Notification

×

Iklan

Iklan

Jakarta Kota Termacet ke-29 di Dunia, Kecepatan Rata-rata Cuma 22 Km/Jam

Kamis, 16 Februari 2023 | Kali Dibaca Last Updated 2023-02-18T20:33:48Z
Advertisement

Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
SAFAHAD Technology - Jakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet di dunia. Dalam daftar kota termacet yang dirilis TomTom Traffic Index, Jakarta menempati posisi ke-29.
Jakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet di dunia. Jakarta kini menempati posisi ke-29 kota termacet di dunia.
SAFAHAD Technology - Jakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet di dunia. Dalam daftar kota termacet yang dirilis TomTom Traffic Index, Jakarta menempati posisi ke-29.

TomTom melakukan riset terhadap 389 kota di 56 negara dan 6 benua di dunia. Penentuan kota termacet itu didasari pada perhitungan waktu perjalanan, biaya BBM, emisi karbon, dan kemudahan akses antar kota.

Ada sejumlah jenis kendaraan yang digunakan dalam pengukuran tersebut seperti mobil berbahan bakar bensin, diesel, dan kendaraan listrik. Di Jakarta sepanjang tahun 2022, untuk menempuh jarak sejauh 10 km dibutuhkan waktu 22 menit 40 detik atau 2 menit 50 detik lebih lama ketimbang tahun 2021.
Scroll lanjut Membaca
Dalam cataan TomTom, waktu paling parah berkendara di Jakarta ada pada 9 Desember 2022. Pengendara harus menempuh 29 menit 30 detik untuk berkendara 10 km.

Selama setahun, pengendara menghabiskan waktu 106 jam atau setara dengan 4 hari 10 jam pada jam sibuk. Angka itu meningkat karena pada tahun 2021, hanya 1 hari 3 jam 57 menit waktu tambahan yang dihabiskan di jalan karena macet.

Pada pagi hari, kecepatan kendaraan rata-rata 25 km/jam. Untuk mencapai 10 km butuh waktu 24 menit. Sedangkan pada sore hingga malam hari, kecepatan rata-rata kendaraan 19 km/jam. Jarak 10 km ditempuh dalam waktu rata-rata 31 menit. Secara keseluruhan TomTom Index menghitung, kecepatan rata-rata di Jakarta sepanjang tahun 2022 adalah 22 km/jam.
Di ASEAN, Jakarta menempati urutan pertama kota paling macet. Di bawah Jakarta, ada Bangkok di posisi ke-57, disusul Singapura pada posisi ke-127, dan Kuala Lumpur pada tempat ke 143.

"Tahun ini kami turut menyertakan dampak finansial dari peningkatan biaya kenaikan harga BBM dan kemacetan lalu lintas, konsumsi bahan bakar/kWh dan emisi CO2 saat mengendarai mobil bensin, solar, atau kendaraan listrik di seluruh 389 kota," tulis TomTom Index dalam keterangannya.[Detik]

CLOSE