Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
Ilustrasi hacker ditangkap pihak berwajib.(BleepingComputer)
SAFAHAD Technology - Sebanyak 15 juta data dari Bank Syariah Indonesia (BSI) diklaim dicuri oleh kelompok ransomware LockBit 3.0. Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, hal ini diungkapkan oleh akun intelijen dan investigasi dark web yang aktif di Twitter, Dark Tracer, pada Sabtu (13/5/2023) pagi.
Pakar keamanan siber Alfons Tanuwijaya menjelaskan, ransomware Lockbit adalah ransomware yang dikendalikan oleh operator, di mana saat menjalankan aksinya maka operator tersebut akan meninggalkan jejak dan tanda tangan Lockbit pada data atau komputer yang datanya berhasil dienkripsi.
Apa itu ransomware?
Upaya pishing juga bisa melalui percobaan akses nama pengguna dan kata sandi orang untuk masuk ke jaringan dengan membodohi mereka agar berpikir mereka masuk ke jaringan yang benar.
Malware seringkali mengenskripsi komputer yang terinfeksi sehingga tak memungkinkan untuk mengakses kontennya. Menurut Departemen Keuangan AS, bank atau lembaga keuangan AS sendiri telah memproses sekitar 1,2 miliar dolar AS dalam pembayaran terhadap ransomware selama 2021.
Sementara itu, LockBit adalah nama yang diberikan untuk menyebut ransomware yang di belakangnya adalah organisasi kriminal yang juga membawa nama itu. Grup LockBit juga menjual malware tersebut ke operator lain untuk keuntungan finansial yang dikenal sebagai ransomware as a service.
“Kami telah melihat tren nyata dalam geng ransomware yang mengoperasikan 'model afiliasi' di mana mereka menjual akses ke malware ini di web gelap dengan imbalan pembayaran, seringkali dalam mata uang kripto,” kata kepala analisis ancaman global di Dark Tracer, Toby Lewis.
Hal ini menurutnya membuat LockBit bertindak layaknya sebuah waralaba saat menjalankan operasinya. Ia mengatakan, operator LockBit tak hanya mengenkripsi file, namun juga melakukan pemerasan ganda dengan mencuri data dan mengancam merilis secara online.
Selanjutnya, Menuntut pembayaran
Dikutip dari The Guardian, ransomware merupakan malware yang kerap dimasukkan ke dalam jaringan komputer entitas melalui upaya pishing. Masuknya malware biasanya melibatkan penipu yang berupaya membuat penerima mengunduh malware dengan mengklik tautan atau lampiran dalam email.
Menuntut pembayaran
Tuntutan tebusan LockBit dapat berkisar dari ratusan ribu hingga puluhan juta, biasanya berdasarkan jumlah kerusakan yang diyakini telah disebabkan, jenis data yang dicuri, dan seberapa banyak yang mereka yakini mampu dibayar oleh korban.
Di AS, LockBit setidaknya memakan 1.000 korban di seluruh dunia dan telah menghasilkan 100 juta dolar dalam tuntutannya. Sebuah perusahaan keamanan siber AS Trustwave mengatakan, grup LockBit saat ini mendominasi ruang ransomware.
Grup ini juga menawarkan pembayaran besar untuk merekrut aktor berpengalaman. Hal inilah yang menurutnya menyumbang 44 persen serangan pada Januari-September 2022. Ransomware ini sebelumnya juga dikenal dengan Ransomware .abcd, ransomware yang selalu membuat file berekstensi .abcd.[Kompas]
Lockbit seperti halnya kebanyakan grup ransomware, menuntut pembayaran dalam crytocurrency namun juga kerap menuntut pembayaran dalam bentuk aset digital lain.