Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
SAFAHAD Technology - Pada diskusi yang ditayangkan melalui saluran Youtube Video Legend, selain menyebut Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tidak berprestasi, Zeng Wei Jian juga menuduh Anies Baswedan tidak berkontribusi satu kaos pun.
Scroll lanjut Membaca
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu menjelaskan cara berpolitik yang sehat dalam siniar tersebut. Beliau telah mengajarkan budaya baru agar para pejabat publik tidak terjebak dalam korupsi sebagai balas budi.
Oleh karenanya, alumni Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta itu berjanji dan bertanggungjawab akan mengembalikan dan/atau membantu upaya pengembalian dana jika tidak berhasil terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Namun jika berhasil terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017, maka utang tersebut akan dihapuskan dan dianggap lunas sehingga mantan Gubernur DKI Jakarta itu bebas dari kewajiban membayar kembali dana pinjaman.
Pertanyaannya, mengapa kalau kalah harus bayar? Di sinilah kita patut berterima kasih kepada Anies Baswedan yang secara ksatria berani mengambil tanggungjawab tersebut untuk kepentingan seluruh warga DKI Jakarta.
Maka ocehan Zeng Wei Jian itu jelas keliru. Sebab dana kampanye Rp50 miliar (Putaran I) dan Rp42 miliar (Putaran II) itu menjadi beban Anies Baswedan. Karena Anies belum tahu apakah akan menang atau kalah. Dan nilai itu lebih dari harga satu kaos!
Pertanyaan berikutnya, mengapa kalau menang dianggap lunas? Alhamdulillah, Allah telah melindungi mantan Ketum APPSI periode 2019-2022 itu dari sebuah sistem yang selama ini telah menjerat pejabat publik untuk korupsi.
Sebab ketika menang, maka dana pinjaman itu berubah menjadi dukungan untuk DKI Jakarta. Sehingga pejabat publik hanya fokus memimpin dan melayani rakyat dengan sebaik-baiknya. Beliau tidak sibuk proyek untuk membalas budi.
Dengan dinamika yang terjadi belakangan ini, maka mulai saat ini Anies Baswedan perlu diproteksi dari pihak yang bermanuver dengan oligarki. Sebab kita tidak pernah tahu, kapan mereka akan bunyi layaknya Sandi.
Dan satu lagi, ketika purnatugas Anies Baswedan izin menghadap Presiden Joko Widodo untuk berpamitan. Hal yang sama ingin beliau lakukan kepada Prabowo Subianto. Lalu kenapa Ketum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) belum izinkan?.[kbanews]