resminya, Sabtu (17/6/2023).
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Imran Pambudi MPHM, sekitar 95 persen kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi. Per April 2023, ada 11 kasus kematian akibat rabies yang terjadi di Indonesia.
Secara klinis, rabies bisa dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah furious rabies yang ditandai dengan hiperaktivitas dan halusinasi. Jenis yang kedua adalah paralytic rabies yang ditandai dengan kelumpuhan dan koma.
Sebagian besar kasus rabies pada manusia merupakan furious rabies. Hanya sekitar 20 persen kasus rabies pada manusia yang merupakan paralytic rabies.
“Setelah gejala klinis muncul, rabies sebenarnya 100 persen fatal (menyebabkan kematian),” kata WHO.
Menurut studi dalam The Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences, gejala hidrofobia dan aerofobia muncul ketika pasien rabies mengalami ensefalitis batang otak.
Di dalam tubuh, hal pertama yang dilakukan oleh virus rabies adalah mengikatkan diri pada reseptor di sel-sel otot dan menyebabkan demam ringan dan nyeri.
Seiring waktu, virus akan mempengaruhi saraf-saraf di dalam tubuh pasien dan memunculkan rasa nyeri atau parestesia pada area luka gigitan hewan.
Virus rabies lalu akan menyebar ke area sistem saraf pusat dan menyebabkan terjadinya ensefalitis yang progresif. Ketika ensefalitis batang otak terjadi, pasien rabies akan menunjukkan gejala seperti hidrofobia, aerofobia, hiperaktivitas, dan fluktuasi kesadaran.
Vaksinasi pada manusia juga dapat dilakukan, baik sebelum maupun setelah terpapar rabies. Vaksinasi sebelum terjadi paparan biasanya direkomendasikan pada orang-orang yang berisiko tinggi, seperti pekerja laboratorium yang menangani virus rabies.[republika]
Leave a Reply